Warta PLN || 11 Jun 2016
(Denpasar, 11 Juni 2016) PLN mampu menghemat biaya pemeliharaan hingga Rp 60 miliar per tahun. Hal ini dilakukan melalui penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggaran Bali dengan menggunakan pasokan Mini Gas LNG (Liquid Natural Gas). Penggunaan pembangkit berkapasitas 200 MW ini merupakan bentuk nyata dari komitmen PLN Group dalam meningkatkan infrastruktur ketenagalistrikan Indonesia yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Penggunaan Mini Liquid Natural Gas (LNG) untuk PLTDG Pesanggaran sesuai dengan cita-cita Pemerintah Indonesia dalam rangka kontribusi negara-negara untuk mengurangi gas emisi dunia yang dicanangkan dalam Konferensi Perubahan Iklim di Paris, Perancis, dimana Indonesia berperan aktif mengurangi emisi sebesar 29% pada 2030.
PLTDG Pesanggaran terdiri dari empat blok dimana masing-masing blok memiliki tiga unit mesin, didesain menggunakan tiga jenis bahan bakar yaitu HSD (High Speed Diesel), MFO (Marine Fuel Oil), dan Gas. PLTDG yang dikerjakan oleh Consortium Wartsila – PT PP (Persero) ini sudah memulai awal operasi pada 4 April 2015 untuk blok 1 dan beroperasi penuh semua Blok pada 5 Juni 2015. Dengan adanya pasokan gas dari mini LNG yang dilakukan perdana pada Selasa (7/6), bahan bakar utama pembangkit adalah gas, sedangkan HSD dan MFO hanya digunakan sebagai cadangan. Pengunaan LNG dapat menggantikan pemakaian BBM sampai dengan 323 juta liter per tahun. Hal ini tentu saja sejalan dengan program pemerintah dalam mengurangi subsidi BBM.
Dengan berkurangnya penggunaan BBM, polusi pun dapat diminimalisir karena hasil pembakaran lebih bersih. Jumlah Emisi Gas Buang Karbondioksida (CO2) dapat berkurang hingga 268 ribu ton CO2 per tahun atau setara dengan penyerapan CO2 dari 10.000 pohon. Di samping itu, PLTDG yang dikelola oleh anak perusahaan PLN, Indonesia Power, dapat menurunkan kebisingan, getaran, serta limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Keberhasilan penurunan emisi ini sejalan dengan Program Bali Clean and Green Province yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah.
“PLN akan terus mendukung program pemerintah pada bidang lingkungan dan energi baru terbarukan. Ini dibuktikan dengan manfaat lainnya yang ditemukan dalam penggunaan Mini LNG untuk PLTDG Pesanggaran 200 MW yang mampu menghemat biaya pemeliharaan hingga Rp 60 miliar per tahun,” jelas Direktur Utama PLN Sofyan Basir.
Peremajaan PLTD Gas 200 MW Pesanggaran ini merupakan program strategis dalam kelistrikan di Pulau Bali. Program ini terwujud melalui sinergi BUMN dan dukungan dari semua pihak, mulai dari Pemerintah Propinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar hingga masyarakat Bali khususnya masyarakat Banjar Pesanggaran. Supply Gas ke Bali ini ke depannya juga dapat dikembangkan untuk pemanfaatan konsumsi gas di Kota serta melayani kebutuhan pada sektor Pariwisata umumnya dan industri perhotelan khususnya.
Kondisi sistem kelistrikan di Bali saat ini surplus sekitar 470 MW dimana Daya Mampu Pasok sekitar 1.300 MW dengan Beban Puncak sekitar 830 MW, melayani sekitar 1.2 juta pelanggan, dengan Rasio Elektrifikasi per April 2016 sebesar 90,2 % dan target sebesar 92 % pada akhir tahun 2016 dan target sebesar 99.9% pada tahun 2020.
Dengan asumsi pertumbuhan beban sekitar 12% per tahun diperikrakan Beban Puncak pada tahun 2019 mencapai 1.350 MW. Oleh karena itu, saat ini PLN sudah mulai rencana pembangunan SUTET 500 kV Jawa Bali Crossing (2 sirkuit) yang diperkirakan beroperasi tahun 2019/2020 dengan kapasitas maximum 2.500 MW. Dengan kondisi sistem kelistrikan tersebut, kami menjaga Bali sebagai destinasi wisata internasional dengan pelayanan dan keandalan pasokan listrik yang prima.
Saat ini pasokan listrik di Bali berasal dari Pembangkit PLTG Gilimanuk 130 MW, Pembangkit Pemaron 80 MW, PLTU Celukan Bawang 380 MW dan Kabel Laut Jawa Bali 340 MW. Dengan adanya PLTDG Pesanggaran yang dipasok dari mini LNG, maka dipastikan dapat meningkatkan keandalan pasokan listrik pada sistem kelistrikan Jawa-Bali dan yang utama adalah penggunaan energi yang lebih bersih.