PLTU Pacitan dan Rembang Raih Penghargaan Nasional dan Dunia

Pembangunan Coal Shelter di PLTU Pacitan dan PLTU Rembang yang merupakan produksi lokal berhasil mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia dan Guiness Book of Record.

PLTU 1 Jawa Timur Pacitan dan PLTU 1 Jawa Tengah Rembang meraih penghargaan untuk sebuah rekor bertajuk “Atap Tanpa Sambungan Terpanjang”. Tidak main-main, penghargaan yang diperoleh berasal dari  Museum Rekor Indonesia (MURI)  untuk PLTU 1 Jawa Timur Pacitan dan Guiness Book of Record untuk PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.

MURI & GUINESS RECORDPenghargaan yang diatasnamakan kepada Utomodeck selaku rekanan pelaksana dari PT. Duta Cipta Pakarperkasa yang berdasar kontrak merupakan pelaksana pembangunan shelter coal yard diserahkan secara simbolis oleh Hardi Joewono selaku Business Development Director PT. Duta Cipta Pakarperkasa di Kantor Induk PT PLN (Pesero) Unit Induk Pembangunan VIII Surabaya pada hari Senin (23/3) diterima oleh General Manager UIP VIII, Wiluyo Kusdwiharto selaku pemrakarsa atau owner proyek.

Coal Shelter sebagai peraih penghargaan ini merupakan sebuah struktur bangunan yang berfungsi sebagai atap penutup coal yard untuk pelindung batubara yang ada didalamnya. Atap tanpa sambungan yang dibangun untuk menutup coal yard di PLTU Pacitan sepanjang 156,3 meter, sedangkan di PLTU Rembang sepanjang 200,9 meter.

coal shelter_01Wiluyo mengatakan penghargaan ini cukup membanggakan, selain karena pembangunan coal shelter memang dibutuhkan untuk melindungi kualitas batubara juga karena merupakan produksi bangsa sendiri. “Pembangunan coalshelter merupakan sebuah langkah sederhana tapi cukup penting. Kebanggaannya juga karena yang mengerjakan pekerjaan ini adalah karya anak bangsa sendiri” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Hardi Joewono juga menyampaikan, pihaknya sangat gembira dan berterimakasih karena telah diberi kesempatan bekerjasama dengan PT PLN (Persero) untuk melakukan pembangunan coal shelter. “Kami sangat bergembira dan berterimakasih karena sudah bisa berbuat maksimal melalui kerjasama dengan PLN UIP VIII hingga bisa meraih penghargaan ini. Saat ini yang sedang dalam proses pembangunan coal shelter berikutnya adalah untuk coalyard di PLTU Lontar Banten” ujar Hardi.

Pembangunan coal shelter ini sendiri berawal dari pengalaman low rank coal pernah terbakar di salah satu lokasi coal yard PLTU, kemudian melalui sharing knowledge management diperoleh sebuah usulan solusi untuk melakukan perlakuan khusus terhadap low rank coal dengan membuatkan shelter (atap) pada coalyard.

Seperti diketahui low rank coal yang merupakan bahan bakar utama proyek pembangunan PLTU yang termasuk pada Fast Track Program (FTP) 1 memiliki sifat mudah terbakar. Sehingga dengan adanya coalshelter dapat mengurangi resiko terjadinya Self Combustion (Terbakar dengan sendirinya). Selain itu pembangunan coalshelter juga berfungsi untuk mengurangi potensi plugging, yaitu kondisi dimana batubara yang basah akibat terkena air hujan menjadi lengket ketika melalui proses dari coal bunker menuju coal feeder. Fungsi lainnya juga mengurangi frekuensi batubara tertiup angin sehingga menyebabkan polusi.