Sistem Khatulistiwa Surplus 100 MW
Pontianak, 9 Mei 2017 – Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat yang terus menggeliat harus didukung dengan ketersediaan pasokan listrik yang handal. Sejumlah infrastruktur kelistrikan telah disiapkan PLN guna mendongkrak petumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat yang ditargetkan mencai 6,1% pada 2019.
Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Djoko R. Abumanan akan berdialog langsung dengan jajaran Pemerintah, stakeholder kelistrikan, serta Pelanggan dan Calon Pelanggan PLN di Pontianak (9/5) guna berdiskusi membangun kelistrikan di Kalimantan Barat yang cukup dan handal.
“Dengan beroperasinya Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) Mobile Power Plant (MPP) 4×25 Megawatt (MW) di Mempawah dan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2×10 MW di Ketapang, kami optimis dapat memenuhi kebutuhan listrik pelanggan di Kalimantan Barat,” kata Djoko.
Daya mampu sistem khatulistiwa saat ini mencapai 400 MW, dengan surplus daya lebih dari 100 MW. Dengan demikian PLN memastikan ketersedian listrik bagi calon pelanggan yang akan berivestasi di Kalimantan Barat.
Untuk mengantisipasi pertambahan pelanggan, PLN juga tengah membangun sejumlah infrasrtuktur kelistrikan yang masuk dalam program 35.000 MW, diantaranya pembangunan PLTG Pontianak Peaker 100 MW di Kabupaten Mempawah yang ditargetkan beroperasi pada 2018, serta PLTU Kalbar 1 berkapasitas 2×100 MW di Kabupaten Bengkayang yang akan selesai pada 2019.
Untuk memperkuat keandalan listrik di sistem khatulistiwa, PLN juga membangun transmisi 150 kilo Volt (kV) sepanjang 1.884 kms yang terdiri dari Bengkayang-Ngabang-Tayan-Siantan 474 kms selesai di 2017, Tayan-Sanggau 750 kms di 2018 serta Sanggau-Sekadau-Sintang, Ketapang-Sukadana dan Ketapang-Kendawangan 660 kms di 2019. Sementara itu hingga Maret 2017 jaringan transmisi 150 kV yang sudah selesai sepanjang 458.56 kms.
Selanjutnya guna mencapai rasio elektrifikasi 93,75% di 2019, PLN juga akan membangun 26 Gardu Induk (GI) tersebar di Wilayah Kalimantan Barat sebesar 930 MVA yang terdiri dari 9 unit berkapasitas 330 MVA di 2017, 12 unit berkapasitas 390 MVA di 2018 dan 5 unit berkapasitas 210 MVA di 2019.
Ketersedian listrik ini juga akan mensupplai kebutuhan di berbagai kawasan pengembangan industri, seperti di Semparuk, Mandor, Tayan, Manismata, Sukaramai, Tanjung Api dan Ketapang.
Disisi pelayanan pelanggan, PLN juga mencanangkan program aggressive marketing 5.555 Pasang Baru. “Kami menetapkan target untuk melayani permintaan 5.555 pasang baru pelanggan per bulannya. Termasuk kerjasama dengan asosiasi dan lembaga pengembangan perumahan dan konstruksi untuk mensupport percepatan pasang baru,” lanjut Djoko.
Kelistrikan di Kalimantan Barat juga berperan dalam pengembangan energi baru dan terbaharukan (EBT), dimana hingga saat ini, PLN Wilayah Kalimantan Barat telah mengoperasikan pembangkit PLTMh dan PLTS dengan total kapasitas sebesar 8,9 MW.
“PLN juga telah menandatangani kerjasama dengan pihak swasta untuk mengembangkan pembangkit EBT menggunakan limbah kelapa sawit dengan total kapasitas 38 MW yang rencananya akan dibangun di Tayan, Siantan, Sukadana, Meliau dan BalaiKarangan,” kata Djoko.
PLN berharap dukungan berbagai pihak untuk mempercepat pembangunan infrastruktur kelistrikan di Pulau Borneo sehingga mampu meningkatkan perekonomian wilayah Kalimantan.