(Jakarta 9 September 2017). Perusahaan listrik asal Laos, Electricite Du Laos (EDL) berkunjung ke PLN Unit Pembangkitan (UP) Gresik untuk belajar program corporate social responsibility (CSR).
Apa yang menarik minat sebuah perusahaan negara Laos bernama EDL yang mengoperasikan pembangkit listrik, transmisi listrik, dan melakukan distribusi listrik di negara tersebut melakukan benchmarking visit atau studi banding terkait program CSR PJB.
Rupanya prestasi PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) yang beberapa kali mendapat penghargaan tingkat nasional. Juni lalu PT PJB kembali berhasil memperoleh penghargaan yang kali ini pada tingkat Asia yaitu AREA (Asia Responsible Entrepreneurship Award). Penghargaan ini menjadi pemicu bagi PJB untuk terus berusaha mengembangkan dan memperbaiki program-program CSR yang dimiliki beserta sistem pengelolaannya.
Kegiatan ini merupakan salah satu hasil tindak lanjut dari ‘5th Annual Meeting of Hapua Working Group No. 5’ pada tanggal 16-18 November 2016 di Tagaytay, Filipina.
Benchmarking visit ini dilaksanakan di Unit Pembangkit (UP) milik PJB yang berlokasi di Gresik dan Paiton, pada awal September lalu.
EDL merupakan perusahaan pertama yang masuk dalam daftar bursa negara Laos dan sebagai perusahaan yang unggul di bidangnya, penting untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan karena hal ini berpotensi mempengaruhi keberlangsungan perusahaan pada masa depan. Oleh karena itu, EDL mencoba meningkatkan kualitas CSR yang dimiliki dengan melakukan benchmarking visit pada PJB agar dapat mengelola CSR yang bermanfaat, berdampak dan berkelanjutan bagi setiap stakeholdernya.
Dalam kunjungannya, perusahaan yang juga mengelola impor dan ekspor listrik dari jaringan listrik nasional negara Laos ini meninjau pelaksanaan CSR PJB dengan fokus pada : CSR policy & governance; stakeholder engagement; environmental assessment; supply chain; community interest and evaluation (includes how to get community involve); tools and approaches for community investment; CSR and Human Resource Management; reporting and communication; proposal writing (guideline/techniques); social activities; fundraising (tools/methods/effective tips); community consultation on Environmental issues/environmental awareness; and State of environmental reporting.
Secara lebih spesifik, berikut merupakan beberapa program unggulan dari Unit Pembangkit yang dituju sebagai lokasi benchmarking visit. Untuk UP Paiton, program CSR unggulan yang akan disugguhkan kepada Electricite Du Laos adalah OIS (Organic Integrated System) yang bertujuan untuk membangun jejaring pertanian berkelanjutan berbasis sistem pertanian organik. Dalam pelaksanaannya, PJB UP Paiton telah melakukan beberapa hal diantaranya menuju kemandirian pupuk dan benih, pelatihan pertanian selaras alam dan penguatan keorganisasian, hibah pengadaan rumah kompos dan bank benih (jagung), perijinan kelembagaan training center dan penguatan kelembagaan, serta kelola lembaga berbasis organik.
Sedangkan, UP Gresik ingin menonjolkan program Bank Sampah dan Sentra Lele Terpadu. Program Bank Sampah yang dilakukan di Kramatinggil & Sidorukun ini bertujuan untuk membina para kader lingkungan untuk lebih proaktif melakukan pengelolaan sampah berbasis 3R (reuse, reduce, recycle) dan menjadi agen perubahan dalam mengedukasi guna melestarikan lingkungan serta memberi nilai tambah pendapatan bagi para ibu rumah tangga.
Hasil dari program Bank Sampah ini juga dikembangkan untuk membiayai dan mefasilitasi (perangkat komputer, printer, dan perpustakaan wawasan lingkungan) Program PAUD berwawasan lingkungan bernama Intan Permata yang bertujuan untuk melatih anak usia dini agar memiliki wawasan lingkungan serta menjadi jembatan Pra-TK. Berbeda fokus dengan sebelumnya, program Sentra Lele Terpadu dibentuk sebagai upaya agar para nelayan mempunyai alternatif mata pencaharian saat tidak bisa pergi melaut, dapat tetap mempunyai pekerjaan dengan membudidayakan lele.