Modernisasi memudahkan manusia melakukan lebih banyak hal, menjadikan kehidupan lebih dinamis. Hal ini juga mendorong meningkatnya kebutuhan akan energi. Nah, di tengah meningkatnya kebutuhan tersebut, penggunaan sumber energi terbarukan atau energi hijau menjadi topik yang semakin penting untuk dibicarakan dan diwujudkan.
Artikel ini akan membahas pentingnya mengutamakan penggunaan sumber energi terbarukan, jenis-jenisnya, cara kerja, potensi pengembangannya di Indonesia, serta upaya yang dilakukan PT PLN Persero untuk memberikan sumbangsih terhadap upaya mewujudkan dunia yang lebih hijau.
Menurut situs resmi Persatuan Bangsa-Bangsa, energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber-sumber alami yang tersedia secara terus-menerus meskipun dikonsumsi secara berulang-ulang. Atau singkatnya, sumber energi yang tidak pernah habis. Contoh sumber energi ini adalah matahari, air, angin, hingga panas bumi.
Pemanfaatannya menjadi solusi yang ramah lingkungan dalam pemenuhan kebutuhan energi manusia. Dengan sumber energi hijau, manusia tidak lagi bergantung pada bahan bakar fosil, yang berdampak pada perubahan iklim. Wacana penggunaan energi hijau ini semakin sering muncul karena seiring perkembangan teknologi, pemanfaatan sumber terbarukan juga menjadi semakin efisien dan mudah diakses sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak beralih dari energi fosil menuju energi terbarukan.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, semakin banyak pula pilihan sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan oleh umat manusia. Antara lain:
Energi matahari merupakan sumber energi yang paling melimpah. Teknologi yang ada saat ini dapat memanfaatkan energi Sang Surya, bahkan saat cuaca berawan. Kecepatan energi matahari yang dapat diserap Bumi adalah 10 ribu kali lebih besar daripada kecepatan konsumsi energi manusia.
Angin dapat menjadi sumber energi dengan memanfaatkan energi kinetik yang dihasilkannya. Meskipun kecepatan angin berbeda-beda di setiap lokasi, potensi energi yang dapat dihasilkan dengan memanfaatkan angin melebihi produksi listrik global saat ini. Bahkan, di beberapa negara seperti di Indonesia, memiliki kecepatan angin yang kencang, sehingga dapat menghasilkan energi yang melimpah.
Sumber energi ini berasal dari energi termal yang terdapat di dalam bumi. Panas diekstraksi dari reservoir panas bumi ke permukaan. Sumber energi panas bumi bahkan sudah dilakukan sejak 100 tahun yang lalu.
Energi hidro adalah energi yang memanfaatkan air. Prinsip kerjanya mirip dengan energi angin, yaitu dengan memanfaatkan gerakan air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.
Energi terbarukan memiliki beragam keuntungan bagi kelangsungan bumi dan seluruh penghuninya. Salah satu manfaat utamanya, tentu saja, adalah ramah lingkungan. Tidak seperti energi fosil yang menghasilkan emisi karbon dan polusi, energi ramah lingkungan tidak menghasilkan emisi karbon. Berikut ini adalah beberapa keuntungannya:
Seperti disebutkan sebelumnya, energi hijau tidak menghasilkan emisi karbon atau polusi berbahaya, sehingga membantu mengurangi dampak perubahan iklim sekaligus menjaga kualitas udara.
Sumber energi ini berasal dari alam seperti sinar matahari, angin, dan air, sehingga bisa terus dimanfaatkan tanpa khawatir akan habis. Berbeda dengan energi fosil yang ketersediaannya terbatas.
Tidak dapat dipungkiri, saat ini investasi pada energi ramah lingkungan cukup tinggi di awal. Meski demikian, biaya operasionalnya justru relatif lebih rendah. Untuk jangka panjang, penggunaan energi hijau ini bisa menghemat lebih banyak biaya.
Berbeda dengan energi fosil yang ketersediaannya tidak merata di antara negara-negara di dunia, energi terbarukan tersedia di mana saja. Hal ini dapat menghindari ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil.
Terakhir, penggunaan energi ramah lingkungan dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat terhadap pengembangan energi baru terbarukan (EBT), baik di tingkat nasional maupun global. Tetapi tantangannya saat ini adalah menyeimbangkan peningkatan permintaan energi dengan komitmen pengurangan emisi karbon. Pemerintah menargetkan tercapainya Net Zero Emission pada tahun 2060, dengan menjadikan EBT sebagai pengganti utama bahan bakar fosil yang memiliki emisi tinggi.
Beragam langkah nyata telah dilakukan, seperti penerapan kebijakan carbon cap and trade, skema pajak karbon, serta pengurangan emisi karbon pada pembangkit listrik yang mencapai lebih dari 10 juta ton pada 2021. Langkah-langkah ini diharapkan mampu mendorong industri beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
PLN sebagai ujung tombak penggunaan energi ramah lingkungan menegaskan komitmennya untuk jadi pelopor dalam mewujudkan kemandirian energi yang berkelanjutan di Indonesia. Lewat RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2024–2034, pembangunan 69,5 GW kapasitas pembangkit baru, dengan 76% berasal dari energi baru terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, tenaga angin, tenaga hidro, panas bumi dan Battery Energy Storage System (BESS). Perencanaan ini mencerminkan pergeseran besar PLN menuju sistem energi yang lebih bersih dan mendukung target net-zero nasional.
EBT sendiri bersifat intermiten, yang berarti tergantung pada kondisi tertentu seperti cuaca yang dapat berubah-ubah. Hal ini terutama untuk sumber energi seperti matahari, angin, dan air. Karena itu, RUPTL juga mengandalkan BESS sebagai penopang. BESS berfungsi menyimpan kelebihan energi dan memastikan pasokan listrik tetap stabil pada beban puncak maupun saat produksi surya menurun, sehingga transisi energi dapat berjalan lebih andal.
Pembangunan ini juga didukung oleh proyek jaringan transmisi hijau sepanjang 47.758 kilometer untuk menyalurkan energi dari daerah sumber ke pusat kebutuhan listrik di seluruh Indonesia.
Selain itu, PLN sedang mengembangkan teknologi jaringan pintar (smart grid) agar pasokan energi dari pembangkit terbarukan tetap stabil, meski sumbernya bergantung pada cuaca seperti surya dan angin. Dengan smart control center dan smart distribution, PLN berupaya membangun sistem kelistrikan yang efisien, modern, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menekankan bahwa semua inisiatif ini butuh dukungan investasi besar dan kerja sama dari berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. PLN terus memperluas kolaborasi untuk mempercepat transisi energi, meningkatkan penggunaan energi terbarukan, dan membawa Indonesia menuju masa depan energi bersih yang kuat dan mandiri.
Green Energy as A Service (GEAS) adalah layanan terbaru dari PLN untuk membantu sektor individu, bisnis, maupun industri untuk lebih mudah berkontribusi dalam mewujudkan peralihan sumber energi menuju sumber energi terbarukan. GEAS sendiri memiliki beberapa produk, baik untuk individu maupun perusahaan, antara lain:
PLN juga proaktif dalam mendorong sektor swasta untuk berkontribusi dalam program energi terbarukan, salah satunya adalah dengan memperkenalkan Dedicated Source PLN. Dedicated Source PLN adalah layanan yang memungkinkan pelanggan, terutama di sektor industri dan bisnis, untuk secara langsung mendukung dan mendapatkan pasokan listrik dari sumber energi terbarukan (EBT) tertentu. Layanan tersebut di antaranya adalah:
Renewable Energy Certificate PLN adalah sertifikat yang diberikan oleh PLN sebagai bukti penggunaan energi dari sumber baru terbarukan. Secara sederhana, ini semacam bukti bahwa seseorang atau perusahaan ikut berkontribusi pada energi ramah lingkungan yang disuplai oleh PLN.
REC PLN dipasarkan dalam bentuk unit di mana satu unit sertifikat PLN ini mewakili 1 megawatt-hour (MWh) yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan dan disalurkan ke jaringan PLN. Jadi, jika pelanggan membeli satu unit REC PLN ini, berarti listrik sebesar 1 MWh yang digunakannya merupakan listrik yang dihasilkan dari sumber terbarukan.
Berbeda dengan DS PLN, di mana pelanggan bermitra dengan PLN dalam membangun pembangkit energi terbarukan baru, REC PLN merupakan kontribusi dengan cara menggunakan sumber energi terbarukan yang sudah dimiliki PLN.
Net Zero Emission 2060 adalah visi PLN untuk mewujudkan sumber energi yang ramah lingkungan, tidak menghasilkan emisi sama sekali. Hal ini dilakukan melalui transformasi besar-besaran di seluruh lini bisnisnya. Berikut strateginya:
Bagi pelanggan yang ingin berkontribusi mewujudkan program zero emission Indonesia untuk menciptakan Indonesia yang lebih hijau, silakan mengunjungi halaman GEAS PLN untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap!