PLN Teken MoU dengan Dinamika Sejahtera Mandiri dan Kurnia Jaya Raya, Total Daya 170 MVA
Jakarta, 30 Oktober 2017 – Kondisi surplus daya listrik di sistem Khatulistiwa memegang peran penting dalam peningkatan iklim investasi di provinsi Kalimantan Barat. Pasalnya, ketercukupan energi listrik mampu menjadi pendorong kegiatan ekonomi sehingga menarik para investor. Sejalan dengan hal tersebut, PLN dukung listrik industri dan bisnis dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU)
penyaluran tenaga listrik untuk smelter alumina milik PT Dinamika Sejahtera Mandiri (DSM) yang berlokasi di Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau dan untuk pengembangan kawasan real estate PT Kurnia Jaya Raya (KJR).
Penandatanganan dilakukan oleh General Manager PLN Wilayah Kalimantan Barat Richard Safkaur, Direktur DSM Peng Tjoan, dan Komisaris Utama KJR Swadono Adijanto di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Senin (30/10). Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, Machnizon, turut hadir menyaksikan penandatanganan tersebut.
“Setelah beberapa proyek pembangkit di Kalbar berhasil COD (Commercial Operation Date), diharapkan akan diikuti dengan peningkatan penjualan terutama untuk pelanggan industri dan bisnis,” ungkap Richard.
Pembangunan smelter alumina DSM akan dimulai pada 2018 dan selesai pada 2020. PLN Wilayah Kalimantan Barat akan mensuply kebutuhan listriknya sebesar 150 MVA (Mega Volt Ampere) pada 2020.
Di Kalimantan Barat, industri pengolahan hasil tambang memang menjadi salah satu sektor yang diminati oleh investor. Sebelumnya pada 2016, PLN juga menandatangani MoU penyaluran tenaga listrik untuk pabrik Smelter Grade Alumunia Refinery (SGAR) dengan kapasitas 2 juta ton per tahun dengan kapasitas daya 100 MW.
Untuk pembangunan proyek pembangunan kawasan mall, apartemen serta perumahan di Kubu Raya oleh KJR sendiri akan dimulai pada 2018 dan direncanakan selesai pada 2023.
Ke depannya PLN akan menyediakan energi listrik untuk proyek tersebut dengan daya 20 MVA.
“Terima kasih atas kesediaan PLN dalam menyediakan listrik untuk kami. Semoga dengan dukungan ini, proyek kami dapat berjalan lancar,” ungkap Swadono.
Setelah penandatanganan kerjasama tersebut, PLN Wilayah Kalimantan Barat akan mulai mempersiapkan pembangunan infrastruktur penunjang.
“Listrik kami di Kalimantan sudah cukup dan kami siap melayani para investor yang datang di Kalimantan Barat. Kita sama-sama punya milestone. Jadi ketika pabrik Bapak jadi, pembangkit kami untuk menyuplai pabrik Bapak juga jadi. Jadi pengusaha tidak perlu membangun pembangkit lagi,” tutup Machnizon.
Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi listrik di Kalimantan Barat, pada 2018 mendatang PLN akan menambah supply listrik dari Malaysia (SESCO) hingga 200 MW. Beberapa pembangkit baru juga akan memperkuat kondisi Sistem Khatulistiwa seperti PLTU Sintang 2×7 MW, PLTG MPP Kalbar 100 MW, PLTU 3 Kalbar 3 2×50 MW dan PLTU Kalbar 1 2×50 MW.
Dengan penambahan kapasitas ini maka Sistem Khatulistiwa akan mengalami surplus energi dengan reserve margin lebih dari 30 persen. Sehingga pada 2018 mendatang kondisi sistem Khatulistiwa akan semakin kuat dan handal guna mendukung perekonomian Kalimantan Barat.