Jokowi Lakukan Peletakan Batu Pertama SUTT 70 kV

Nias, 19 Agustus 2016 – Dalam rangka peningkatan infrastruktur kelistrikan di Pulau Nias, Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama untuk Saluran udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV Nias-Teluk Dalam di Idanoi, Nias, Sumatera Utara. Pembangunan SUTT 70 kV sepanjang 110 km sangat penting bagi sistem kelistrikan di Nias. Hal ini guna meningkatkan keandalan pasokan listrik bagi warga Nias.

Peletakan batu pertama ini merupakan tanda dimulainya seluruh pekerjaan pembangunan SUTT 70 kV yang direncanakan selesai pada April 2017. Dalam kegiatan tersebut, Jokowi didampingi oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Sumatera Utara Teuku Erry dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir beserta Jajaran Direksi PLN.

SUTT 70 kV Nias-Teluk Dalam terdiri dari 393 tower. Hingga saat ini tanah yang telah dibebaskan sebanyak 172 tower. Dengan dibangunnya SUTT ini diharapkan bisa meningkatkan keandalan pasokan, efisiensi penghantaran daya listrik, dan rasio elektrifikasi di Pulau Nias.

“Hadirnya SUTT 70 kV sangat penting bagi pelayanan listrik warga Nias karena transmisi ini lebih handal jika dibandingkan dengan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kN. Artinya, listrik yang diterima warga akan lebih baik, serta bisa membuka peluang untuk pelanggan baru. dengan begitu, diharapkan bisa meningkatkan rasio elektrifikasi di Pulau Nias,” Ujar Sofyan.

SUTT juga bermanfaat dalam meningkatkan penyaluran daya listrik, sehingga listrik yg dihasilkan dari Mobile Power Plant (MPP) di Idanoi dapat disalurkan hingga ke wilayah Teluk Dalam. Sebelumnya, daya listrik hanya disalurkan untuk area Gunung Sitoli karena keterbatasan kemampuan jaringan.

Selain melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan SUTT 70 kV, Presiden Joko Widodo beserta rombongan juga berkunjung ke MPP Nias 1 x 25 MW. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk melihat progres pembangunan MPP yang telah dilakukan ground breaking oleh Jokowi  pada 1 Juni lalu.

Saat ini progress keseluruhan untuk MPP  Nias 1 x 25 MW telah mencapai 59 persen dan diperkirakan akan beroperasi pada akhir Oktober 2016. Selain menambah pasokan listrik hingga 25 MW, MPP ini akan mengurangi pemakaian pembangkit listrik tenaga diesel. Dengan begitu, biaya pokok produksi listrik akan lebih efisisen.

Meski demikian, hal terpenting dari pembangunan MPP Nias adalah untuk membuka peluang tambahan jumlah pelanggan dan pemenuhan kebutuhan akan listrik yang setiap harinya semakin meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

Hingga saat ini sistem kelistrikan di Pulau Nias ditopang dari pembangkit diesel di Gunung Sitoli dan Teluk Dalam dengan total daya mampu sebesar 33,15 MW. Sementara beban puncak di sistem Nias mencapai 24,02 MW.

Untuk menghadapi peningkatan rasio elektrifikasi ke depannya, PLN berencana menambah pembangkit listrik di Nias yakni PLTMG 25 MW. Seluruh pembangunan infratruktur kelistrikan ini masuk dalam program 35.000 MW. Seperti yang tertuang dalam Program Nawacita Pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla, program ini ditujukan demi mewujudkan peningkatan rasio elektrifikasi.

“Saat ini PLN sedang konsentrasi untuk melakukan percepatan mengejar target 35,000 MW. Tentunya hal ini tidak lepas dari dukungan Pemerintah, masyarakat dan Stakeholder.” Pungkas Sofyan.

Kontak :
Agung Murdifi
Senior Manager Public Relations PT PLN (Persero)
Telp. 082121618391
Facs. 021 7227059
Email : agung.murdifi@pln.co.id