(Manado, 7/8) PLN melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) mengenai panas bumi bersama dengan 5 pihak. Ke-5 pihak tersebut adalah : Pertamina Geothermal Energy (PGE), Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado dan Universitas Negeri Manado (Unima).
Penandatanganan MoU yang turut disaksikan oleh Duta Besar Selandia Baru, Trevor Matheson, masing-masing dilakukan oleh Direktur PLN, Nasri Sebayang, Direktur PGE, Irfan Zainuddin, Gubernur Sulawesi Utara, Dr. Sinyo Harry Sarundajang, Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., Rektor Unsrat, Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat, M.Sc., DEA dan Rektor Unima, Prof. Dr. Philoteus E.A. Tuerah, M.Si., DEA.
Dalam MoU yang berjangka waktu 3 (tiga) tahun ini, masing-masing pihak sepakat untuk melakukan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta bidang lain yang disepakati para pihak dalam rangka pengembangan sumber daya panas bumi di Sulawesi Utara.
Direktur PLN, Nasri Sebayang menyebutkan bahwa rencana kerjasama dengan pihak perguruan tinggi dan pihak lainnya dibidang panas bumi, baik itu dengan PGE dan juga pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan pemanfaatan panas bumi sebagai salah satu sumber energi listrik.
“Semoga upaya kita bersama melalui MoU ini, dengan semangat untuk terus mengoptimalkan pemanfaatan potensi panas bumi menjadi energi listrik dapat berjalan dengan baik. Sulawesi Utara saat ini telah memanfaatkan energi panas bumi menjadi sumber energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Lahendong unit 1-4 dengan total kapasitas terpasang mencapai 80 MW. Pengeloaan PLTP di Sulawesi Utara yang dilakukan oleh PLN ini berjalan dengan baik, dimana listrik dari PLTP Lahendong yang berasal dari sumur milik PGE menjadi salah satu sumber energi listrik terbesar yang memasok listrik ke sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo” jelas Nasri Sebayang.
Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara menyambut baik adanya penandatanganan MoU mengenai panas bumi. “MoU ini tentunya sejalan dengan visi Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara untuk menjadi daerah unggulan di bidang pemanfaatan energi terbarukan melalui pemanfaatan panas bumi” sebut Gubernur Sulawesi Utara, Dr. Sinyo Harry Sarundajang.
Sementara itu, Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D, menyebutkan bahwa Universitas Gadjah Mada dan New Zealand Ministry of Foreign Affairs and Trade telah memiliki Partnership Agreement untuk memajukan kawasan timur Indonesia, melalui skema Research and Development Funding Facility (RDSP-FF) atau sekarang dinamakan program Community Resilience and Economic Development (CaRED) yang dibiayai oleh NZAID. Tema kegiatan yang telah disetujui untuk didanai dalam skema kerjasama tersebut meliputi riset, training/workshop, dan pemberdayaan masyarakat, salah satunya adalah di bidang panas bumi.
“Apa yang saat ini dilakukan oleh mahasiswa UGM dengan kegiatan pengabdian masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Tomohon, yang satu diantaranya adalah Festival Panas Bumi “The First Indonesian Geothermal Festival”, merupakan bagian dari kegiatan yang telah dilakukan oleh peneliti panas bumi dari Pusat Penelitian Panas Bumi FT UGM bersama mitra-mitra Indonesia seperti PLN dan PGE yang turut didukung oleh pemerintah daerah setempat. Kegiatan kali ini mengambil tema “Geothermal Energy for Sustainable Development and Community Prosperity in Eastern Indonesia” jelas Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D.
Acara penandatanganan MoU ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Festival Panas Bumi “The First Indonesian Geothermal Festival” yang diselenggarakan pada tanggal 6 & 7 Agustus 2015 di Danau Linow, Tomohon, Sulawesi Utara. Acara festival ini dilaksanakan atas inisiatif dari Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Kota Tomohon yang turut didukung oleh PLN, PGE serta Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara.