Jakarta, 22 Desember 2022 – PT PLN (Persero) melalui Srikandi PLN berperan aktif melakukan pemberdayaan perempuan atau women empowerment baik di internal perusahaan maupun sosial masyarakat untuk meningkatkan kemandirian secara ekonomi.
Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly, sebagai Ketua Umum Srikandi PLN pada acara SI Green Fashion Day menjelaskan sangat senang dan mendukung program-program yang memberikan nilai manfaat bagi kaum perempuan hal ini sejalan dengan visi misi PLN dalam meningkatkan eksistensi perempuan dalam perusahaan maupun komunitas perempuan.
“PLN merupakan perusahaan yang sebagian besar adalah laki-laki, namun Srikandi PLN bersyukur diberikan hak yang sama sehingga Srikandi PLN lebih produktif dalam menjalankan peran dalam karir, keluarga dan sosial. Hal itu untuk mengaktualkan diri dalam kegiatan-kegiatan positif seperti kegiatan saat ini,” ujar Sinthya.
Salah satu bentuk aksi nyata Srikandi PLN antara lain adalah membantu bisnis-bisnis UMKM yang mengarah kepada sustainability dan mengedepankan peran perempuan dalam kemandirian ekonomi.
Sinthya menjelaskan, langkah ini sejalan dengan komitmen PLN untuk mendorong peran aktif perempuan termasuk dalam program keberlanjutan. Oleh karena itu, dibentuklah Srikandi PLN pada 2021 utuk mendorong peran aktif perempuan dalam perseroan.
Melalui HEART Platform, Srikandi PLN ingin menciptakan pegawai perempuan yang Anggun, Tangguh dan Cerdas (ACT). Adapun caranya adalah memastikan keberpihakan pada gender national issue di perusahaan dengan kekuatan untuk proteksi, equality, diversity, dan inklusi di dalam perusahan.
Kemudian yang kedua adalah dengan membangun suatu kapasitas perempuan di PLN yang mampu juga menunjukan karakter sertai mempunyai kapasitas dan kompetensi yang seharusnya. Lewat program Srikandi PLN Learning and Development, pegawai perempuan diberikan webinar dan capacity building, women support dan beasiswa.
Bahkan, PLN juga bekerja sama dengan berbagai partner baik dalam maupun luar negeri untuk meningkatkan kompetensi pegawai perempuan. Misalnya, PLN menjalin kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB), United States Agency for International Development (USAID), konsorsium Global Power System Transformation (G-PST) hingga Microsoft Indonesia
Kerja sama ini antara lain akan mendukung peningkatan kepemimpinan dan keterlibatan perempuan dalam transformasi energi di Indonesia. Termasuk internalisasi konsep gender equality dan women empowerment untuk peningkatan proses bisnis dan penyusunan kebijakan-kebijakan perusahaan ke depan.
“Kita ingin membangun suatu kapasitas perempuan di PLN yang mampu menunjukan ACT yang mempunya kapasitas dan kompetensi. Jadi bukan hanya kewanitaannya dia dipromosikan, tapi karena betul-betul sesuai kapabilitas beyond gender,” kata Sinthya.
Sementara itu, Ketua Alumni Swedia Dothy, mengungkapkan kesadaran pada isu keberlanjutan sebenarnya semakin meningkat di masyarakat. Contohnya pada industri tekstil sebagai salah satu penyumbang limbah terbesar semakin disorot.
Pada tren ‘fast fashion’, pola produksi pabrik penjual dan perilaku konsumerisme pembeli yang berdampak banyaknya sampah sisa fashion di dunia. Termasuk di negara dengan jumlah penduduk besar dalam kondisi ekonomi dan kemampuan konsumsi yang bertumbuh, seperti Indonesia.
Atas dasar itu, Alumni Swedia menggagas kolaborasi antara korporasi dan komunitas untuk mengembangkan berbagai inisiatif industri fashion yang lebih berkelanjutan di Indonesia ke depannya.
“Alumni Swedia didukung Swedish Institute mengajak kolaborasi lintas organisasi, baik korporasi maupun komunitas, untuk meningkatkan kesadaran pada isu penting, inisiatif fashion yang berkelanjutan,” ujar Dothy.