Moody’s Menaikkan Rating PLN Dua Tingkat (Notches)

(Jakarta 1 Juli 2014) Moody’s, lembaga pemeringkat internasional baru saja mengumumkan kenaikan rating Company Stand Alone Credit Quality atau Baseline Credit Assesment (BCA) untuk PLN dua tingkat ditandai dengan turunnya BCA dari semula Baa3 menjadi Ba2. Ini berarti turunnya tingkat ketergantungan PLN terhadap Pemerintah karena semakin membaiknya kondisi keuangan PLN secara korporat dibanding tahun sebelumnya sehingga hal-hal tersebut dinilai dapat memberikan ekspektasi positif.

Pertimbangan kenaikan rating tersebut menurut Moody’s adalah :

  1. Adanya kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) pada tahun 2013 dan tahun 2014 (mulai bulan Mei dan Juli 2014) sehingga mengurangi ketergantungan PLN pada subsidi. Kenaikan tersebut memperbaiki secara signifikan credit worthiness perusahaan. Pada tahun 2012 PLN menerima subsidi dari Pemerintah sebesar Rp 103.3 triliun atau 44% dari total pendapatan. Pada tahun 2013 PLN menerima subsidi sebesar Rp 101.2 triliun atau 39% dari total pendapatan. Penurunan porsi subsidi ini akan terus berlanjut di tahun 2014 dan tahun-tahun mendatang.
  2. Upaya penurunan pemakaian BBM dengan perbaikan fuel mix melalui program fast track program (FTP) 1 yang akan memperbaiki cashflow PLN. Meskipun program tersebut membutuhkan biaya capital expenditure yang sangat besar, Moody’s mengapresiasi PLN dalam kemampuan mengelola execution risk pada program FTP-1 yang dapat menyelesaikan 6.4 Giga Watt (GW) sampai akhir 2013. Dengan beroperasinya FTP-1 maka mampu mendorong kenaikan pendapatan perusahaan sebesar Rp 24.7 triliun dibanding tahun 2012.

Disamping hal-hal tersebut diatas, Moody’s juga menyampaikan catatan mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan perbaikan/naiknya rating PLN dimasa mendatang:

a. Membaiknya rasio Debt/Capitalization yang ditunjukkan dengan turunnya rasio tersebut menjadi dibawah 75%. Hal tersebut berarti bahwa pendanaan capital expenditure menjadi jauh lebih konservatif dimana sumber dana internal lebih mendominasi dibanding yang berasal dari pinjaman untuk keperluan pendanaan investasi perusahaan.

b. Membaiknya rasio Casfhlow/Debt yang dapat dilihat dari naiknya rasio tersebut menjadi diatas 4% – 4.5%. Semakin tinggi rasio tersebut menandakan bahwa perusahaan memiliki kondisi keuangan yang sehat dengan memiliki cashflow yang cukup atas pinjaman yang dimilikinya.

PLN memiliki kebutuhan investasi yang sangat besar. PLN membutuhkan rata-rata Rp 40 triliun per tahun untuk program-program investasi dibidang pembangkitan, transmissi dan distribusi. Sampai saat ini tidak ada korporasi di Indonesia yang kebutuhan investasinya sedemikian besar seperti PLN. Kenaikan tarif ke tingkat keekonomian seperti yang diterapkan mulai 1 Mei 2014 dan 1 Juli 2014 adalah sebuah langkah maju yang memberi dampak positif yaitu meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dana internal. Dengan demikian perbaikan struktur tarif akan membuat PLN makin mampu memperkuat sumber pendanaan internal yang memadai untuk mendanai kebutuhan investasinya dan mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman.

Kenaikan rating korporasi PLN dari lembaga pemeringkat bukanlah yang pertama bagi PLN. Pada bulan April 2014 korporasi juga telah mendapatkan kenaikan rating untuk Stand Alone Credit Profile dari lembaga rating internasional Standart & Poors. Manfaat kenaikan rating bagi PLN sangat besar untuk meningkatkan kepercayaan pihak luar terhadap korporasi dan menurunkan cost of financing pinjaman dalam rangka memenuhi kebutuhan pendanaan investasi. Untuk itu, dalam mengantisipasi perbaikan rating di masa mendatang maka kebijakan keuangan yang konservatif dan hati-hati (prudent) akan terus ditingkatkan.

 

 

Kontak:
Bambang Dwiyanto
Manajer Senior Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7261122
Facs. 021 7227059
Email. bambang.dwiyanto@pln.co.id