PLTU 1 Jawa Barat Indramayu Beroperasi, Sistim Kelistrikan Jawa Bali Kian Tangguh

(Jakarta, 12/10) Sistim kelistrikan Jawa Bali dipastikan bakalan semakin tangguh menyusul beroperasinya PLTU 1 Jawa Barat Indramayu yang berkapasitas 3 x 330 Mega Watt (MW). PLTU yang dibangun diatas lahan seluas 83 hektar di desa Sumur Adem, Sukrak, Indramayu ini merupakan  merupakan bagian dari Fast Track Program 10.000 MW Tahap Satu (FTP-1).

Peresmian beroperasinya PLTU 1 Jawa Barat Indramayu dilakukan oleh  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Rabu (12/10) di lokasi pembangkit. Turut hadir dalam peresmian itu Dirut PLN Dahlan Iskan dan Duta Besar China untuk Indonesia.

Pada saat yang sama, turut diserahkan bantuan Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang merupakan sinergi program CSR antara PLN dengan Bank Mandiri berupa renovasi gedung sekolah dasar dan bangunan Puskesmas  yang  ada  desa Sumur Adem. Selain itu, konsorsium kontraktor pelaksana juga turut menyerahkan bantuan CSR sebesar Rp. 50 Juta bagi lingkungan masyarakat disekitar pembangkitan.

PLTU 1 Jawa Barat mulai dikerjakan sejak tahun 2007 dengan kontraktor pelaksana dari konsorsium China National Mechinery Industry Corp (SINOMACH), China National Electric Equipment Corp (CNEEC) dan PT Penta Adi Samudera. Nilai kontrak untuk pembangunan pembangkit listrik yang menggunakan jenis batubara Low Rank Coal  ini sebesar USD 696.734.419 dan Rp 1.497.545.476.343.  Pendanaannya berasal dari Consortium of China Construction Bank, Konsorsium bank lokal Indonesia dan APLN.

Nantinya, kebutuhan batubara untuk PLTU Indramayu diperkirakan mencapai 4,2 juta ton batubara per tahunnya. Kebutuhan batubara dipasok dari Kalimantan dan Sumatera yang disuplai oleh sejumlah perusahaan, diantaranya PT Arutmin Indonesia, PT Kaltim Prima Coal, PT Bukit Asam, PLN Batubara dan PT Kideco Jaya Agung.

Nantinya listrik yang dihasilkan oleh PLTU Indramayu ini akan disalurkan melalui jaringan 150 Kilo Volt (kV) ke Gardu Induk Sukamandi dan Kosambi untuk selanjutnya akan didistribusikan melalui jaringan interkoneksi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV.

Dengan demikian, pasokan listrik pada sistim kelistrikan Jawa Bali akan semakin tangguh, baik dari sisi kecukupan pasokan dayanya maupun kualitas keandalannya. Saat ini daya mampu rata-rata pembangkit pada sistim interkoneksi kelistrikan Jawa Bali mencapai 21.000-an MW dengan rata-rata beban puncak (peak load) harian berkisar 19.300 MW.

Proyek FTP Tahap 1 merupakan proyek kelistrikan yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 71 tahun 2006 tanggal 6 Juli Jo Peraturan Pemerintah No. 59 tahun 2009.  Proyek kelistrikan Pemerintah-PLN ini tersebar di 37 lokasi di seluruh Indonesia, yakni 10 lokasi di Jawa-Bali dengan total kapasitas 7.490 MW, 12 lokasi di Indonesia Barat dengan total kapasitas 1.580 MW dan 15 lokasi di Indonesia Timur dengan total kapasitas 865 MW.

Selain bertujuan untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik di Indonesia yang tumbuh pesat sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, juga dimaksudkan untuk memperbaiki fuel mix melalui diversifikasi energy primer dari bahan bakar minyak (BBM) ke non-BBM dengan memanfaatkan batubara kalori rendah.

 

 

Kontak :

_____________________________

Bambang Dwiyanto
Senior Manajer Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7261122
Fac. 021 7227059
E-mail. bambang.dwiyanto@pln.co.id