PLN Tandatangani Kontrak Pembelian Listrik PLTA Rajamandala 47 MW

(Jakarta, 20/8) PT PLN (Persero) pada hari ini, Selasa (20/8), melakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (Power Purchase Agreement/PPA) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala dengan PT Rajamandala Electric Power (“PT REP”). Pembelian tenaga listrik dengan kapasitas 47 Mega Watt (MW) ini, memiliki masa kontrak selama 30 tahun. Penandatanganan PPA PLTA Rajamandala ini dilakukan oleh Direktur Utama PLN, Nur Pamudji dengan Direktur Utama PT REP, Bambang Priyambodo dan Takashi Shimada.

Perjanjian ini merupakan bagian dari komitmen dan upaya PLN untuk terus meningkatkan kapasitas pasokan listrik, utamanya pasokan listrik pada sistem kelistrikan Jawa-Bali, serta meningkatkan kontribusi energi baru terbarukan dalam pembangkitan.

PLTA Rajamandala merupakan proyek pembangkit listrik swasta tanpa mendapat jaminan pemerintah (Non Government Guarantee) di Indonesia yang pertama kali mendapatkan jaminan dari Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA), yaitu sebuah lembaga dibawah naungan Bank Dunia.

“PLTA Rajamandala merupakan proyek pembangunan pembangkit listrik pertama di Indonesia yang mendapatkan jaminan dari MIGA. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa PLN telah mendapatkan kepercayaan besar dari dunia internasional sehingga MIGA mau memberikan jaminan atas proyek PLTA Rajamandala. Saat ini perwakilan dari MIGA sedang berada di Indonesia untuk melakukan due diligence project” ujar Direktur Utama PLN, Nur Pamudji.

Harga jual tenaga listrik PLTA Rajamandala disepakati adalah 8.6616 cent USD per kWh.  Pengembangan PLTA Rajamandala diperkirakan akan menelan biaya sebesar 115 juta USD dan akan didanai oleh Bank dari Jepang dengan skema project financing. Masa konstruksi PLTA Rajamandala diperkirakan selama 33 bulan dan dijadwalkan akan mulai beroperasi secara komersial pada pertengahan tahun 2016.

Skema pembangunan PLTA ini adalah dengan skema Full Turnkey dimana kontraktor utama akan bertanggungjawab terhadap seluruh pembangunan Pembangkit dan juga Saluran Transmisi Tegangan Tinggi sepanjang sekitar 8 km dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku seperti perijinan dan juga Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari setiap unsur dalam pembangunan PLTA Rajamandala.

Skema pengembangan proyek ini adalah BOOT (Built-Own-Operate-Transfer). PT REP merupakan anak perusahaan PT Indonesia Power dan Kansai Electric Power Inc. Kansai Electric Power Inc. adalah perusahaan pembangkit listrik kedua terbesar di Jepang dan telah berpengalaman dalam pembangunan dan pengoperasian PLTA. Sementara PT Indonesia Power adalah anak usaha PT PLN (Persero) yang juga berpengalaman dalam pengembangan dan pengoperasian pembangkit listrik.

Hidehiko Yukawa, Managing Executive Officer dari Kansai Electric Power Inc. menjelaskan bahwa pihaknya memiliki komitmen yang sama dengan PLN dan juga pemerintah Indonesia dalam pemanfaatan energi terbarukan. “Kansai Electric Power dan pemerintah Jepang memiliki komitmen yang sama dengan PLN dan pemerintah Indonesia dalam pemanfaatan energi terbarukan untuk membangkitkan listrik” tegas Hidehiko Yukawa.

PLTA Rajamandala akan dibangun di Sungai Citarum, desa Cihea Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. PLT ini didesain sebagai PLTA run off river.  Pola pengoperasiannya adalah mengikuti pola operasi PLTA Saguling (4×175) MW, dimana akan memanfaatkan air keluaran dari PLTA Saguling guna menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dapat dihasilkan oleh PLTA Rajamandala rata-rata sebesar 181 GWh per tahun dan akan disalurkan ke Sistem Jawa Bali melalui jaringan transmisi 150 kV Cianjur-Cigereleng. Pembangunan proyek ini selain padat modal, juga padat karya. diharapkan akan dapat menyerap tenaga kerja lokal yang akan dilakukan mencapai sekitar 1200 orang.

 

Contact Person :

Bambang Dwiyanto
Manajer Senior Komunikasi Korporat
Tlp. 021-7251234
Facs. 021 7227059
Email. bambang.dwiyanto@pln.co.id