PLN Teken MoU Dengan INPEX MASELA terkait kebutuhan LNG untuk Pembangkit Listrik

Jakarta, 20 Februari 2020 – PLN teken Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan minyak dan gas asal Jepang, INPEX MASELA, Ltd, terkait kerjasama suplai LNG (Liquefied Natural Gas) untuk Pembangkit Listrik PLN. Bertempat di Hotel Fairmont, Jakarta, penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Utama PLN – Zulkifli Zaini dan Presiden Direktur INPEX MASELA – Kenji Kawano disaksikan oleh Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) – Arifin Tasrif dan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada Rabu (19/2).

MoU tersebut berisikan kerjasama pemanfaatan LNG dari Proyek LNG Abadi yang dioperasikan INPEX untuk memenuhi kebutuhan gas di pembangkit tenaga listrik PLN. Hal ini menjadi salah satu wujud komitmen Pemerintah dalam memprioritaskan kebutuhan gas domestik.

Adapun MoU tersebut mempertimbangkan beberapa hal seperti, jumlah kebutuhan riil PLN, harga gas yang ekonomis pada plant gate PLN diharapkan memberikan kontribusi dalam menurunkan biaya pokok pembangkitan (BPP).

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa menjaga keamanan energi adalah salah satu kunci dalam meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah Republik Indonesia berencana untuk lebih meningkatkan jaringan energi melalui pengembangan pipa gas dan infrastruktur listrik di seluruh negeri, dari Sabang ke Merauke dan dari Miangas ke Pulau Rote.

“Implementasi pemanfaatan energi untuk pengembangan ekonomi tentu saja akan lebih meningkatkan pendapatan negara dari sektor energi dan menciptakan multiplier effect bagi masyarakat dengan membuka peluang kerja baru,” terang Arifin.

Nota Kesepahaman ini juga merupakan satu tahap pencapaian dari pengembangan Proyek LNG Abadi Masela. Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah dan industri hulu migas dalam memenuhi permintaan gas dari dalam negeri.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan, salah satu fokus PLN kedepan adalah Menurunkan BPP (Biaya Pokok Penyediaan) dan seperti yang kita ketahui bersama, biaya yang mempengaruhi BPP (Biaya Pokok Penyediaan) tertinggi adalah biaya bahan bakar.

Kondisi saat ini, harga gas (LNG) yang lebih murah dibandingkan BBM memungkinkan PLN untuk meningkatkan efisiensi pada penyediaan bahan bakar dengan mengkonversi energi yang mahal (BBM) ke energi yang lebih murah, khususnya dalam kerjasama ini adalah konversi BBM menjadi Gas (LNG).

Jadi, dalam kerja sama ini pada intinya, PLN secara umum berminat untuk menyerap Gas (LNG) dari Masela, sesuai dengan kebutuhan sistem kelistrikan PLN; perkiraan Indikatif volume yg akan diserap oleh PLN sebesar 2-3 MTPA untuk kebutuhan di pembangkit PLN tersebar (multi destinasi).