Kembangkan WKP Tulehu, PLN Hemat Biaya Pengeboran Hingga 40%

Bandung, 22 Maret 2018 – Pengembangan panas bumi sebagai sumber energi listrik di Indonesia masih terus dilakukan guna mencapai target 7% dari bauran energi Indonesia pada 2027. Salah satunya, dengan mengembangkan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP)  di Tulehu, Ambon. Dalam hal ini, PLN mampu menghemat biaya pengeboran 4 sumur panas bumi hingga 40%.

“Rata-rata biaya pengeboran yang ditawarkan pengembang WKP lebih tinggi. Namun dengan mengelola langsung, biaya yang dikeluarkan PLN lebih rendah,” ungkap Manager Senior Energi Panas Bumi PLN Yudistian Yunis usai memberikan paparan di the 7th ITB International Geothermal Workshop 2018, Rabu (20/3).

Tak hanya itu, melalui monitoring dan evaluasi ketat, pengeboran dapat diselesaikan dengan biaya di bawah budget, yakni dengan realisasi sebesar USD 31,02 juta dari rencana USD 31,32 juta. Realisasi ini setara dengan 97% dari nilai kontrak dan selesai sesuai jadwal.

Kami mampu mengebor 4 sumur dengan kedalaman total 7.212 m dari rencana semula 5.800 m. Artinya, pencapaian kami setara 124%. Ini membuktikan bahwa PLN mampu dalam bidang pengeboran,” tambah Yudis.

Hasil pengeboran sendiri menunjukkan, 2 dari 4 sumur memberikan indikasi hasil positif. Saat ini kedua sumur tersebut dilakukan Uji Produksi Sumur selama 20 hari. Tujuannua untuk mengetahui kapasitas MW dan besar cadangan terbukti (proven reserve) untuk operasi 30 tahun ke depan.

Selain Tulehu (20 MW), PLN mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengelola 7 WKP lainnya, yaitu Kepahiang (110 MW), Tangkuban (60 MW), Ungaran (55 MW), Mataloko (20 MW), Ulumbu (40 MW), Atadei (10 MW), dan Songa Wayaua (10 MW). Kedelapan WKP ini tersebar di Sumatera, Jawa, Flores, dan Maluku.

“Selamat untuk PLN yang sudah mulai mengembangkan panas bumi. Tingkatkan terus SDM khususnya untuk Geoscientist karena kunci pengembangan panas bumi adalah geoscientist yang baik,” ujar Sanusi Satar Koordinator GEOCAP (Geothermal Capacity Building Program) Indonesia, usai membuka pameran IIGW di ITB, Bandung

Potensi panas bumi di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, yakni sebesar 40% (29.000 MW). Potensi ini harus dikembangkan karena dapat dimanfaatkan untuk menambah bauran energi, khususnya yang berasal renewable energy. Saat ini, kapasitas PLTP yang terpasang di Indonesia sebesar 1.808 MW atau terbesar ke-3 di dunia, setelah Amerika Serikat dan Filipina. Kontribusi panas bumi dalam bauran energi nasional ini diharapkan dapat menciptakan ketahanan energi tanah air.

Kontak:
I Made Suprateka
Kepala Satuan Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7251234
Facs. 021 7227059
Email. suprateka@pln.co.id