Pasukan Khusus PDKB-TT 150 kV “Manguni” PLN Suluttenggo Target Selamatkan 1 juta kWh

(Manado, 30/7) PT PLN (Persero) memiliki tambahan 1 Regu lagi dari “Pasukan Khusus”, yaitu Tim Pekerjaan Dalam Bertegangan Tegangan Tinggi 150 kilo Volt (PDKB-TT 150 kV).

Tim PDKB-TT yang diberi nama “MANGUNI” ini dimiliki oleh Unit Area Pengatur dan Penyalur Beban (AP2B) Sistem Minahasa, PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo (Suluttenggo). Tim yang awal pembentukannya telah dimulai sejak tahun 2011.

PDKB Suluttenggo“Total panjang saluran transmisi yang menjadi wilayah kerja Dari Tim PDKB-TT Manguni berada di 2 sistem, yaitu Sistem Sulawesi Utara – Gorontalo (Sulut-Go) dan Sistem Sulawesi Tengah kurang lebih 1700 kilo meter sirkuit (kms). Target kami pada periode Semester II – 2015 adalah dapat menyelamatkan 1 juta kWh” ujar Manajer AP2B Minahasa, Frans Lisi.

Launching Tim PDKB-TT “Manguni” ini dilakukan secara bersama-sama oleh Kepala Divisi Transmisi Indonesia Timur, Sudibyo, GM PLN Suluttenggo, Baringin Nababan, Clo Plncorpu, Okto Rinaldi, dan dari Komite PDKB, mengambil lokasi di sekitar areal Tower nomor 5 Tomohon – Lahendong.

Pada kesempatan ini, Tim PDKB-TT “Manguni” dengan akronim : Mantap, Unggul dan No Accident, yang berkekuatan 10 personil, dengan Supervisor Pengawas dan K3, Proklam M. Sondakh, di tengah cuaca khas pegunungan Tomohon yang begitu sejuk, berhasil memukau para undangan yang hadir dengan menunjukkan kebolehannya untuk melakukan pekerjaan penggantian isolator dalam kondisi “On-Line” tanpa padam.

Aksi dari para personil yang berada di ketinggian tower transmisi ini cukup menegangkan bagi yang melihatnya, terlebih saat aksi menyentuh langsung (Bare Hand Method), yang dilakukan oleh Rolando Mintje (23 tahun). Usai atraksi tersebut, para undangan memberikan aplause yang luar biasa atas unjuk kebolehan dan keberanian yang ditampilkan.

Menurut Kepala Divisi Transmisi Indonesia Timur, Sudibyo, Tim PDKB pada prinsipnya harus juga berpedoman dengan “PDKB”, yaitu :

P :
– Patuh pada prosedur kerja (SOP) agar terhindar dari potensi Kecelakaan Kerja.
– Peralatan kerja dan Alat Pelindung Diri harus memenuhi Standard dan selalu dilakukan pemeriksaan rutin. Butuh perhatian dan dukungan dari Manajemen untuk pemenuhan peralatan kerja pendukung.

D :
– Disiplin dalam bekerja, agar target pekerjaan yang diberikan dapat diselesaikan sesuai waktu dan perencanaan yang telah dibuat.

K :
– Kompak & Kerjasama dalam bekerja dilapangan, setiap personil saling membantu.
– Komitmen dari semua pihak, mulai dari Manajemen hingga kepada personil agar keberadaan Tim PDKB benar-benar memberikan manfaat yang mendukung kinerja perusahaan dan peningkatan pelayanan.
– Kesehatan agar menjadi perhatian utama.

B :
– Bermutu dan Berkualitas dari sisi pekerjaan yang dilakukan.

Keberadaan dan peran dari Tim PDKB bagi PLN adalah sangat vital. Mereka bertaruh nyawa melakukan pekerjaan pemeliharaan peralatan listrik dalam keadaan listrik menyala.

Kepentingan untuk menjaga suplai listrik tetap tersalurkan kepada pelanggan saat bekerja melakukan pemeliharaan atau perbaikan pada jaringan transmisi, di satu sisi adalah bagian dari upaya PLN untuk menjaga kualitas pelayanan kepada masyarakat pelanggan PLN agar tetap bisa melakukan aktifitasnya yang membutuhkan energi listrik tanpa harus mengalami pemadaman sementara karena ada pekerjaan.

Di sisi lainnya, bagi PLN tentunya dengan keberadaan Tim PDKB adalah bagian daripada upaya menyelamatkan energi listrik yang telah diproduksi oleh pembangkit listrik untuk dijual kepada pelanggan dan menjadi pendapatan bagi PLN.

Pekerjaan di jaringan transmisi yang tetap dalam keadaan bertegangan, seperti penggantian isolator, perbaikan jaringan, dan lain-lain dalam keadaan bertegangan, adalah pekerjaan yang berisiko tinggi.

Untuk menghindari resiko kecelakaan kerja, tim PDKB dituntut memiliki kompetensi tinggi dan selalu bekerja mematuhi Standard Operation Procedure (SOP). Selain itu, kesiapan kesehatan fisik dan rohani dari setiap personil juga menjadi hal yang wajib diperhatikan sebelum bekerja. Setiap 6 bulan, dilakukan pemeriksaan kesehatan serta pengecekan peralatan kerja.

Dengan moto : “Safety, Safety, Safety”. Sebelum melakukan pekerjaan mereka harus terlebih dahulu mempersiapkan peralatannya dengan cara yang benar untuk menngkatkan safety perlengkapannya, ketika bekerja mereka mereka harus mendahulukan safety karena mereka bekerja dalam keadaan yang rentan bahaya dan setelah bekerja mereka harus melakukan evaluasi terhadap pekerjaan mereka juga safety sehingga kedepan mereka akan bisa bekerja dengan selamat.