EBT Harga Kompetitif Tekan BPP PLN

Shanghai, 6 Desember 2017 – PLN serius tingkatkan pemanfaatan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), salah satunya terlihat dari sejumlah penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) yang dilakukan oleh PLN bersama pengembang dalam kurun waktu satu tahun terakhir dimana jumlahnya telah mencapai 1.200 MW. Jumlah ini diklaim melampaui pencapaian dalam 10 tahun sebelumnya.

Tidak hanya mengejar target pemanfaatan EBT hingga 23 persen pada tahun 2025, PLN juga berusaha untuk membeli EBT dengan harga yang efisien agar bisa menekan biaya pokok produksi (BPP). Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2017. Permen yang telah disempurnakan dengan Permen ESDM Nomor 50 Tahun 2017 tersebut mengatur harga listrik EBT menjadi lebih efisien. Penerapan Permen tersebut ternyata disambut baik oleh para pengembang EBT.

Salah satu cara PLN untuk mencari harga murah, yakni dengan melakukan studi langsung ke sejumlah pabrikan pembangkit EBT, salah satunya dengan mengunjungi perusahaan Dongfang Huanseng Photovoltaic (Jiansu), di China (5/12).

Dalam kunjungan tersebut hadir Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Direktur Keuangan PLN Sarwono, Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty, Direktur Pengadaan Strategis-2 PLN Supangkat Iwan Santoso, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko Raharjo Abumanan dan Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali. Kunjungan tersebut juga turut dihadiri sejumlah rektor dari universitas ternama di Indonesia dan para akademisi.

Kunjungan ini dilakukan dalam rangka studi banding tentang kualitas dan harga, hal ini demi mendapatkan harga yang terbaik langsung dari perusahaan.

“Saat ini dalam rangka benchmark dan melihat secara langsung kualitas barang yang ditawarkan dari beberapa perusahaan, upaya ini dilakukan agar PLN bisa mendapatkan harga kompetitif, terendah dengan kualitas terbaik. Harapannya dengan harga murah ini nantinya bisa menekan BPP PLN, terutama untuk EBT,” ungkap Sofyan Basir.

Saat ini, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah memiliki posisi yang strategis dalam pemenuhan energi global. Khususnya dalam 10 tahun terakhir. Teknologi yang semakin maju dan keekonomian yang semakin bagus membuat teknologi ini semakin diminati sebagai salah satu opsi yang sangat menarik dalam kaitannya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik global secara bekersinambungan dan ramah lingkungan.

Dari tahun ke tahun tingkat efisiensi solar cell mengalami kenaikan terus menerus dan terdapat pabrikan yang sudah mengunakan teknologi PERC atau Passivated Emitter and Rear Cell, dimana dengan teknologi tersebut tingkat output yang dihasilkan akan lebih tinggi.

Sebelumnya, melalui anak perusahaan, PLN juga telah melakukan MOU terkait rencana pembangunan pembangkit listrik PLTS Terapung sebesar 200 MWp yang rencananya dibangun di Cirata.

Keuntungan PLTS Terapung adalah output energi dari PLTS terapung lebih besar kurang lebih 10% dibanding PLTS yang dipasang di darat karena temperataur di air lebih rendah, dan menyebabkan output energi PLTS lebih besar. Selain itu, PLTS terapung akan menurunkan evaporasi air di waduk atau dengan kata lain mempu mengonservasi air untuk pembangkit listrik.

Kontak:
I Made Suprateka
Kepala Satuan Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7251234
Facs. 021 7227059
HP. 0811194260
Email. suprateka@pln.co.id