“Sebagai wujud kerja nyata terangi negeri, kami persembahkan infrastruktur ketenagalistrikan yang terpasang di 13 desa. Infrastruktur ini berupa Jaringan Tegangan Menengah, Trafo Distribusi, Jaringan Tegangan Rendah yang lolos uji sertifikasi operasi dari Direktorat Jendral Ketenagalistrikan. Infrastruktur ini siap dialiri listrik agar bisa dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan taraf hidup, mencerdaskan warga, dan mendorong tumbuhnya usaha baru,” jelas General Manager PLN WRKR, M. Irwansyah Putra, pada peresmian Penyalaan 13 Listrik Desa, Jumat (27/10).
Acara yang berlangsung di Desa Kuala Gasib, Kabupaten Siak Sri Indrapura, ini turut dihadiri Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan masyarakat setempat.
Dengan bertambahnya 13 desa berlistrik di Riau, jumlah desa berlistrik menjadi 1.606 desa dari 1.835 desa yang ada. Rasio elektrifikasi desa pun bertambah menjadi 86,7%. Pada akhir 2017 rasio ini direncanakan mencapai 91,58% dan pada 2019 sudah 100%.
Pembangunan infrastruktur listrik desa dilakukan bukan tanpa hambatan. Kondisi geografis Riau salah satunya, membuat proses pangangkut material jaringan listrik hanya bisa dilakukan melalui sungai. Kemudian, masih ada warga yang belum rela pohonnya ditebang agar jaringan listrik PLN bisa melewatinya. Banyaknya tanah gambut yang harus dilewati pun memakan waktu karena pondasi tiang harus dibuat sebaik mungkin agar tidak amblas. Selain itu, dari sisi pelanggan masih ada yang tidak mau menggunakan meter listrik prabayar saat mendaftar sebagai calon pelangan.
“Memang banyak kendala yang dihadapi, namun hal ini tidak menyurutkan niat PLN untuk menyesaikan pembangunan listrik desa yang masih tersisa sekitar 250 desa di Provinsi Riau,” ungkap Irwansyah.
Upaya penyalaan 13 listrik desa ini mendapatkan apresiasi dari Arsyadjuliandi Rachman.
“Saya bangga dan terima kasih atas persembahan PLN kepada masyarakat Riau. Saat PLN merayakan Hari Listrik Nasional ke-72, mengalir juga listrik ke 13 desa di Riau. Saya yakin hal ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena geliat kehidupan warga di desa dapat menggerakan roda ekonomi. Tidak kalah penting, cahaya listrik akan memudah warga untuk menimba ilmu dan belajar mengaji di malam hari,” ungkap Arsyadjulyandi.
Dirinya berharap, PLN dapat segera menyelesaikan pembangunan sisa desa yang belum teraliri listrik. Gubernur dan Bupati beserta jajarannya siap membantu secara penuh agar pembangunan tersebut berjalan dengan lancar, karena listrik mampu menggerakkan roda ekonomi di desa setempat.