Di balik terang lampu yang benderang, sejatinya ada pasukan yang berperang. Bukan untuk melawan musuh dengan pedang, namun rasa takut yang kerap menghadang.
Bertaruh nyawa demi melistriki nusantara agaknya terdengar berlebihan. Namun, itulah misi yang diemban Tim PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan), sang pasukan elite PLN yang dilatih secara khusus untuk melakukan pemeliharaan, perbaikan atau penggantian isolator serta kelengkapan konduktor maupun komponen lainnya pada jaringan listrik tanpa memadamkan jaringan yang sedang beroperasi. Tujuannya satu, agar pelanggan dapat menikmati listrik tanpa “byar-pet”.
Melakukan pekerjaan dalam keadaan bertegangan memang bukan untuk sembarang orang. Sejak 1993, PLN telah merekrut pemuda-pemuda lulusan STM (sekarang SMK) untuk dilatih secara khusus menjadi Tim yang melakukan pekerjaan dalam keadaan tidak bertegangan (offline). Seiring dengan berjalannya waktu, PLN mengembangkan live line maintenance dengan membentuk Tim PDKB. Kemudian pada 2003, PLN mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor : 152.K/020/DIR/2003 tanggal 6 Juni 2003 tentang Tim Persiapan dan Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan untuk Tegangan Tinggi dan Tegangan Ekstra Tinggi online.
Pendidikan dan pelatihan (Diklat) Tim PDKB mengalami berbagai macam perkembangan. Hingga saat ini, para calon pelaksana PDKB harus menempuh Diklat selama sekitar 10 bulan untuk diangkat secara resmi menjadi Tim PDKB. Tentunya tak hanya mengandalkan pengetahuan, ketahanan fisik dan mental mereka harus dilatih.
Zero Accident
“Safety, safety, safety!” menjadi moto Tim PDKB sebelum beraksi. Mereka dituntut untuk tidak melakukan kesalahan sama sekali atau biasa disebut “Zero Accident”. Demi keselamatan bersama serangkaian aturan pun harus ditaati, antara lain job safety analysis, Standard Operation Prosedure (SOP), dan instruksi kerja. Mereka tidak boleh melakukan manuver sedikit pun di lapangan. Oleh karena itu, kedisiplinan adalah hal yang harus dimiliki setiap anggota Pasukan Elite tersebut.
Selain berkomitmen dengan SOP yang sangat ketat dan wajib dipenuhi, Tim PDKB harus memiliki jiwa yang pantang menyerah dengan kondisi prima. Artinya, tidak boleh ada anggota yang menyembunyikan permasalahan. Mereka wajib berkomunikasi satu sama lain. Fisik yang sehat pun harus selalu dijaga dengan latihan fisik yang rutin.
Tantangan bagi Tim PDKB bukan hanya rasa takut akan arus tegangan tinggi. Berbagai potensi bahaya yang mungkin dihadapi adalah cuaca, kelembapan udara dan kondisi lalu lintas di sekitar lokasi. Jika ada tanda-tanda akan turun hujan, Tim akan berhenti bekerja. Begitu juga dengan lalu lintas yang terlalu ramai yang dapat mengganggu gelombang suara dan komunikasi.
Kondisi medan yang tidak selalu sama dan nyaman juga menjadi tantangan tersendiri bagi Tim PDKB. Terkadang mereka harus membuka akses jalan baru di hutan untuk melakukan pemeliharaan. Ketinggian Tower bisa lebih tinggi dari tower lainnya.
Hingga saat ini, PLN memiliki 730 personil Tim PDKB Tegangan Menengah (TM) dan sekitar 200 personil Tim PDKB Tegangan Tinggi (TT)/Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang tersebar di 15 unit PLN Wilayah/Distribusi dan 2 unit PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) yaitu P3B Jawa Bali dan P3B Sumatra.
Dengan adanya Tim PDKB, maka ada energy saving atau energi yang terselamatkan. Ini karena perbaikan yang dilaksanakan tidak mengganggu suplay listrik ke pelanggan, sehingga energi yang dibangkitkan dapat terjual. Berkat pasukan elite, PLN pun dapat menghemat sekitar Rp 4 Milyar per tahun.