Jakarta – PT PLN Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan (Pusenlis) kembali menyalurkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat. Kali ini, ratusan anak yatim dan dhuafa se-Jabodetabek mengikuti acara khitanan massal.
“Ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab kami sebagai perusahaan kepada masyarakat sekitar. Dananya sendiri diambil dari dana Corporate Social Responsibilty (CSR) PLN Peduli,” ujar General Manager PLN Pusenlis, Didik Sudarmadi, di Jakarta, Kamis (28/6).
Bertemakan “Senyum Bahagia Mereka, Bukti Kepedulian Terhadap Sesama”, sunatan massal berlangsung di Gedung PLN Pusenlis, Jalan KS Tubun, Palmerah, Jakarta Barat. Kegiatan ini diharapkan dapat meringankan keluarga yang tidak mampu untuk menghitankan anaknya.
Sedikitnya ada 110 anak yatim dan dhuafa berusia 3-13 tahun yang mengikuti sunatan massal. Sebelum dikhitan, anak-anak dihibur dengan atraksi akrobat, badut, sulap dan dongeng anak. Setiap anak pun mendapat bingkisan baju Koko dan sarung serta peralatan sekolah sebagai kado.
“Aksi sosial PLN Peduli ini mengandung nilai-nilai keagamaan dan kesehatan. Kalau dalam agama Islam, khitan itu wajib bagi laki-laki. Sunatan itu sebenarnya tuntunan, kita memberikan pemahaman ke mereka agar hidupnya bisa lebih baik, anak lebih sholeh dan yang terpenting, ke depan mereka lebih sehat. Insya Allah,” ungkap Didik.
Menurutnya, sebuah perusahaan harus bisa memberikan manfaat untuk lingkungan sekitar. Untuk itu, PLN Peduli selalu mendekatkan diri kepada para pelanggannya dengan cara-cara humanis. Salah satunya dengan sunatan massal itu.
“Tahun ini, kita ada 5 kegiatan penyaluran CSR di Jakarta. Pertama, penyuluhan bahaya narkoba, di wilayah Kota Bambu Selatan. Kebetulan daerah sini cukup rawan narkoba. Kedua, penanaman seribu pohon yang kita lakukan kemarin di RPTRA Bambu Kuning dan Masyarakat Gang Hijau RW 09 Kota Bambu Selatan. Ketiga sunatan massal yang sekarang sedang berlangsung, kemudian ada penanaman pohon secara hidroponik Pohon-pohon produktif bagi masyarakat agar bisa meningkatkan kesejahteraan mereka dan pelatihan pembuatan souvenir dan kuliner Betawi atau sentra kreatif Betawi kepada masyarakat di lingkungan gedung PLN Pusenlis,” jelas Didik.
Selain Pusenlis, unit PLN lainnya juga melakukan hal serupa. Pemilihan Jakarta sendiri, selain karena lokasi kantor PLN Pusenlis ada di kawasan KS Tubun, juga karena di tempat ini cukup dipadati penduduk dengan beragam karakter. Terlebih, penduduk di kawasan padat memiliki tingkat kesejahteraan yang tak merata.
“Meskipun di sini Jakarta Pusat, ini adalah wilayah yang padat. Tingkat kesejahteraannya juga tidak merata. Makanya yang disasar adalah mereka yang tidak mampu, anak yatim dan dhuafa agar bantuan ini bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya,” tegasnya.
Pipit (32) dan Safi’i (31), warga Palmerah, Jakarta Barat, mengaku sangat terbantu dengan adanya sunatan massal tersebut. Pasangan muda ini sempat kebingungan, ketika anak sulungnya, Ihsan Pratama Yudha (5), minta dikhitan.
“Anaknya sudah minta sejak lama, ingin disunat. Dia kan masih lima tahun, belum sekolah. Jadinya, kita harus menabung dulu untuk memenuhi permintaannya. Namanya juga orang susah. Tapi syukur, ini ada sunatan massal bantuan dari PLN,” kata Safi’i.
Dia berharap, bantuan tersebut menjadi berkah buat anaknya kelak. Apalagi, ungkapnya, PLN memberikan hiburan dan cenderamata kepada anaknya. Sehingga, anak-anak tidak merasa takut dan gembira ketika akan dikhitan.
“Dia mah senang banget. Setelah nonton sulap dan badut, malah ketawa-ketawa. Jadinya, pas waktu dikhitan tidak menangis kesakitan. Dokter-dokternya sudah ahli mungkin ya. Pokoknya, terimakasih PLN,” ucapnya.