Mataram, 16 Juni 2018 – PT PLN (Persero) terus membangun infrastruktur kelistrikan di daerah terpencil guna meningkatkan rasio elektrifikasi. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, PLN berhasil melistriki Gili Gede yang terletak Kecamatan Sekotong Tengah, Kabupaten Lombok Barat. Selain menjadi hadiah lebaran bagi masyarakat, kehadiran listrik diharapkan dapat mengembangkan potensi pariwisata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Gili Gede.
Gili Gede yang dihuni sekitar 450 Kepala Keluarga merupakan salah satu pulau yang memiliki potensi, khususnya di bidang perikanan dan pariwisata. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan budidaya ikan laut. Beberapa penduduk juga memiliki homestay bagi wisatawan.
Pembangunan jaringan untuk melistriki Gili Gede dilakukan melalui Program Listrik Desa (Lissa). Untuk menyalurkan listrik dari Pulau Lombok ke Gili Gede, PLN membangun dua kabel laut berkapasitas 20 kilo Volt (kV) masing-masing sepanjang 2,4 kilometer sirkuit (kms). Selain itu, PLN juga membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 3,64 kms, Jaringan Tegangan Rendah 6,64 kms, dan empat gardu dengan total kapasitas 520 kilo Volt Ampere (kVA). Total nilai investasi yang dikeluarkan oleh PLN untuk melistriki Gili Gede mencapai Rp 19 Milyar.
“Kami menyambungkan dua kabel sekaligus, satu sebagai cadangan jika terjadi gangguan. Selain itu, kalau pertumbuhan beban tinggi, kami juga tetap bisa penuhi. Dari sisi keamanan, kabel laut yang akan dipasang sudah dilapisi pengaman khusus dan telah disesuaikan agar dapat menjadi tempat tumbuhnya terumbu karang,” papar General Manager PLN Wilayah NTB, Rudi Purnomoloka.
Rudi menambahkan bahwa pembangunan jaringan untuk melistriki Gili Gede memiliki tantangan yang cukup berat, khususnya dalam pengangkutan peralatan kelistrikan. Pengangkutan dilakukan dengan cara tradisional, yaitu menggunakan tongkang sederhana yang ditarik kapal kayu. Untuk menaikan seluruh peralatan, seperti gulungan kabel, trafo, dan tiang juga dilakukan secara manual, dengan digotong atau menggunakan gerobak.
“Hal ini membuat proses pengangkutan dan pembangunannya lebih lama. Karena kapal dan peralatannya sederhana, tentu kami harus lebih hati-hati. Ombak besar sedikit, tentu menaikkan peralatan ke kapal lebih sulit, bahkan terkadang kami harus menunda pengangkutan sampai cuacanya membaik,” papar Rudi.
Begitu juga saat tiba di Gili Gede, seluruh peralatan diangkut dari dermaga menuju lokasi pemasangan menggunakan gerobak, bahkan terkadang harus digotong oleh beberapa petugas. Pasalnya, selain akses jalan yang kecil, di Gili Gede pun tidak terdapat mobil.
“Meskipun sulit, kami berusaha listrik dapat dinikmati masyarakat sebelum lebaran. Alhamdulillah, meskipun baru sekitar 196 rumah yang tersambung, mudah-mudahan ini bisa menjadi hadiah lebaran bagi masyarakat Gili Gede. Untuk warga yang belum, akan kami sambungkan setelah lebaran,” tutur Rudi.
Ucapan terimakasih tak henti-hentinya disampaikan Kepala Desa Gili Gede, H. Musdan. Menurutnya adanya aliran listrik di wilayahnya akan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Listrik ini menjadi dambaan masyarakat kami sejak lama, terima kasih PLN,” ucapnya.
Hal sama juga dikatakan Abu Bakar Abdullah, pemilik usaha penginapan wisata di Gili Gede, yang berencana mengembangkan usahanya dengan menambah kamar untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Gili Gede.
“Wisatawan yang datang itu biasanya hanya berkunjung saja, untuk kemudian pergi lagi keluar Gili Gede. Itu terjadi karena mereka tidak nyaman untuk menginap di Gili Gede yang tidak ada listriknya. Tapi sekarang setelah ada listrik, saya akan tambah bangunan vila saya,” beber Abu.
Dengan terlistrikinya Desa Gili Gede Indah maka saat ini seluruh desa di Pulau Lombok telah terlistriki.
“Masih ada dusun-dusun terpencil yang belum terlistriki. Kami akan terus berusaha agar seluruh masyarakat dapat menikmati listrik dari PLN,” pungkas Rudi.
PLN Listriki Dua Lokasi di Pulau Sumbawa
Selain di Gili Gede, selama Ramadhan PLN juga berhasil melakukan penyambungan listrik ke dua lokasi terpencil di Pulau Sumbawa, yaitu Desa Lebin, Kabupaten Sumbawa dan Dusun Boa, Desa Pasir Putih, Kabupaten Sumbawa Barat. Total 300 kepala keluarga yang berada di dua lokasi tersebut kini dapat menikmati listrik dari PLN.
Desa Lebin sendiri terletak di sebelah barat Kabupaten Sumbawa dan berjarak sekitar 90 kilometer dari pusat kota Kabupaten Sumbawa. Karena jaraknya yang cukup jauh dari jaringan listrik yang tersedia, PLN menggunakan sistem isolated dengan menggunakan mesin pembangkit berkapasitas 280 kilo Watt (kW) untuk melistriki Desa Lebin.
Pembangunan jaringan listrik di wilayah terpencil ini dilakukan melalui Program Listrik Desa (Lissa). Untuk melistriki Desa Lebin, PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 14,76 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 2,24 kms, dan gardu berkapasitas 100 kVA.
Kepala Desa Lebin, Muhammad Arsyad, mengungkapkan rasa syukur atas masuknya listrik. Menurutnya ini menjadi kado terindah bagi masyarakat Desa Lebin, khususnya dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
“Mungkin ini yang dinamakan rejeki, mau lebaran, listrik kami menyala. Meskipun baru 12 jam, masyarakat bahagia karena malam kami sudah bebas dari gelap berkat adanya listrik dari PLN. Insya Allah kami bisa menyambut lebaran lebih gembira,” ujar Arsyad.
Sementara untuk melistriki Dusun Boa, PLN membangun JTM sepanjang 0,85 kms, JTR sepanjang 0,7 kms, dan 1 gardu berkapasitas 100 kVA. Berbeda dengan Desa Lebin, kelistrikan di Dusun Boa sudah masuk ke dalam sistem kelistrikan Sumbawa.
GM PLN Wilayah NTB, Rudi Purnomoloka berkomitmen bahwa PLN akan terus bekerja keras untuk melistriki seluruh pelosok nusantara.
“Saya berharap dengan hadirnya dapat meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan masyarakat.” tegas Rudi.
Hingga akhir tahun 2017, rasio elektrifikasi di Provinsi NTB telah mencapai 85,10 persen, dari target sebesar 80,10 persen. Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, pada tahun 2018, melalui program listrik desa, PLN berencana melistriki 77 dusun yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Harapannya, pada akhir tahun 2018 rasio elektrifikasi mencapai 93,52 persen dan telah mencapai 100% pada tahun 2020.