Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat harus diimbangi dengan ketersediaan tenaga listrik, hal tersebut dikarenakan permintaan tenaga listrik dari masyarakat juga semakin bertambah. PLN yang merupakan perusahaan pelayanan jasa kelistrikan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat salah satunya dengan cara menambah pasokan tenaga listrik.
Pada hari ini, Jumat (5/6/2015), bertempat di kantor PLN Wilayah Papua & Papua Barat dilakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Kelebihan Tenaga Listrik (excess power) sebesar 10 MW antara PLN Wilayah Papua & Papua Barat (PLN WP2B) dengan PT. SDIC Papua Cement Indonesia (PT SPCI). Penandatanganan dilakukan oleh General Manager PLN WP2B, Robert Sitorus, dengan General Manager PT SPCI, Mr. Wang Chun Jian.
PT SPCI adalah sebuah pabrik semen yang saat ini sedang dibangun oleh Investor China di kampung Maruni-Manokwari, Provinsi Papua Barat, dengan masa pengelolaan selama 60 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan energi listriknya, PT SPCI membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara dengan kapasitas daya sebesar 2 x 20 MW dan diperkirakan hanya membutuhkan daya sebesar 20-25 MW, sehingga akan ada kelebihan daya sebesar 10-15 MW. Kelebihan tenaga listrik ini telah disepakati akan dijual ke PLN WP2B dengan harga yang mengacu pada Peraturan Menteri ESDM No. 03 tahun 2015, yaitu sebesar Cent USD 10,61 per kWh dalam jangka waktu 25 tahun terhitung sejak tanggal dimulainya penyaluran energi listrik dari PLTU tersebut. Harga tersebut dapat berubah atau disesuaikan apabila sewaktu-waktu ada perubahan peraturan maupun ketentuan yang mengaturnya.
Kerjasama jual beli excess power ini bermula pada bulan Mei 2014, dimana PT SPCI menyampaikan ke PLN WP2B adanya rencana pembangunan pabrik semen di Manokwari yang membutuhkan daya listrik berkisar 20-25 MW. Berdasarkan hasil diskusi dan mempertimbangkan kondisi kelistrikan di Manokwari, PLN WP2B menyarankan agar PT SPCI membangun pembangkit listrik sendiri untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen tersebut, sekaligus bisa memasok kebutuhan listrik di Kota Manokwari dan sekitarnya melalui PLN. Dengan pertimbangan tersebut, maka PT SPCI merencanakan akan membangun PLTU dengan kapasitas 2×20 MW, sehingga akan ada kelebihan tanaga (excess power) sebesar 10-15 MW yang akan dijual ke PLN WP2B. Pembangunan pabrik semen ini semakin mantap setelah presiden SBY menandatangani prasasti pembangunannya di Manokwari pada tanggal 24 Agustus 2014 silam dan kemudian adanya kunjungan Presiden Joko Widodo ke Pembangkit Tenaga Listrik (PLTU) milik PT SDIC di China pada tanggal 9 November 2014. Maka pada tanggal 30 Januari 2015 yang lalu PLN WP2B dan PT SPCI sepakat dan telah menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) jual beli excess power dari pabrik semen tersebut.
Saat ini pembangunan pabrik semen serta PLTU-nya sedang berjalan dan ditargetkan akan beroperasi pada bulan Mei 2016 mendatang. Menurut pantauan di lapangan, pembangunan berjalan ‘super cepat’, dimana sebagian besar pekerja, baik enginer, teknisi dan pekerja lapangan datang dari China dengan peralatan yang cukup lengkap. Mereka bekerja cepat, seolah-olah tidak ingin mengalami keterlambatan sedikitpun. Andaikan pembangunan pembangkit-pembangkit PLN bisa dilakukan seperti ini, mungkin program listrik 35.000 MW bisa dibangun kurang dari 5 tahun.
Dengan adanya jual beli excess power ini, maka kebutuhan energi listrik di kota Manokwari yang merupakan Ibu Kota Provinsi Papua Barat akan semakin terpenuhi. Sebagai gambaran bahwa daya mampu pembangkit listrik di sistem Manokwari saat ini sebesar 17,5 MW (semuanya menggunakan mesin diesel), dengan beban puncak 16,8 MW.
Selain terpenuhinya ketersediaan listrik di Kota Manokwari dan sekitarnya hingga ke Prafi, maka pembelian excess power ini akan meningkatkan penghematan yang cukup besar di PLN WP2B, diperkirakan akan mengurangi pemakaian BBM sebesar 21 juta liter per tahun, secara financial menghemat kurang lebih Rp. 155 Miliyar per tahun.
Adanya excess power 10 MW di Manokwari ini, nantinya akan menambah kapasitas excess power di Papua Barat, dimana saat ini PLN WP2B telah membeli excess power sebesar 37 MW di Sorong yang menggunakan pembangkit listrik berbahan bakar gas (PLTMG), sehingga saat ini pembangkit listrik PLN yang ada di Sorong (PLTD) hanya bersifat sebagai unit standby. Produksi listrik di kota Sorong saat ini hampir bebas BBM.
Potensi pembangkit listrik non BBM di Papua dan Papua Barat cukup besar, dan saat ini PLN WP2B sedang menjajaki pembelian energi listrik lainnya, termasuk pembelian energi listrik 10 MW dari pembangkit listrik biomassa di Merauke dan Pembangkit Listrik Hidro (PLTM) 6×1 MW di Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya.