Siaran Pers || 09 Jun 2016

Financial Close Date Tercapai, Konstruksi PLTU Jateng Dimulai

Bagikan:


AGUS0197Jakarta, 9 Juni 2016 – PLTU Batang – Jawa Tengah 2 x 1.000 MW siap memasuki tahap konstruksi pembangkit. Hal ini ditandai melalui peresmian Financial Close PLTU Batang – Jawa Tengah yang berlangsung di Istana Negara, Kamis (9/6). Peresmian disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo yang didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Darmin Nasution selaku Ketua Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Acara ini juga dihadiri oleh jajaran Menteri, di antaranya Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Menteri Keuangan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Peresmian dilakukan dengan penyerahan Certificate of Loan Agreement dari Japan Bank International Cooperation (JBIC) kepada Bimasena Power Indonesia (BPI), penyerahan Certificate of CP Completion Financing Date Certificate dari PLN kepada BPI, dan penyerahan Pernyataan Efektif Penjaminan Pemerintah dari Kementrian Keuangan dan Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) kepada BPI.

“Ini adalah proyek besar yang bisa memberikan pesan bahwa untuk kebutuhan dan keperluan rakyat, pemerintah akan ikut menyelesaikan masalah yang ada. Karena kita tahu, kalau proyek ini tidak dimulai, saya sudah membayangkan 2019 itu byarpet-nya akan tambah meluas. Ini karena kebutuhan listrik setiap tahun bertambah, bertambah dan bertambah,” ungkap Jokowi.

Dalam sambutannya, Jokowi juga menegaskan agar investor dapat menjalankan proyek ini dengan sebaik mungkin dan selesai pada 2019.

PLTU Jawa Tengah yang juga dikenal dengan sebutan PLTU Batang merupakan proyek yang dibangun dengan pola Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS/PPP) dengan jaminan yang disediakan oleh PII/IIGF. Proyek KPS PLTU Jawa Tengah ini merupakan proyek KPS skala besar pertama dengan total nilai investasi USD 4,2 miliar, sekaligus proyek KPS pertama yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.

Proyek yang berlokasi di Desa Ujungnegoro Kecamatan Kandeman dan Desa Ponowareng Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang ini digarap oleh BPI yang merupakan konsorsium perusahaan asing dan lokal yaitu PT Adaro Power dengan porsi saham 34 persen, Electric Power Development Co. Ltd sebesar 34 persen dan Itochu Corporation 32 persen.

Sebelumnya, pada Senin (6/6), Direktur Utama PLN Sofyan Basir bersama Direktur BPI Mohammad Effendi menandatangani Jointly Certificate di Kantor PLN Pusat. Penandatanganan ini menandai telah tercapainya Financial Close Date Proyek PLTU Jawa Tengah. Hal ini berarti konstruksi fisik proyek secara kontrak telah dimulai hari itu juga.

Konstruksi pembangkit juga siap dilakukan karena BPI telah melakukan berbagai persiapan di lokasi proyek, seperti pemasangan pagar proyek, pembuatan jalan konstruksi sementara dan drainasi, pembuatan saluran air hujan, penyediaan lahan pengganti beserta saluran irigasinya, dan pembuatan sistem terasering pada bukit yang tidak dipotong. Dengan begitu, pembangkit sudah benar-benar siap dibangun.

Penandatanganan perjanjian kesepakatan pembiayaan proyek (financing agreement) sendiri telah ditandatangani BPI dengan para kreditur pada Jumat (3/6). Pendanaan senilai USD 3,421 miliar ini berasal dari JBIC dan sindikasi bank yang terdiri dari 9 bank komersial, yakni SMBC, BTMU, Mizuho, DBS, OCBC, Sumitomo Trust, Mitsubishi Trust, Shinsei dan Norinchukin.

Proyek ini menerapkan skema Build, Own, Operate, Transfer (BOOT) dengan masa konsesi selama 25 tahun. Proyek ini menjadi bagian dari Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang akan menjadi lokomotif dalam perkembangan ekonomi Jawa.

Tambahan Pasokan 2.000 MVA akan Dorong Sektor Industri Jawa Tengah

PLTU Batang merupakan proyek hulu, untuk dirasakan dampaknya hingga hilir. Rencananya akan dibangun GITET Batang (Pemalang) 500 kV dengan 2 Inter Bus Transformer (IBT) 500/150 kV masing-masing 500 MVA. Selain itu juga akan dibangun GITET 500 kV Tuntang (Ampel) dengan kapasitas yang sama dengan GITET Batang, sehingga total tambahan pasokan ke sistem 150 kV Jawa Tengah menjadi 2.000 MVA.

Tambahan pasokan ke sistem Jawa Tengah hingga 2.000 MVA memberikan peluang yang sangat besar bagi pelanggan industri, seperti pelanggan di Kawasan Industri Kendal (KIK) dan Kawasan Industri Rembang. Tambahan pasokan ini juga akan mendukung rencana pengembangan industri besar di Solo dan Yogyakarta. Jika asumsi beban Industri besar rata-rata 50 MVA, maka dapat menampung sekitar 40 Industri skala besar. Dengan berkembangnya sektor industri di Jawa Tengah, otomatis akan membuka peluang kerja yang lebih banyak bagi masyarakat setempat.

Selain sektor industri, kehadiran PLTU Batang pun akan memberikan peluang yang besar bagi pelanggan rumah tangga. Jika asumsi beban rumah tangga 1.300 VA maka dapat menyambung sekitar 1.500 pelanggan rumah tangga baru.

PLTU Jawa Tengah dibangun dengan menggunakan teknologi terkini, yakni Ultra Super Critical, yang lebih ramah lingkungan dan efisien. PLTU ini nantinya akan memanfaatkan pasokan batubara nasional. Hal ini akan membantu PLN menurunkan biaya pokok produksi (BPP) dan menurunkan subsidi pemerintah kepada PLN. Selain itu, proyek ini akan membuka peluang lapangan kerja kepada minimum 5.000 penduduk setempat dan memberi peluang partisipasi komponen lokal dalam proses produksinya, dan selanjutnya hal ini akan mendorong bergulirnya roda ekonomi nasional.
Kehadiran PLTU Batang diharapkan dapat memperbaiki cadangan pembangkit serta meningkatkan keandalan sistem Jawa Bali, sehingga kondisi siaga atau kritis akibat kekurangan pembangkit tidak terjadi. Saat ini kapasitas terpasang sistem Jawa-Bali sebesar 33.863 MW dengan daya mampu 31.614 MW dan beban puncak 24.589 MW.

“Saat ini kapasitas di sistem interkoneksi Jawa-Bali memang masih surplus. Namun dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi 6-7 persen per tahun dan target rasio elektrifikasi sebesar 98 persen pada 2019, maka PLN perlu menambah kapasitas infrastruktur ketenagalistrikan agar mampu mendukung pertumbuhan ekonomi,” jelas Direktur Utama PLN Sofyan Basir.

Kontak :
Agung Murdifi
Manajer Senior Public Relations
Tlp. 021 7251234
Facs. 021 7227059
Twitter. @agungmurdifi
Email. agung.murdifi@pln.co.Id

  Go Top