PLN Terus Tingkatkan Pemakaian EBT Sebagai Sumber Energi

Setelah COD , MESDM dan PLN Pantau PLTP Sarulla

Sarulla, 31 Maret 2017 – Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) terus menjadi perhatian PLN dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional. Pengembangan pembangkit listrik yang ramah lingkungan ini guna mencapai target bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025.

Salah satu pembangkit listrik yang menjadi perhatian PLN saat ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla yang terletak di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Pembangkit IPP berkapasitas 3 x 110 MW ini berpotensi menjadi PLTP terbesar di dunia, karena kapasitasnya bisa dikembangkan hingga 1.000 MW.

PLTP Sarulla dikembangkan di dua lokasi yaitu di proyek Silangkitang (SIL) dengan kapasitas 1×110 MW (Unit 1) dan proyek Namora-I-Langit (NIL) dengan kapasitas 2×110 MW (Unit 2 dan 3). PLTP Sarulla Unit 1 (SIL) telah beroperasi/Commercial Operation Date (COD) pada 18 Maret 2017. Sementara Unit 2 dan Unit 3 direncanakan COD pada 23 November 2017 dan 23 Mei 2018.

Jelang Peresmian PLTP Unit 1 Mei mendatang, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Ignasius Jonan bersama Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN melakukan kunjungan ke lokasi untuk meninjau kesiapan pembangkit.

Dalam arahannya, Jonan mengungkapkan bahwa pemerintah mendukung pengembangan pembangkit EBT dengan harga yang sesuai.

“Kami sangat mendukung pengembangan EBT, tapi jangan sampai kabel listrik sudah melewati rumah masyarakat, tapi mereka tidak mampu beli listriknya. Pengembang juga jangan takut untuk mngembangkan listrik sebanyak-banyaknya karena di Sumatera ini PLN akan membangun jalur transmisi 275 kV dan 500 kV yang akan menyalurkan listrik ke seluruh sumatera. Jadi kami akan sangat mendukung jika PLTP ini bisa 1.000 MW,” ujar Jonan.

Proyek PLTP Sarulla termasuk ke dalam program Percepatan Pembangunan Ketenagalistrikan (Fast Track Program/ FTP) 10.000 MW Tahap II. Beroperasinya PLTP Sarulla akan meningkatkan keandalan sistem di Sub-sistem Sumatera Bagian Utara (Sumbagut). Hal ini melihat beban puncak Sub-sistem Sumbagut (sebelum Unit 1 COD) mencapai 2.000 MW dengan daya mampu 2.100 MW. Selain itu, dengan penambahan kapasitas daya listrik ini, maka PLN dapat melayani menambahan pelanggan bisnis, industri, dan rumah tangga. PLN memperkirakan potensi penambahan pelanggan golongan R-1 900 VA sendiri sekitar 103.000 pelanggan.

“PLTP Sarulla merupakan salah satu pembangkit yang sangat dinanti-nantikan untuk memperkuat keandalan di Sumatera Utara. PLTP ini merupakan jawaban dari tantangan pembangkit bersih dan ramah lingkungan,” ungkap Amir Rosidin.

Proyek PLTP Sarulla dikembangkan melalui skema Kontrak Operasi Bersama (KOB)/Joint Operation Contract (JOC) antara Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan Sarulla Operations Limited (SOL). SOL sendiri merupakan konsorsium dari Medco Power Indonesia, Itochu Corporation (Jepang), Kyushu Electric Power Co., Inc (Jepang), dan Ormat International, Inc (USA).

Berdasarkan Amandemen KOB tersebut dan Amandemen Energy Sales Contract (ESC) antara PLN dan SOL pada 14 April 2013, harga listrik dalam Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) PLTP Sarulla sebesar USD 6.79 cent/kWh melalui mekanisme total project dengan rincian harga sebagai berikut:

1) Tahun ke-1 s.d. 8: USD 7,9 cent/KWh atau sekitar Rp 1.000/kwh
2) Tahun ke-9 s.d. 19: USD 7,15 cent/KWh;
3) Tahun ke-20 s.d. 30: USD 3,16 cent/KWh.

Investasi yang dibutuhkan dalam mengusahakan proyek PLTP Sarulla ini sebesar USD 1,6 Milyar. Sementara jumlah tenaga kerja sampai dengan akhir Februari 2017 sebanyak 3.470 orang. Sebanyak 1.936 orang (55,79%) merupakan tenaga kerja lokal.
Kontak:
I Made Suprateka
Kepala Satuan Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7251234
Facs. 021 7227059
Email. suprateka@pln.co.id