Banjarmasin, 9 Mei 2017 – PLN terus memperkuat sistem kelistrikan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua provinsi tersebut.
Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan PLN Djoko R. Abumanan melakukan dialog dengan jajaran Pemerintah, pelanggan dan calon pelanggan PLN se-Kalimantan. Pada Rabu (10/5), PLN akan berdiskusi dengan para stakeholder di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah guna membahas kondisi sistem kelistrikan di wilayah tersebut.
“Daya mampu Sistem Barito saat ini mencapai 632 Megawatt (MW) dengan surplus daya sebesar 92 MW. Dengan beroperasinya Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pulang Pisau 2 x 60 Megawatt (MW) di Kabupaten Pulang Pisau dan Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai 155 MW di Desa Karendan, Kabupaten Barito Utara kami optimis dapat memenuhi kebutuhan listrik pelanggan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah,” jelas Djoko.
PLN memiliki kemampuan lebih untuk melayani permintaan suplai listrik baik dari masyarakat maupun industri yang akan mengembangkan bisnis di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Selain itu, Djoko mengatakan bahwa cadangan daya tersebut juga akan digunakan untuk melayani daftar tunggu calon pelanggan akibat kondisi kelistrikan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang sempat mengalami defisit pada awal 2016.
“Meskipun kondisi kelistrikan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah sempat mengalami defisit pada awal 2016, maka pada 2017 ini kondisi sudah sangat membaik karena kita sudah punya cadangan daya. Oleh karena itu kami memastikan listrik tersedia bagi calon pelanggan yang akan berinvestasi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah,” ungkap Djoko.
Optimalisasi pelayanan PLN telah dilakukan pasca layanan pasang baru dibuka kembali. Hal ini untuk medorong pertumbuhan insfrastruktur, ekonomi dan sosial di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah sedang sangat bergeliat. Djoko optimis PLN dapat memenuhi kebutuhan listrik pelanggan.
Sejumlah infrastruktur kelistrikan juga disiapkan PLN melalui program 35.000 MW untuk menigkatkan ketersedian dan kualitas listrik di dua provinsi tersebut. Infrastruktur ketenagalistrikan ini diantaranya adalah pengembangangan PLTMG Bangkanai Tahap II sebesar 140 MW, PLTU Sampit 2 x 25 MW dan Mobile Power Plant (MPP) 120 MW yang akan selesai pada 2018. Termasuk PLTU Kalsel (FTP 2) 2 x 100 MW yang direncanakan akan beroperasi pada 2019.
Sementara itu, PLN juga membangun transmisi sepanjang 2.606 kilometer sirkit (kms) yang akan beroperasi secara bertahap hingga 2019. Hingga awal 2017 ini, PLN telah merampungkan pembangunan transmisi 150 kV dengan panjang mencapai 722 kms.
Sekitar 17 Gardu Induk (GI) baru tersebar di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah juga tengah disiapkan guna mencapai rasio elektrifikasi 92% pada 2019 untuk kedua provinsi tersebut.
Guna mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Regional Kalimantan, PLN juga telah bekerjasama dengan pihak swasta untuk menambah pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Biomass dan Biogas (PLTBm dan PLTBg) dengan total kapasitas sebesar 7,8 MW. Penggunaan EBT juga akan bertambah dari PLTBm Egreendo berkapasitas 10 MW yang saat ini masih dalam proses Contract Discussion Arrangement (CDA) atau Power Purchase Agreement (PPA).