Menerangi Negeri Dengan Kemandirian Produk Bangsa

Perhelatan akbar Pameran Kelistrikan Indonesia dalam rangka Hari Listrik Nasional (HLN) ke‐68 digelar di Grand City Convention & Exhibition Surabaya, 23‐25 Oktober 2013. Acara ini adalah penye‐ lenggaraan ke‐4 setelah sebelumnya diadakan di Jakarta, Palembang, Batam dan saat ini di Surabaya.

Terpilihnya Surabaya sebagai tuan rumah kali ini memiliki banyak alasan. Salah satunya karena Surabaya terletak di Jawa Timur yang merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terbaik nasional dengan angka 6,7 %.

Selain itu, iklim investasi yang kondusif disertai dengan pertumbuhan infrastruktur kelistrikan yang mumpuni diharapkan mampu menarik perhatian investor untuk menyerbu kawasan Jawa Timur ini. Saat ini Jawa Timur adalah daerah yang tumbuh paling tinggi di Jawa‐Bali, dalam hal kelistrikan yaitu sebesar 12%, kemudian penambahan pelanggan juga cukup signifikan yaitu naik sekitar 500 ribu per tahun, sehingga jumlah pelanggan saat ini 9,5 juta. Pertumbuhan konsumsi alistrik ini terjadi karena didongkrak oleh sektor industri dan jasa sehingga saat ini rasio eletrifikasi di wilayah Jatim tercatat sebesar 75%.

Pameran yang
merupakan
tempat bertemunya para
pelaku industri
kelistrikan di
seluruh Indonesia khususnya
terhadap
perkembangan
teknologi dan inovasi terbaru ini, diikuti oleh 100 lebih perusahaan kelistrikan dan energi. Pameran kali ini mengangkat tema “Menerangi Negeri Dengan Kemandirian Produk Bangsa”.

Menurut Adi Supriono, Ketua Umum Hari Listrik Nasional PLN Ke‐68, isu utama yang akan diusung dalam pameran kelistrikan kali ini adalah masalah Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di pembangkitan, transmisi dan distribusi. Banyak yang bisa kita bisa dapatkan dari TKDN bila benar‐benar telah dilaksanakan. Mulai dari penghematan devisa dan ekonomi Indonesia yang bergerak. Dari sisi PLN, untuk tata cara pengadaannya, saat ini juga sudah banyak berpihak kepada produsen dalam negeri. Untuk mengawal kebijakan ini, PLN terus mendorong agar kebijakan TKDN ini dilaksanakan dan dikontrol dengan baik.

Sedangkan menurut Nur Pamudji, Direktur Utama PLN, target rasio elektrifikasi pada 2016 mendatang adalah 83,45. Terkait dengan hal itu PLN menargetkan penambahan kapasitas pembangkit mulai Januari 2013 sampai Desember 2016 mencapai 11.398 MW. “PLN melarang penggunaan komponen impor yang bisa diproduksi di dalam negeri pada pembangkit baru mulai Juli 2012. Misalnya boiler, turbin dan turbo generator yang dihasilkan pabrikan domestik,“ ujarnya. Walaupun harga lebih mahal dari produk Cina, tetapi kualitas dalam negeri tak jauh beda dengan produk Eropa. Nur Pamudji menambahkan bahwa PLN punya komitmen kuat untuk mengembang‐ kan produk dalam negeri. PLN merevolusi proses pengadaan barang dan jasa untuk mengoptimalkan penggunaan produksi dalam negeri. PLN juga membentuk Divisi Supply Chain untuk mendata potensi penggunaan produksi dalam negeri di proses bisnis kelistrikan.

Berbagai event akan digelar dalam pameran kelistrikan 2013. Selain pameran, akan digelar seminar. ***

Kontak :
Bambang Dwiyanto
Manajer Senior Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7261122
Facs. 7227059
Email. bambang.dwiyanto@pln.co.id