PLN Siap Dukung Pertumbuhan Ekonomi di Kaltim

Balikpapan, 9 Mei 2017 – Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur (Kaltim), PLN siap untuk memasok daya sebesar 200 Mega Watt (MW) di Sistem Kelistrikan Mahakam. Daya tersebut merupakan cadangan daya yang diperoleh dari PLTU Teluk Balikpapan 110 MW dan surplus daya 90 MW dari daya mampu Sistem Kelistrikan Mahakam saat ini.

Kesiapan PLN untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltim disampaikan pada acara Customer Gathering 2017 di Hotel Novotel, Balikpapan (8/5).

Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Djoko R. Abumanan menyatakan bahwa fokus utama PLN saat ini adalah meningkatkan kualitas layanan kelistrikan dengan terus berbenah demi mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya Kaltim dan Kaltara.

Saat ini, PLN tengah membangun program kelistrikan pemerintah melalui proyek 35.000 MW. Untuk Wilayah Kaltim dan Kalimantan Utara (Kaltara) ditargetkan hingga 2019 untuk membangun 1.000 MW pembangkit listrik dan transmisi sepanjang 2.900 kms dengan target rasio elektrifikasi sebesar 91%.

“Kalau jaman dahulu ada Daendels yang membangun jalan Anyer-Panarukan sepanjang 1.000 km, berarti saat ini kita butuh 3 Daendels untuk membangun transmisi di Wilayah Kaltimra pada Program 35.000 MW,” tutur Djoko.

Dalam kegiatan Customer Gathering 2017 yang menjadi momentum bagi PLN untuk bersilaturahmi, sekaligus menghimpun dukungan dari pemerintah, para pelanggan dan calon pelanggan, masyarakat dan stakeholders lainnya, PLN menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur dapat meningkat seiring pasokan daya yang cukup dan akses listrik yang terjangkau.

Hadir sebagai narasumber dalam diskusi yang dilakukan pada malam hari tadi, Harry Aginta selaku Kepala Tim Advisory dan Keuangan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur yang menyampaikan tentang pertumbuhan ekonomi di Kaltim dan Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) Masjaya yang menyatakan kesiapan SDM untuk mendukung program 35.000 MW. Turut hadir dari PLN yang memberikan paparan, yaitu Sigit Wicaksono selaku Manajer Senior Niaga Korporat PLN dan Isdenta Sinurat selaku Manajer Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Wilayah Kaltimra.

Diungkapkan oleh Harry Aginta, perekonomian Kalimantan Timur naik 3,85% di triwulan I 2017 yang disebabkan oleh membaiknya harga batu bara.

“Begitu eratnya harga batu bara dengan ekonomi Kaltim. Ketika harga batu bara naik, ekonomi Kaltim naik. Namun, perlu rencana untuk mengubah struktur ekonomi agar tidak bergantung pada batu bara, melainkan pada industri. Dalam hal ini, Pemda Kaltim sudah merencanakan hal tersebut di tahap awal dengan melakukan simulasi kebijakan pemerintah daerah yang salah satunya mengedepankan peningkatan kapasitas listrik sebesar 40% dari kondisi saat ini,” jelas Harry.

Saat ini, PLN mendukung kelistrikan di tiga kawasan industri Kalimantan Timur, tepatnya di Kariangau dengan skema excess power sebesar 2×15 MW, rencana memasok listrik ke Buluminung, Kabupaten PPU dan rencanan pembangunan gardu induk di Maloy, Kabupaten Kutai Timur. Saat ini, PLN juga tengah melakukan kerjasama excess power sebesar 2×7 MW di kawasan industri Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan yang ada di Kalimantan Utara.

Di sisi lain, PLN juga senantiasa bereformasi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia. Adapun sasaran layanan PLN adalah memberikan kemudahan dalam mendapatkan sambungan listrik, meningkatkan iklim berinvestasi di Indonesia, meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, meningkatkan pendapatan nasional, meningkatkan rasio elektrifikasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Sementara itu, untuk mendukung sasaran pelayanan, PLN memiliki produk dan layanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Masyarakat dapat melakukan penyambungan baru, perubahan daya dan penyambungan sementara melalui Contact Center PLN 123 yang dapat diakses melalui website www.pln.co.id, Facebook PLN 123, Twitter @pln_123, telepon 123, handphone (kode area) 123 dan e-mail pln123@pln.co.id.

Peningkatan layanan secara online menunjukan transparansi dalam layanan PLN. Selain itu, seluruh biaya penyambungan dan biaya sertifikat laik operasi (SLO) juga sudah diatur dalam Permen ESDM No. 08 tahun 2016.

Ke depannya, PLN akan terus menerus meningkatkan pelayanan dengan cara memberikan kehandalan listrik, khususnya di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.