Berbagi Kebahagiaan, Peringati Hari Listrik Nasional ke 74

Bandung, 31 Oktober 2019 – Memperingati Hari Listrik Nasional (HLN) ke – 74 yang jatuh pada 27 Oktober, banyak aktifitas yang dilangsungkan keluarga besar PLN se-Indonesia, salah satunya adalah PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) yang mengadakan acara bantuan Sepeda Listrik serta bantuan biaya sambungan listrik untuk warga Jawa Barat yang kurang mampu.

Melalui momen HLN 74, PLN UID Jabar menyerahkan 10 Sepeda Listrik sebagai kendaraan ramah lingkungan untuk para pengunjung di Museum Gedung Sate, hal ini sebagai upaya mendukung Eco Moving sebagai salah satu program PLN UID Jabar yang sejalan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan Jabar Juara melalui program Safe Electricity, Green Electricity dan Smart Electricity.

Selain upaya menggalakkan program Eco Moving, dalam kesempatan ini PLN UID Jabar juga memberikan bantuan biaya sambungan listrik untuk warga kurang mampu di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) di Jawa Barat dalam program “Kampung Caang” sebesar 200 Juta.

“PLN UID Jawa Barat merasa perlu berkontribusi dan mendukung program yang diusung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat diantaranya mendukung Safe Electricity, Green Electricity dan Smart Electricity, selain itu dalam rangka HLN 74 ini kita juga memberikan bantuan sambungan bagi warga kurang mampu” Ujar Manager Komunikasi PLN UID Jawa Barat Iwan Ridwan.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat Ir. Bambang Tirtoyuliono, MM menyambut baik bantuan dari PLN, “ESDM memiliki tugas berat untuk meningkatkan rasio elektrifikasi Jawa Barat, dan kami mengajak seluruh stakeholder termasuk PLN ikut bersama sama membangun dan mensejahterakan masyarakat, khususnya memberikan akses listrik” ujarnya.

Bantuan Untuk Kampung Literasi, dan Pengembangan Desa Wisata di Kalimantan Barat

Selain di Jawa Barat, PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Barat (UIW Kalbar) melalui program PLN Peduli juga turut memperingati HLN ke 74 dengan memberikan bantuan senilai 253 juta rupiah untuk keperluan sarana dan prasarana Kampung Literasi, Pengembangan Bank Sampah Rosella, Pelatihan Wirausaha Disabilitas dan Pengembangan Desa Wisata. Selain dalam rangka HLN 74, bantuan tersebut diberikan bersamaan dengan peringatan Hari Aksara Internasional yang digelar di Rumah Pintar, Rasau, Kabupaten Kubu Raya pada Rabu (30/10).

Bantuan diberikan masing-masing senilai Rp 50 juta untuk Sarana dan Prasarana Kampung Literasi Selamat, Rp 53 juta untuk Pengembangan Bank sampah Rosella, Rp 100 juta untuk Pelatihan Wirausaha Disabilitas dan Rp 50 juta untuk Pengembangan Desa Wisata Rajati Flower Garden. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Gubernur Kalimantan Barat kepada para penerima program PLN Peduli.

General Manager PLN UIW Kalbar Agung Murdifi mengatakan bahwa bantuan tersebut diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pemberdayaan masyarakat.

“Dalam rangka memperingati HLN ke 74 sekaligus Hari Aksara Internasional, pada hari ini kami menyerahkan beberapa bantuan yang semoga bermanfaat bagi masyarakat. Ini merupakan wujud tanggung jawab sosial PLN,” kata Agung.

Lebih lanjut Agung menjelaskan bahwa pemberian bantuan seperti Kampung Literasi akan meningkatkan minat membaca bagi masyarakat.

“Kegiatan membaca merupakan pondasi agar masyarakat memiliki pemahaman yang utuh, serta membentuk masyarakat pembelajar. Di kampung literasi ini memiliki 6 kecakapan literasi yakni literasi baca tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), literasi keuangan serta literasi budaya dan kewarganegaraan,” tambah Agung.

Sementara itu, Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Sutarmidji mengapresiasi upaya PLN karena turut membangun masyarakat Kalimantan Barat melalui program PLN Peduli.

“Terimakasih kepada PLN karena sudah turut serta untuk membangun masyarakat Kalimantan Barat melalui program PLN Pedulinya, semoga dapat dimanfaatkan oleh penerima bantuan dengan baik,” ungkap Midji.

Pihaknya mengatakan bahwa Hari Aksara Internasional, berkaitan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), karena lamanya orang belajar di Kalimantan Barat baru mencapai 7,2 tahun, tapi harapan untuk pendidikan lanjutan bagi anak yang berumur 18 tahun kebawah itu sudah mencapai 16 tahun dan itu sudah bagus, tetapi untuk usia 25 tahun ke atas rata-rata baru sekitar 7,2 tahun.