Salah satu proyek 35.000 Mega Watt (MW), yaitu PLTU Cilacap ekspansi, 1 x 1.000 MW milik swasta (independent power producer/IPP) dalam waktu dekat mulai dibangun.
Hal ini menyusul ditandatanganinya kontrak engineering, procurement, construction (EPC) antara PT Sumber Segara Primadaya (S2P) selaku pengembang PLTU Cilacap dengan China Chengda Engineering Co. Ltd (Chengda) di Chengdu, Propinsi Sichuan, China 5 Juni 2015. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama S2P Muhammad Rasul dan President and CEO Chengda Liu Yiheng.
S2P sebelumnya telah mengoperasikan PLTU Cilacap 2 x 300 MW dan saat ini juga sedang mengembangkan PLTU Cilacap ekspansi phase 1 sebesar 1 x 660 MW yang akan selesai tahun ini. Proyek PLTU Cilacap 1 x 1.000 MW ini adalah ekspansi phase 2.
PLTU CIlacap 1×1000 MW ditargetkan beroperasi komersial pada tahun 2018 untuk memperkuat pasokan listrik di sistem kelistrkan Jawa Bali, khususnya di Jawa bagian selatan. PLTU ini direncanakan menggunakan teknologi Ultra Super Critical Boiler berbahan bakar Batubara Low Range (4200 GAR) menggunakan Fluidized Gas Desulphurizaton (FGD) yang didesain untuk dapat beroperasi secara effisien dan ramah lingkungan.
Sebagaimana kita ketahui, Pemerintah Indonesia pada tanggal 4 Mei 2015 lalu meluncurkan “Program 35.000 MW”. Dari program ini, 10.000 MW atau 35 proyek akan dikerjakan oleh PLN dan 25.000 MW atau 74 proyek mengundang fihak swasta, termasuk S2P. Hanya dalam waktu 32 hari sejak peluncuran program 35.000 MW, kita telah menyaksikan momen bersejarah. S2P telah melangkah dengan melakukan penandatanganan kontrak EPC untuk mendukung program 35.000 MW.
70 tahun sejak PLN berdiri pada tahun 1945, kapasitas terpasang di Indonesia mencapai sekitar 50.000 MW. Jumlah itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia yang tumbuh pesat. Dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 – 6 % per tahun dan angka rasio elektrifikasi Indonesia saat ini 84%, kebutuhan listrik tumbuh sekitar 8 – 9 % per tahun.
Untuk itu setiap tahun dibutuhkan tambahan pasokan listrik sekitar 7.000 Mega Watt atau dalam lima tahun ke depan dibutuhkan tambahan 35.000 Mega Watt. PLN bersama Pemerintah Indonesia saja tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Diperlukan pastisipasi fihak swasta untuk bersama-sama memenuhi kebutuhan tersebut.