Tanjung Pinang, 10 Januari 2018 – PLN terus melakukan perbaikan layanan demi mendukung industri di Pulau Bintan, salah satunya dengan penyalaan pelanggan baru PT Pulau Bintan Jaya dengan daya 3.654 kVA di Kecamatan Kijang, Pulau Bintan. Dengan bertambahnya pelanggan Tegangan Menengah (TM) PLN, maka total pelanggan TM menjadi sembilan perusahaan dengan total daya sebesar 30,3 MW yang mengonsumsi listrik rata-rata 6.516.473 kWh setiap bulannya.
“Kepercayaan sembilan perusahaan besar di Bintan ini menjadi pemicu PLN untuk selalu memperbaiki layanan pasokan listrik ke pelanggan dengan cara mendatangi secara rutin untuk mendengar keluhan yang dialami oleh setiap pelanggan dan tentunya upaya perbaikan terus dilakukan agar kontinuitas pasokan dapat selalu terjaga,” ungkap Manajer SDM dan Organisasi PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Dwi Suryo Abdullah.
Keberadaan sembilan perusahaan di Bintan, seperti PT Tanjungpinang Sakti, PT Pasaraya Mahligai, PT Bintan Resort Cakrawala, PT Bintan Inti Industrial Estate, PT Bintan Vista, RSUD Provinsi Kepri, Airnav Bandara Kijang, PT Angkasa Pura II dan PT Pulau Bintan Jaya tidak hanya bermanfaat bagi PLN tetapi juga pemerintah daerah setempat mengingat kesembilan pelanggan PLN patuh untuk membayar pajak penerangan jalan sebesar 5% dari besar tagihan listriknya dan setidaknya sekitar Rp 400 juta setiap bulannya disetor ke kas pemerintah daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah.
Sebelumnya sepanjang 2016, PLN juga memberikan perhatian khusus di Provinsi Riau dengan percepatan pembangunan Jaringan Tegangan Tinggi (JTT) 150 kV dan lima unit Gardu Induk 150 kV agar pelanggan listrik yang di Bintan dapat di pasok dari Pembangkit dan Sistem yang ada di Batam, penambahan pembangkit Mesin Gas berbahan bakar Gas yang ditempatkan di Tokojo dan Dompak, perbaikan mesin pembangkit berbahan bakar batu bara (PLTU CTI). Itu semua untuk menambah kesiapan daya mampu disisi produksi listrik sehingga permintaan kebutuhan listrik pelanggan selalu dapat dipenuhi.
Di tahun 2017, sejumlah perbaikan di sisi JTT dan JTM dengan adanya perbaikan koordinasi sistem proteksi dan rutin pemeliharaan agar ketika gangguan timbul seperti gangguan petir, gangguan karena pohon dan binatang dapat di lokalisir sehingga yang terkena dampak tidak seluruhnya dan upaya pemulihan tidak terlalu lama.
“Tentunya selama dua tahun terakhir perbaikan layanan ini berdampak pada pertumbuhan kebutuhan listrik yang meningkat sekitar 20 MW penambahan dari awat 2016 beban puncak 54 MW sekarang sudah mencapai 74 MW,” pungkas Dwi Suryo.
Kontak :
Dwi Suryo Abdullah
Manajer SDM dan Umum
PLN Wilayah Riau dan Kepri