Palu, 15 November 2016 – Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat di kota Palu, sejak tahun 2014 Pemerintah telah menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu berdasarkan Peraturan Pemerintah No.31/2014 pada 20 Mei 2014, karena pengembangan kegiatan perekonomian di wilayah Palu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional, sehingga dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus.
PLN Sebagai penopang perekonomian melalui energi listrik, siap mendukung pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, ditandai hari ini (15/11) melalui penandatanganan MoU KEK Palu antara PT PLN (Persero) dengan PT Bangun Palu Sulteng. Turut hadir Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, Direktur Bisnis Reg. Sulawesi dan Nusa Tenggara (SNT) PLN, Machnizon Masri didampingi General Manager (GM) PLN Wilayah Suluttenggo Baringin Nababan, dan GM Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulbagut, Octavianus Padudung.
Penandatanganan MoU dilakukan di Kantor PLN Area Palu, dilakukan oleh GM PLN Suluttenggo Baringin Nababan dan Mulhanan Tombolotutu, Direktur PT Bangun Palu Sulteng. Sebelumnya Machnizon memaparkan tentang kondisi kelistrikan dan pengembangan sistem ketenagalistrikan di Sulawesi Tengah, dimana untuk Suluttenggo sendirimemiliki daya mampu saat ini 595 MW dengan beban puncak 510 MW, sehingga PLN Suluttenggo masih surplus 85 MW. Mulhanan juga memberikan paparan mengenai pembangunan dan pengembangan KEK Palu.
Longki pun mendukung penuh langkah PLN dalam menopang pasokan listrik di KEK Palu, “KEK ini juga akan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi memiliki potensi dan keunggulan secara geoekonomi dan geostrategis. Untuk itu PLN harus bisa memberikan prioritas bagi pasokan listrik daerah KEK, sehingga banyak investor yang tertarik pada KEK Palu”, cakap Longki dalam sambutannya.
Beberapa bentuk dukungan penuh dari PLN diantaranya diawali dengan menyiapkan Jaringan tegangan menengah (JTM) yang akan diambil dari lokasi jaringan PLN yang paling dekat, yaitu PLTU Mpanau, untuk memudahkan pasokan aliran listrik dan menjaga keandalan pasokan listrik. Selain itu, suplai pasokan listrik KEK juga diperkuat dengan pembangunan SUTM Feeder Khusus Pelayanan KEK 20 kilo Volt (kV) double circuit sepanjang 4,5 kilo meter sirkuit (kms).
PLN kedepan untuk mengantisipasi kebutuhan listrik kawasan Kek Palu, juga merencanakan akan membangun Gardu Induk 150 kV dengan lahan yang dipersiapkan oleh pengelola KEK Palu, yang nantinya akan khusus melayani pelanggan yang berada di kawasan KEK Palu. Selain itu, PLN juga mempersiapkan pembangunan PLTU Palu 3 berkapasitas 100 MW yang berlokasi di kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
“Karena KEK ini punya potensi yang sangat baik untuk mendukung perkeonomian nasional. KEK ini juga akan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Untuk itu PLN akan memberikan prioritas khusus,” tutur Machnizon dalam pemaparannya.
KEK Palu terletak di Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, dekat dengan Pelabuhan Pantoloan Palu, yang akan memanfaatkan lahan seluas 1.500 hektare. Lokasi KEK tersebut selama ini telah mulai berkembang sebagai kawasan industri yang saat ini sudah berdiri sejumlah industri rotan dan kayu. Sesuai perencanaan, Kawasan Ekonomi Khusus Palu akan dikembangkan menjadi beberapa zona, diantaranya:
– Zona Industri;
– Zona Logistik; dan
– Zona Pengolahan Ekspor
Sebagai informasi, saat ini pemerintah telah menetapkan sembilan KEK di Indonesia dan kota Palu adalah salah satunya. Kesembilan KEK tersebut yaitu KEK Sei Mangkei, Tanjung Lesung, Tanjung Api-api, Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), Bitung, Morotai, Palu, Mandalika, dan Tanjung Kelayang. Pada dasarnya KEK dibentuk untuk membuat lingkungan kondusif bagi akitivitas investasi, ekspor, dan perdagangan guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi.
Diharapkan dengan adanya kerjasama pembentukan KEK baik dari Pemerintah, PLN dan insatansi pengembang terkait, bisa menarik banyak investor luar maupun dalam negeri untuk mengembangkan dan memperkuat perekonomian di Indonesia.