PLN Gandeng Andritz Hydro Gmbh Untuk Pekerjaan Electromechanical PLTA Peusangan

(Jakarta, 28 Agustus 2013) Potensi air danau Laut Tawar yang mengalir ke sungai Peusangan-Aceh Tengah, Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, tidak akan sia-sia lagi. Pasalnya dalam waktu dekat, PLN akan segera membangun pembangkit listrik tenaga air dengan sumber dana pinjaman dari JICA. Diperkirakan dengan membangun PLTA Peusangan unit #1 dan unit #2 dengan kapasitas (2x 22,5 MW dan 2x 21,5 MW) atau total kapasitas 88 MW, PLN akan mendapatkan energi listrik sekitar 323 GWh per tahun.

Rencananya, energi yang dihasilkan dari PLTA Peusangan ini akan dialirkan ke Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sumatera Utara dan Aceh melalui Gardu Induk (GI) Takengon dan GI Bireun. Dalam pelaksanaannya, proyek PLTA Peusangan ini akan dibagi dalam beberapa paket pekerjaan (Lot), yaitu Pekerjaan Civil, Pekerjaan Metal, Pekerjaan Elektromekanikal, Pekerjaan Jaringan Transmisi 150 kV dan Gardu Induk.

Untuk melaksanakan beberapa pekerjaan tersebut, PLN menggandeng beberapa perusahaan nasional maupun internasional agar pelaksanaan tepat pada waktunya. Seperti yang terlihat pada Rabu (28/8), di PLN Kantor Pusat, Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, bersama Direktur Utama Andritz Hydro GmbH, Josef M Ullmer, menandatangani kontrak pekerjaan electromechanical untuk PLTA Peusangan.

Pekerjaan electromechanical ini, rencananya akan diselesaikan dalam waktu 42 bulan. Beberapa pekerjaan tersebut antara lain pekerjaan elektromekanikal Francis Turbin dan generator beserta auxiliaries untuk 2 power house, masing-masing kapasitas 2×22, 1MW dan 2×21, 1MW. Serta pekerjaan outdoor switchgear 150 kV pada PLTA Peusangan PH-1 dan PH-2

Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, merasakan bahagia setelah bertahun-tahun tertunda, proyek PLTA Peusangan akhirnya bisa dikerjakan kembali. “Akhirnya kami bisa menandatangi kontrak ini dan saya sangat bahagia, karena proyek ini bisa dikerjakan kembali. Proyek ini cukup memakan waktu cukup lama karena beberapa kendala yang dihadapi seperti keamanan Aceh yang belum kondusif, waktu itu karena perpolitikan daerah setempat,” ucap Nur.

Nur Pamudji pun mengingatkan, biasanya setelah tandatangan kontrak, suka ada oknum atau seseorang yang mengatasnamakan Dirut PLN untuk mengajak bertemu dan meminta sejumlah uang. “Hati-hati dengan orang yang mengaku sebagai diri saya, yang menelpon untuk minta duit. Jika anda punya kenalan polisi, tangkap saja dia,” ujar Nur mengingatkan.

Senada dengannya, Direktur Utama Andritz Hydro GmbH, Josef M Ullmer pun merasa bahagia, karena setelah sekian tahun, perusahaannya bisa kembali datang ke Indonesia untuk mengerjakan proyek PLTA. “Beberapa tahun lalu, kami telah berhasil mengerjakan proyek PLTA Musi. Kami bersyukur bisa kembali mengerjakan proyek PLTA di sini.

Sebelumnya, PLN pun telah meneken beberapa kontrak kerja dengan beberapa kontraktor untuk bidang pekerjaan lainnya bagi PLTA Peusangan. Dalam pelaksanaannya, proyek PLTA Peusangan kapasitas 88,4 MW ini dibagi dalam beberapa paket pekerjaan (Lot), yaitu Pekerjaan sipil dengan menggandeng konsorsium Hyundai-PP, pekerjaan metal dengan menggandeng joint operation Wika Amarta, pekerjaan jaringan transmisi 150 kV dan gardu induk menggandeng konsorsium PT Balfour Beatty Sakti – PT Karunia Berca, serta pekerjaan elektromekanikal itu sendiri yang baru saja diteken kontrak kerjasamanya. Secara keseluruhan, PLTA Peusangan ini menelan biaya hingga USD 217,8 Juta.

Kontak:

Bambang Dwiyanto
Manajer Senior Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7261122
Fac. 021 7227059
Email. bambang.dwiyanto@pln.co.id