Lombok, 20 Oktober 2017 – Menteri ESDM Ignasius Jonan, Groundbreaking 5 Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dan 1 MPP tersebar di Nusa Tenggara dengan total kapasitas mencapai 350 MW. Selain itu Jonan juga meresmikan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Independent Power Producer (IPP) Lombok Timur kapasitas 50 MW (2×25).
Bertempat di Kelurahan Tanjung Karang Permai, Sekarbela, Mataram (20/10), Groundbreaking dan Peresmian ini dihadiri juga oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Sekretaris Daerah Provinsi NTB Rosyadi H. Sayuti, Pimpinan dan anggota Komisi VI dan Komisi VII DPR RI, Direktur Jenderal Deputi dan jajaran Kementerian ESDM, jajaran jajaran direksi PLN, serta Direktur dan Konsorsium Kontraktor. Selain itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya juga menyaksikan melalui video conference.
Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam sambutannya mengatakan bahwa pengembangan pembangkit yang dibangun ini mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi.
“Pemerintah berkomitmen terus meningkatkan rasio elektrifikasi, saat ini telah lebih dari 93% , ini sudah luar biasa penigkatannya, dan diharapkan terus meningkat menjadi 97% di 2019,” ujar Jonan.
Jonan juga menyampaikan bahwa demi menaikkan RE, PLN diperbolehkan membangun listrik desa yang off grid, diluar RUPTL, sehingga dapat mempercepat peningkatan RE.
Jonan juga menyampaikan apresiasi nya terhadap pemerintah daerah dan PLN.
“Kami sangat berterimakasih pada dukungan bapak Gubernur NTB dan NTT, karna pembangunan ini sangat cepat. Selain itu tentu kepada PLN yang terus memberikan efisiensi sehingga tarif listrik tidak naik,” kata Jonan.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir membuka sambutannya dengan menjelaskan kondisi kelistrikan di Indonesia sekarang dalam keadaan yang cukup baik, karena tidak ada pemadaman akibat defisit daya pembangkit. Seluruh sistem besar kelistrikan PLN telah mengalami surplus, dan beberapa daerah mempunyai reserve margin lebih dari 30 persen.
“PLN saat ini siap melayani permintaan penyediaan tenaga listrik. Kami berharap agar ketersediaan daya yang cukup ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, terutama oleh kalangan industri. Program 35.000 MW juga telah mengakomodir tumbuhnya kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kawasan industri (KI). Dengan dukungan kelistrikan dari PLN, diharapkan industri akan tumbuh dan membawa multiplier effect bagi perekonomian nasional,” terang Sofyan.
Perihal pembangkit yang di groundbreaking dan diresmikan, Sofyan Basir mengungkapkan bahwa nilai total investasi dari seluruh proyek yang akan di groundbreaking dan diresmikan ini mencapai 6 trilyun rupiah serta dapat menyerap cukup banyak lapangan kerja. Proyek PLTU IPP Lombok Timur yang diresmikan telah menyerap sebanyak 37.000 pelanggan baru yang siap menikmati listrik PLN. Sistem Lombok sendiri saat ini sebesar 299 MW dengan beban puncak tertinggi sebesar 227 MW dan cadangan 72 MW.
Sofyan Basir juga memberikan apresiasi terhadap para pihak terlibat dalam pembangunan kelistrikan di Nusa Tenggara.
“Kami menyadari bahwa pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan Indonesia memerlukan dukungan banyak stakeholder. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada jajaran pemerintah daerah di lingkungan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, dan masyarakat di sekitar lokasi pembangkit, sehingga progres pembangunan dan segala sesuatunya berjalan dengan baik,” ungkap Sofyan.
Berikut tujuh proyek yang di Groundbreaking dan diresmikan oleh Menteri ESDM :
1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Lombok Peaker. Berkapasitas 150 MW dan berlokasi di desa Tanjung Karang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Nilai investasi 1,6 triliun rupiah, akan menyerap tenaga kerja sejumlah 390 orang. Diharapkan akan Commercial Operation Date (COD) pada Februari 2019.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bima.
Berlokasi di Dusun Bonto, Kecamatan Asakota, Kota Bima Nusa Tenggara Barat, berkapasitas 50 MW. Total investasi 637 miliar rupiah, akan menyerap tenaga kerja sekitar 300 orang. PLTMG Bima direncanakan akan COD pada Oktober 2018.
3. PLTMG Sumbawa kapasitas 50 MW Pembangkit yang berada di desa Labuan Badas Kabupaten Sumbawa, nilai investasi lebih dari 744 milyar rupiah dan menyerap tenaga kerja hingga 285 orang. Ditargetkan PLTMG Sumbawa akan selesai pada Oktober 2018.
4. PLTMG Kupang Peaker kapasitas 40 MW. Dibangun di Dusun Panaf, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Target selesai pada November 2018. Dengan total investasi lebih dari 700 milyar rupiah, pembangkit ini menyerap tenaga kerja lebih dari 300 orang.
5. Mobile Power Plant (MPP) Flores berkapasitas 20 MW. Berlokasi di Dusun Rangko, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat. Menelan investasi lebih dari 427 milyar rupiah dan menyerap tenaga kerja hingga 210 orang selama masa konstruksi dan 25 orang selama fase operasi.
6. PLTMG Maumere kapasitas 40 MW yang berlokasi di desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka-Flores Nusa Tenggara Timur. Menyerap tenaga kerja sekitar 285 orang dengan nilai investasi lebih dari 694 milyar rupiah.
7. PLTU IPP Lombok Timur 2×25 MW berlokasi di Desa Padakguar, Kabupaten Lombok Timur.
Total nilai investasi 1,2 triliun rupiah, menyerap tenaga kerja sebanyak 1.200 orang pada fase konstruksi dan 470 tenaga kerja saat operasi dengan prosentase 95% orang Lombok dan 85% di antaranya adalah penduduk Desa Padakguar.
Groundbreaking PLTMG tersebar Nusra dan Peresmian PLTU Lombok Peaker ini menjadi sebuah dukungan nyata Pemerintah terhadap percepatan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Nusa Tenggara Barat.
Sebagai informasi total pelanggan sebanyak 1.158.740 pelanggan yang terdiri dari 1.092.473 pelanggan rumah tangga, 22.033 pelanggan tarif sosial, 37.657 pelanggan bisnis, 298 pelanggan industri dan 6.279 pelanggan pemerintah. Sementara rasio elektrifikasi NTB per Juli 2017 sebesar 81,14% dengan target 83,52% di akhir 2017. Selain itu melalui program listrik pedesaan di 2017 ini PLN ditargetkan melistriki 65 dusun terpencil di NTB.
Kontak:
I Made Suprateka
Kepala Satuan Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7251234
Facs. 021 7227059
Email. suprateka@pln.co.id