Jakarta, 6 Februari 2020 – “Demi mendorong pertumbuhan investasi, PLN memiliki pasokan listrik yang surplus di seluruh Indonesia sehingga siap untuk mendukung pengembangan wilayah KEK, KI, DPP, serta SKPT”
Hal ini dikemukakan oleh Wakil Direktur Utama (Wadirut) PLN Darmawan Prasodjo dalam acara Rapat Koordinasi Kesiapan PLN Melistriki Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri, Destinasi Pariwisata Prioritas, dan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu pada Kamis, 6 Februari 2020.
Bertempat di Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK) Jakarta Selatan, acara ini dihadiri juga oleh Sekretaris Jendral Ketenagalistrikan – Munir Ahmad, Staff khusus (Stafsus) Menteri ESDM Bidang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi – Triharyo Soesilo, Kabag (Kepala Bagian) Pengendalian Pembangunan dan Pengelolaan KEK – Bambang Wijanarko, S.ST, MSR, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan – Jisman P. Hutajulu, Direktur Perwilayahan Industri, Direktorat Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional – Ir. Ignatius Warsito, MB dan Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Kalimantan – Syamsul Huda serta Badan Usaha Sektor Kawasan di seluruh Indonesia.
“Seluruh sistem kelistrikan di Indonesia saat ini dalam kondisi surplus, dimana hampir semua sistem mempunyai reserve margin yang mencukupi, sehingga PLN siap mendukung pengembangan kawasan usaha di Indonesia,” terang Darmawan.
PLN mendapat penugasan pemerintah untuk membangun proyek pembangkit 35.000 MW yang terus berjalan. Selain itu, dalam RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2019-2028, PLN akan menambah kapasitas pembangkit sebesar 56.397 MW (termasuk program 35.000 MW) dan menambah jaringan transmisi sepanjang 57.293 kms hingga tahun 2028.
“Tambahan kapasitas pembangkit dan jaringan transmisi sesuai RUPTL menandakan bahwa kami siap memenuhi kuantitas dan kualitas tenaga listrik yang dibutuhkan oleh Kawasan KI, KEK, DPP dan SKPT, dengan mempercayakan kebutuhan listrik pengembangan kawasan kepada PLN, maka pengembang Kawasan dapat memaksimalkan penggunaan investasi untuk pengembangan maupun keunggulan dalam menghadapi persaingan global,” lanjut Darmawan.
Stafsus MESDM Bidang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi – Triharyo Soesilo dalam paparannya mengapresiasi kesiapan PLN melalui program 35.000 MW nya untuk mendukung pengembangan kawasan usaha di Indonesia.
“Peningkatan 8000 MW di 2020 merupakan sebuah prestasi, terimakasih kepada PLN yang melalui 35 GW menunjukkan kesiapan dalam mendukung pengembangan kawasan, termasuk industri smelter, dimana Indonesia memiliki kadar nikel yang sangat besar, sehingga dapat menjadi produsen nikel terbesar di dunia. Nikel ini menjadi bahan dari pembuatan baterai, dimana baterai akan menjadi komoditas yang meningkat kebutuhannya di dunia salah satunya untuk kendaraan listrik,” papar Triharyo.
Pengembangan sebuah kawasan menjadi motor untuk mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional, salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara adalah dari konsumsi energi per kapita nya. Di tahun 2019, nilai Indonesia masih 1.084 kWh per kapita, masih jauh dari angka negara tetangga sekalipun. Oleh karena itu PLN akan mengoptimalkan penyediaan listrik yang tersedia, sehingga ekonomi Indonesia akan semakin meningkat.
PLN sebagai perusahaan penyedia listrik dengan pelayanan yang prima, berkomitmen untuk menjadi yang terbaik dalam melayani kebutuhan listrik tentu dengan kualitas yang baik dengan security of supply 24 jam 7 hari.