PLN Wilayah Sulselrabar Listriki 5 Desa di Hari Pelanggan Nasional

Makassar, 6 September 2017 – PT PLN (Persero) terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang belum mendapat aliran listrik. Bertepatan dengan Hari Pelanggan Nasional yang jatuh pada tanggal 4 September 2017, PLN kembali memberi kejutan dengan mengalirkan listrik untuk lima desa di tiga provinsi berbeda.

Kelima desa tersebut adalah Desa Pebassian Kec. Mamasa Kab. Mamasa Provinsi Sulawesi Barat, Desa Tellu Limpoe Kec.Mario Riawa Kab.Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan, Desa Maroko Kec. Ranteangin, Kab. Kolaka Utara, Desa Dete Kec. Tomia Timur, dan Desa Kulati Kec. Tomia Timur Provinsi Sulawesi Tenggara.

Berbagai macam medan yang menantang harus dilalui dalam melistriki desa-desa tersebut. Di Tomia misalnya, cuaca laut yang ekstrim dan air laut yang surut menyebabkan kapal pengangkut genset untuk PLTD Waha Tomia sulit bersandar. Di Desa Maroko (Sultra), minimnya infrastruktur menjadi kendala penyalaan listrik. Sementara di Desa Pebassian (Sulbar), yang menjadi kendala adalah akses jalan licin dan berlumpur. Penyalaan listrik di Desa Tellu Limpoe (Sulsel) juga menemui kesulitan karena terletak di daerah pegunungan. Meski begitu, kesulitan-kesulitan ini tidak menyurutkan semangat petugas PLN untuk memberikan pelayanan terbaik bagi bagi pelanggan. Apalagi dengan adanya dukungan dari masyarakat sekitar.

Dengan menyalanya listrik di kelima desa tersebut, maka total pelanggan yang dilayani PLN bertambah sebanyak 1.140 pelanggan. Total panjang jaringan tegangan menengah dari kelima desa tersebut adalah 18,9 kilo meter sirkit (kms), total panjang jaringan tegangan rendah 13,48 kms, dan total daya yang dialirkan sebesar 150 kilo Volt Ampere (kVA).

GM PLN Wilayah Sulselrabar Bob Saril menjelaskan, PLN akan terus bekerja keras untuk mewujudkan mimpi masyarakat yang belum berlistrik hingga ke pelosok.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar anak-anak dapat belajar pada malam hari. PLN bertekad memberikan benderang di seluruh nusantara. Khusus di Sulsel, akan terlistriki 100% pada 2019,” ungkap Bob Saril.

Sebelum listik masuk desa, masyarakat di Desa Maroko mengandalkan genset, sehingga penerangan pada malam hari terbatas. Sementara di Desa Pebassian yang notabene masyarakatnya adalah petani mengandalkan turbin air dan penerangan seadanya.

Adapun lokasi lainnya, yakni di Desa Dete dan Desa Kulati Pulau Tomia (isolated system) listrik baru menyala 4 jam, yaitu pukul 18.00 sampai 21.00 WITA. Tetapi dengan adanya listrik, kegiatan masyarakat yang sebagian besar adalah nelayan akan terbantukan. Apalagi dengan hadirnya genset baru berkapasitas 1 Mega Watt (MW) di PLTD Waha Tomia pada 4 September lalu, masyarakat akan segera menikmati listrik selama 24 jam.

Wakil Bupati Soppeng Supriansyah menyatakan dukungan dan apresiasi yang luar biasa kepada PLN.

“Terima kasih kami ucapkan kepada PLN atas kerja kerasnya sehingga listrik dapat masuk di desa ini. Alhamdulillah berkat program listrik desa PLN, harapan masyarakat dapat terwujud untuk dapat menikmati listrik di siang maupun malam hari,” pungkas Supriansyah.

Persembahan tersebut membuktikan keseriusan PLN dalam melistriki nusantara hingga ke daerah pelosok maupun pulau terpencil. Meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pertumbuhan ekonomi menjadi ikrar PLN untuk senyum benderang Indonesia.

Kontak:
Rosita Zulkarnaen
Humas PLN Wilayah Sulselrabar