Jenoponto, 6 September 2019 – Genjot pembangunan pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang diwakili oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK) Kementerian ESDM Rida Mulyana bersama dengan Direktur Pengadan Strategis 2 PLN Djoko R Abumanan melakukan kunjungan kerja ke Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo kapasitas 60 MW di Kabupaten Jenoponto pada Jumat, 6 September 2019.
PLTB Tolo merupakan bagian dari Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit 35.000 MW, sekaligus juga menjadi bagian dari upaya Pemerintah untuk dapat mencapai target bauran energi nasional 23 % dari EBT pada 2025.
Dengan nilai investasi sebesar 160.7 juta USD, pembangunan PLTB Tolo menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 390 orang. Sebagai pembangkit tenaga bayu terbesar kedua di Indonesia setelah PLTB Sidrap, PLTB Tolo memiliki kadar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 42 %, memiliki 20 wind turbine, dengan tinggi tower 133 meter (m) dan panjang bilah atau baling-baling mencapai 64 m, masing-masing turbin mampu mengalirkan listrik sebesar 3,6 Megawatt (MW) dengan Capacity Factor (CF) kumulatif nya sebesar 30% lebih, adapun total kWh produksi yang telah dihasilkan PLTB Tolo sejak Desember 2018 hingga Agustus 2019 sebesar 142.86 MWh.
Dalam sambutannya Dirjen Gatrik Rida Mulyana menyampaikan kunjungan kerja ke lapangan ini guna memastikan progress sinkronisasi ke sistem PLN.
“PLTB ini merupakan pembangkit EBT kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan dan merupakan salah satu dari proyek 35.000 MW, diharapkan kedepannya ada lagi green energy serta smart grid energy di Sulawesi Selatan,” kata Rida.
Pembangkit yang berlokasi di Kampung Lengke-lengkese, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Sulawesi Selatan ini merupakan pembangkit EBT yang masuk kedalam sistem Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel). Dengan total daya mampu sistem Sulbagsel mencapai 1499 MW, sistem ini memiliki beban puncak sebesar 1165 MW, sehingga memiliki reserve margin atau cadangan daya sebesar 334 MW. Adapun PLTB Tolo ini menambah porsi bauran energi pembangkit EBT di sistem Sulbagsel menjadi sebesar 29-30% (PLTB sebesar 7% dan PLTA sebesar 22%).
Adapun untuk sistem Sulawesi, bauran penggunaan EBT telah mencapai 32,94 %, PLTB sebesar 4,15%, PLTA sebesar 21,12 %, dan PLTP sebesar 7,66 %.
PLN berkomitmen untuk mencapai target 23% pemanfaatan EBT di 2025, hingga saat ini (6/9) kapasitas pembangkit EBT nasional yang terpasang sebesar 7.292 MW atau setara dengan 12,36 % dari seluruh bauran energi pembangkit.
Kontak :
Dwi Suryo Abdullah
Vice President Public Relation PLN