Sanggau, 24 Januari 2018 – Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan Machnizon mengatakan saat ini keandalan sistem listrik di Sanggau dan sekitarnya tidak jauh beda seperti pulau Jawa dengan beroperasinya jaringan listrik 150 kilo Volt (kV) Siantan-Tayan dan Gardu Induk (GI) 150 kV Tayan.
“Listrik padam karena pasokan kurang di Sanggau diharapkan tidak lagi terjadi, kecuali adanya masalah gangguan pada jaringan distribusi seperti adanya gangguan tali kawat layang-layang,” jelas Machnizon.
PLN berhasil mengoperasikan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV dari Siantan hingga Tayan sepanjang 103 kilometer sirkit (kms). Kabel listrik tegangan tinggi ini melintasi 4 (empat) kota/kabupaten di Kalimantan Barat yakni Sanggau, Kubu Raya, Mempawah, dan Pontianak dengan disangga 302 tower.
Untuk Gardu Induknya, GI Tayan dengan kapasitas 30 Mega Volt Ampere (MVA) mampu menahan beban puncak hingga 3 Megawatt (MW). Dengan kemampuan GI sebesar itu PLN mampu memasok listrik untuk sekitar 9.000 pelanggan di sekitar Sanggau.
“Kami tetap mengharapkan dukungan dari semua pihak untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Kalimantan Barat ini. PLN juga terus mengusahakan satu sistem interkoneksi kelistrikan di Kalimantan untuk mewujudkan Kalimantan Benderang,” jelas Machnizon.
PLTD Tersebar
Seiring dengan penambahan daya pasok listrik di daratan Kalimantan, PLN pun mengoperasikan pembangkit bermesin diesel (PLTD) untuk daerah-daerah yang statusnya isolated.
PLTD dengan total kapasitas 21 MW tersebut tersebar di beberapa daerah, yakni :
- PLTD Balai Karangan (2 MW), lokasi Balai Karangan, Kec. Entikong, Kab Sanggau
- PLTD Teluk Melano (6 MW), lokasi Teluk Melano, kab. Kayong Utara
- PLTD Semitau (2 MW), lokasi Semitau, Kab. Kapuas Hulu
- PLTD Nanga Tepuai (3 MW), lokasi Tepuai, Kab. Kapuas Hulu
- PLTD Sawai/Putussibau (8 MW), loksai Sawai, Kab. Putusibau.
“Daya 21 MW ini setara dengan melistriki 16 ribu pelanggan. Selain itu penambahan mesin pembangkit ini, pasokan listrik di 3 kabupaten yakni Sanggau, Kapuas Hulu dan Kayong Utara dapat lebih handal. Dari sisi teknis ini akan meningkatkan kualitas tegangan yang diterima oleh pelanggan,” ujar Machnizon.
Sebagai informasi tambahan, PLN dapat mencapai target rasio elektrifikasi (RE) Provinsi Kalimantan Barat tahun 2018 sebesar 84%. Per November tahun 2017 lalu, sebaran RE di provinsi ini mencapai 81,6% atau telah melampaui target tahun 2017 yaitu sebesar 80,9%.
Dari 163 desa masih ada 32 desa belum dialiri listrik dan dari 865 dusun tinggal 273 dusun yg belum teraliri listrik.