PLN Pastikan Pasokan Listrik Perbatasan Indonesia-Timor Leste Andal

Nusa Tenggara Timur, 9 Maret 2020 – Menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan membangun infrastruktur kelistrikan di daerah perbatasan.

Untuk itu PLN terus melakukan penguatan kelistrikan khususnya di daerah-daerah perbatasan melalui berbagai ekspansi di kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia – Timor Leste sehingga pasokan listrik bisa lebih andal, dan berkualitas bagi tiga pos PLBN seperti PLBN Motaain, PLBN Wini, dan PLBN Motamasin.

Berbagai ekspansi jaringan telah dilakukan PLN dari tahun ke tahun, diantaranya melalui perluasan jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) untuk penyambungan listrik ke PLBN Motaain dengan daya sebesar 690 kVA (kilovolt Ampere), memperluas jaringan SUTM di PLBN Wini dengan daya menjadi 555 kVA dan ekspansi jaringan listrik untuk PLBN Motamasin dengan daya menjadi sebesar 555 kVA.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) – Ignatius Rendroyoko menyebutkan bahwa penguatan pasokan listrik juga ditujukan untuk lampu-lampu penerangan jalan, desa-desa, rumah ibadah, serta pasar-pasar sekitar perbatasan, dialirkan melalui tiga Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) yang berada di perbatasan Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, dan Kabupaten Timor Tengah Utara.

“Ekspansi ini untuk memperkuat pasokan listrik bagi masyarakat, sehingga meningkatkan aktifitas perekonomian di perbatasan, selain itu juga untuk berbagai fasilitas umum seperti penerangan jalan, rumah ibadah, pasar-pasar dan lainnya, pembangunan jaringan listrik ini juga meliputi daerah Kabupaten Belu, Kab. Malaka, Kab. Timor Tengah Utara dan Kab. Kupang, tentu berbagai upaya ini dilakukan sebagai salah satu upaya kami menjaga kedaulatan Negara khususnya di daerah perbatasan,” terang Rendroyoko.

Selain ekspansi jaringan, PLN juga membangun beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal yaitu PLTS Fotovoltaik 1 MWp di Atambua, Kabupaten Belu, dan dua pembangkit listrik skala kecil di daerah Oepoli dan Naekake yang berbatasan langsung dengan Oekusi, salah satu distrik di Timor Leste, sehingga kebutuhan listrik di daerah perbatasan dapat terpenuhi.

Kedepan, sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), PLN akan memperkuat kelistrikan sistem Timor yang berada di wilayah perbatasan mulai dari Kota Kupang sampai dengan Kota Atambua. Dalam hal ini, PLN akan membangun beberapa pembangkit listrik di Kupang, Timor, dan Atambua yang kemudian dihubungkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) berdaya 150 kV. Disamping memperkuat pasokan listrik, ekspansi jaringan dan pembangunan berbagai pembangkit listrik oleh PLN juga dilakukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi perbatasan Indonesia – Timor Leste.

“Fokus utama adalah menyediakan suplai listrik yang cukup, rasio elektrifikasi 100%, Rasio Desa Berlistrik 100%, Rasio Dusun Berlistrik 100% sehingga tercipta bukti nyata bahwa listrik akan menjadi motor utama penggerak ekonomi rakyat dan daerah setempat,” tutup Rendroyoko.