Ignasius Jonan Groundbreaking PLTU Jawa 4

Jonan Minta Pembangkit IPP Harus Handal Dan Bisa Meminimalisir Gangguan Pasokan

Jepara, 31 Agustus 2017 – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan hari ini meresmikan dimulainya pembangunan (groundbreaking) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 4 dengan kapasitas 2×1.000 MW yang berlokasi di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pembangkit ini nantinya diharapkan bisa memberikan kontribusi penguatan daya listrik Sistem Interkoneksi Jawa-Bali dan akan terhubung ke Saluran Transmisi 500 kV Tanjung Jati-Tx Ungaran.

Pembangunan proyek PLTU Jawa 4 diharapkan dapat menambah dan semakin memperkuat sistem kelistrikan di Jawa-Bali. Dengan adanya penambahan pasokan listrik, maka kebutuhan listrik masyarakat, baik untuk sehari-hari maupun untuk kebutuhan industri akan terpenuhi.

Program Pembangkit Listrik 35.000 MW adalah komitmen Pemerintah bersama PLN dan swasta dalam membangun 109 pembangkit yang dibangun oleh PLN dan Independent Power Producer (IPP).

Dalam sambutannya Menteri ESDM menyatakan bahwa konsorsium diharapkan bisa menyelesaikan pembangunannya sesuai target yakni pada 2021.

“Dengan tarif USD 5,3 cent, saya harap pembangkit bisa memasok energi dengan maksimal, IPP harus bisa menekan hambatan atau gangguan pasokan listrik. Sebisa mungkin harus menjaga pasokan tetap stabil dan handal”. Ungkap Jonan.

Selain itu Jonan juga mengingatkan agar gas buang juga harus diperhatikan, hal ini sesuai dengan Paris Aggrement dimana Indonesia berpartisipasi untuk ikut mengurangi emisi, untuk itu saat ini ada program mobil listrik.

PLTU Jawa 4 merupakan bagian dari program 35.000 MW dengan skema IPP. Dibangun diatas lahan seluas 77,4 ha, proyek ini ditargetkan akan rampung dalam kurun waktu sekitar 50 – 54 bulan yang dimulai sejak April 2017 diperkirakan akan dapat beroperasi pada Mei 2021 dan September 2021.

PLTU Jawa 4 dibangun dengan menggunakan teknologi terbaru yaitu ultra-super-critical (USC). Teknologi ini beroperasi pada tekanan dan suhu di atas titik kritis air, dimana fase gas dan cair dalam keseimbangan sehingga menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi. Pembangkit listrik dengan teknologi USC memliki efisiensi sekitar 8%-10% dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis batubara lainnya, yang membutuhkan konsumsi batubara lebih sedikit dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah, sehingga lebih ramah lingkungan.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN, Amir Rosidin mengatakan PLN terus berupaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi Indonesia dengan tetap memperhatikan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan. Pembangunan PLTU Jawa 4 ini akan memenuhi kebutuhan daya listrik yang terus bertambah di Jawa-Bali ke depannya. Selain itu pasokan listrik yang dihasilkan nantinya diharapkan bisa mendorong minat investor untuk terus membangun industri terutama Jawa dan Bali, sehingga berdampak kepada pertumbuhan ekonomi warga.

Proyek pembangkit listrik ini dikelola oleh komsorsium PT Bhumi Jati Power (BJP), yang terdiri dari Sumitomo Corporation (50% saham), PT United Tractors Tbk (25% saham), dan The Kansai Electric Power Co., Inc. (25% saham).

“Kami selalu berupaya untuk mendukung pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di sektor tenaga listrik. Keterlibatan kami dalam pembangunan proyek Perluasan Tanjung Jati B (PLTU Jawa 4) ini diharapkan dapat membantu pemerintah Indonesia dalam meningkatkan ketersediaan listrik nasional. Melalui pembangunan infrastruktur energi, kami berharap dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran Indonesia,” ujar Satoshi Matsui, President Director, PT Bhumi Jati Power.

Pembangunan PLTU Jawa 4 berkapasitas 2×1.000 MW ini menggunakan skema BOT (build, operate and transfer) dengan jangka waktu 25 tahun sejak Commercial Operation Date. Proyek ini menelan biaya investasi sekitar US$4,2 miliar dengan sumber pembiayaan dari project financing, dimana sebagian dananya berasal dari penyertaan modal yang disetorkan oleh perusahaan sponsor dan selebihnya berasal dari pinjaman dari para kreditur.

Pembiayaan proyek ini didanai melalui pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan sindikasi tujuh bank komersial, yaitu Mizuho Bank, Ltd., Sumitomo Mitsui Banking Corporation, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd., Sumitomo Mitsui Trust Bank, Limited, Mitsubishi UFJ Trust and Banking Corporation, The Norinchukin Bank, dan Singapore’s Oversea-Chinese Banking Corporation Limited yang dijamin oleh NEXI Overseas Investment Insurance.

Kontak:
I Made Suprateka
Kepala Satuan Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7251234
Facs. 021 7227059
Email. suprateka@pln.co.id