PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (KITSBU) meresmikan akses jalan dan dermaga Tepian Mahligai Waduk Koto Panjang bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kampar, Febrinaldi Tridarmawan, di Desa Pulau Godang, Kampar, Riau pada Selasa (31/7). Pembangunan akses jalan dan dermaga ini merupakan program CSR melalui PLN KITSBU Sektor Pengendalian Pembangkitan Pekanbaru kepada masyarakat sekitar waduk Koto Panjang melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Danau Koto Panjang. Hal ini dilakukan guna menggali potensi wisata di sekitar waduk PLTA Koto Panjang.
PLTA Koto Panjang mulai di bangun pada 1987 dan selesai pada 1997, dengan kapasitas genangan waduk seluas 1.545×10(6) m3. Pembuatan waduk ini menenggelamkan lebih dari 9 desa di Provinsi Riau dan Sumatera Barat. Tenggelamnya desa-desa tersebut membentuk pulau-pulau kecil dengan hijaunya air waduk, sehingga menyajikan pemandangan yang cantik untuk dipandang.
Semenjak viralnya Ulu Kasok yang disebut-sebut sebagai Raja Ampat versi Kampar, Riau, di media sosial pada pertengahan 2017, semakin banyak pula masyarakat yang tertarik mengembangkan potensi pariwisata di sekitar waduk. Mereka memanfaatkan waduk untuk pembuatan keramba apung dan kebanyakan hanya memanfaatkan lahan-lahan di puncak bukit.
Dengan pembuatan akses jalan dan dermaga Tepian Mahligai di Desa Pulau Godang, maka potensi pariwisata akan semakin tergali. Tak hanya untuk dipandang saja, tetapi masyarakat juga dapat menikmati waduk dari jarak dekat. Selain itu, tak jauh dari Waduk Koto Panjang juga terdapat Candi Muara Takus, Situs Candi Buddha peninggalan sejarah di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau yang siap untuk dikembangkan. Hal ini tentu akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Kami harap ini menjadi awal kerjasama yang baik antara PLN dan masyarakat, termasuk dalam menjaga kelancaran operasional PLTA Koto Panjang,” ujar Manajer SDM dan Umum PLN KITSBU, Eddy Irawan.
PLTA Koto Panjang memiliki kapasitas 114 MW dengan produksi rata-rata pertahun sebesar 542 GWH. Butuh kerjasama seluruh pihak dalam menjaga kelancaran operasional mengingat besarnya kontribusi produksi PLTA pada sistem kelistrikan Sumatera.
Dalam kesempatan ini, Pembina Pokdarwis Kampung Danau Koto Panjang, Syofian Datuk Majo Sati, menyatakan komitmennya untuk turut menjaga kebersihan Waduk Koto Panjang dan memindahkan keramba yang berada dekat dengan dam PLTA.
Sebelumnya, banyak masyarakat sekitar yang membuat keramba apung di zona bahaya waduk. Manajer Pusat Listrik Koto Panjang, Muhammad Rusdi, menyatakan bahwa banyak keramba masyarakat yang berada di area terlarang karena berada kurang dari 500 m dari dam PLTA. Hal ini dapat berakibat buruk karena besarnya potensi sedimentasi dan pendangkalan yang timbul dari keramba ikan tersebut. Bila hal ini dibiarkan lebih lanjut tanpa adanya control dan pengawasan, maka akan berdampak buruk terhadap keberlangsungan operasional PLTA Koto Panjang. Sehingga dibutuhkan kerjasama antara PLN dan masyarakat dalam mengkomunikasikan pentingnya relokasi keramba ke zona yang lebih aman, yaitu yang berjarak sekitar 3 km dari dam PLTA Koto Panjang.