Komitmen Bersama PLN Dengan Mitra Kerja Untuk Melaksanakan Pembangunan Kelistrikan 2011

(Jakarta, 5/1) Mengawali tahun 2011, PT PLN (Persero) bersama para mitra kerja menegaskan kembali komitmennya untuk melaksanakan pembangunan kelistrikan Indonesia dengan lebih berkualitas, lebih cepat, lebih hemat, serta bebas dari korupsi. Komitmen bersama ini dinyatakan pada gelar ”Apel Kesiapan Pelaksanaan Pembangunan 2011” untuk di Parkir Timur Senayan, Jakarta (5/1). Acara dihadiri oleh Direktur Utama PLN Dahlan Iskan, Direktur Operasi Jawa Bali Ngurah Adnyana, jajaran Direksi PLN, para General Manager PLN se-Jawa Bali, dan mitra kerja PLN yang berjumlah sekitar 500 orang.

”Pernyataan komitmen bersama ini akan semakin memacu semangat dan kerja keras PLN dalam penyelesaian konstruksi proyek pembangkit dan transmisi 10.000 MW sehingga dapat beroperasi tepat waktu sesuai target yang diharapkan”, ungkap Dirut PLN Dahlan Iskan. Sebab proyek-proyek skala besar itu melibatkan banyak kontraktor pelaksana pembangunan dan lembaga-lembaga keuangan yang menyokong pendanaan baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, lanjut Dahlan.

Untuk pelaksanaan proyek jaringan transmisi dan gardu induk terkait proyek 10.000 MW, PLN menekankan para mitra kerja untuk bekerja secara optimal mengerahkan segala sumber daya agar pembangunan selesai tepat waktu. Sebab di tahun 2011 ini sebanyak 7 pembangkit bagian dari proyek 10.000 MW di pulau Jawa akan mulai beroperasi. Sehingga memerlukan sistem jaringan transmisi dan Gardu Induk yang handal agar pasokan dari 7 pembangkit baru ini dapat segera tersalurkan kepada pelanggan PLN. Dengan tambahan pasokan listrik di Jawa – Bali, PLN optimis dapat menuntaskan daftar tunggu sambungan baru dan memenuhi kebutuhan listrik bisnis dan industri.

7 pembangkit tersebut adalah PLTU 1 Banten – Suralaya (1 x 625 MW), PLTU 3 Banten – Lontar (3 x 315 MW), PLTU 1 Jabar – Indramayu (3 x 330 MW), PLTU 2 Jabar – Pelabuhan Ratu (1 x 350 MW), PLTU 1 Jateng – Rembang ( 2 x 315 MW), PLTU 1 Jatim – Pacitan (2 x 315 MW), PLTU 2 Jatim – Paiton (1 x 660 MW). Sehingga sistem kelistrikan Jawa – Bali akan mendapat tambahan pasokan daya dengan total 4.830 MW.

Apel serupa juga dilaksanakan oleh PLN Direktorat Operasi Indonesia Timur yang meliputi Sulawesi, Kalimantan kecuali Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Acara dipimpin oleh Direktur Operasi Indonesia Timur Vickner Sinaga yang dipusatkan di Balikpapan, Kalimatan Timur (5/1). Para General Manager Unit PLN se-Wilayah Indonesia Timur serta para mitra kerja PLN turut hadir dalam acara ini. Komitmen penyelesaian proyek pembangkit dan transmisi tepat waktu juga menjadi agenda utama acara ini. Sebab di tahun 2011, wilayah Indonesia Timur akan mendapat tambahan kapasitas daya dari pembangkit bagian proyek 10.000 MW luar Jawa. Pasokan listrik itu berasal dari PLTU Kalsel – Asam-asam ( 2 x 65 MW), PLTU 2 NTT – Kupang (2 x 16,5 MW), PLTU 2 Sulut – Amurang (2 x 25 MW), PLTU Sulsel – Barru (2 x 50 MW), PLTU Maluku Utara – Tidore (2 x 7 MW), dan PLTU 1 NTT – Ende (2 x 7 MW).

Selanjutnya menyusul PLN Direktorat Operasi Indonesia Barat akan menggelar apel yang sama bagi wilayah operasi Indonesia Barat yang meliputi wilayah Sumatera dan  Kalimantan Barat. Apel akan dipimpin oleh Direktur Operasi Indonesia Barat Moch. Harry Jaya Pahlawan dipusatkan di Tanjung Karang, Propinsi Lampung (7/1).

Pembangunan pembangkit dan transmisi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas listrik terpasang di seluruh Indonesia. Sehingga secara bertahap akan meningkatkan kualitas, kuantitas, dan keandalan pasokan listrik di Indonesia. Sekaligus dalam rangka memenuhi permintaan listrik nasional serta mendukung pertumbuhan ekonomi. Untuk itu PLN mendapat penugasan dari pemerintah melalui Peraturan Presiden No. 71/2006 sebagaimana telah  diubah dengan Peraturan Presiden No. 59/2009 untuk membangun sejumlah pembangkit listrik berbahan bakar batubara. Sebanyak 36 (tiga puluh enam) pembangkit listrik berbahan bakar batubara, 10 (sepuluh) di Pulau Jawa dan 26 (dua puluh enam) di luar Pulau Jawa, beserta proyek transmisinya termasuk dalam Fast Track Program tahap I.