Pembangkit Tanjung Jati B Unit 4 Beroperasi, Listrik Jawa Bali Kian Handal

(Jepara, 6 Pebruari) Setelah PLTU Tanjung Jati B Ekspansi Unit 3 mulai beroperasi pada akhir Desember lalu,  kini menyusul PLTU Tanjung Jati B Ekspansi Unit 4 juga telah beroperasi penuh (Commercial Operation Date/COD).

Peresmian beroperasinya PLTU Tanjung Jati B ekspansi Unit 4 dengan kapasitas 660 MW ini, dilakukan oleh Menteri ESDM Jero Wacik, Senin (6/2) di lokasi pembangkit yang terletak di Desa Tubanan, Kecamatan kembang, Jepara Jawa Tengah.  Acara ini juga dihadiri oleh Dubes Jepang untuk Indonesia Yoshinori Katori.

Dengan telah beroperasinya Unit 4 ini, maka PLTU Tanjung Jati B ekspansi Unit  3 dan 4 telah beroperasi penuh dengan kapasitas terpasang 2 x 660 MW.  Sebelumnya, PLTU Tanjung Jati B telah mengoperasikan 2 mesin pembangkit, yakni Unit 1 dan 2 yang telah beroperasi secara komersial sejak tahun 2006. Dengan demikian, saat ini total kapasitas terpasang PLTU Tanjung Jati B dari 4 unit mesin pembangkit  mencapai sekitar 2.640 MW.

Dalam sambutannya, Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, Pemerintah akan terus bekerja keras untuk  memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang terus meningkat. Energi dan Sumber Daya Mineral harus benar-benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.  Penyediaan listrik nasional juga akan terus diupayakan dengan menggunakan energi alternatif yang lebih murah untuk mengurangi penggunaan BBM yang harganya semakin mahal dan cadangannya pun kian menipis. Jero Wacik juga berpesan agar pengoperasian setiap pembangkit listrik harus benar-benar memprioritaskan keamanan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Sementara itu, Dirut PLN Nur Pamudji mengungkapkan, keberadaan PLTU Tanjung Jati B ini memberikan sumbangsih yang signifikan dalam kelistrikan di Indonesia, khususnya pada sistim kelistrikan Jawa Bali.  ” Dari total kapasitas PLTU Batubara yang mencapai 13.000 MW, lebih dari 20 %-nya merupakan sumbangan dari PLTU Tanjung Jati B dengan total kapasitas 2.640 MW”, kata Nur Pamudji.  Pada bagian lain,  kehadiran PLTU Tanjung Jati B ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kepercayaan dan keyakinan investor untuk menanamkan investasinya di Jawa Tengah.  ” Ketersediaan listrik di Jateng itu sudah surplus, sehingga hal ini diharapkan bisa lebih mendorong tumbuhnya investasi dan industri-industri besar  di wilayah Jateng. Dengan demikian akan dapat   meningkatkan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah”, ujarnya menambahkan.

PLTU Tanjung Jati B Unit 4 dibangun bersamaan dengan Unit 3 di atas lahan 150 hektar. Sedangkan pembangunannya memakan waktu sekitar 35 bulan dengan kontraktor pelaksana Joint Iperation Sumitomo Corporation-Wasa Mitra Engineering.  Pembangunan 2 unit PLTU ini, membutuhkan  nilai investasi JPY 160 milyar dengan pendanaan dari JBIC dan bank komersial lainnya.  Listrik yang dihasilkan dari PLTU ini akan dialirkan ke sistem interkoneksi Jawa Bali  melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET) 500 kV yakni dari GIS 500 kV Tanjung Jati ke Gardu Induk (GI) 500 kV Ungaran. Dengan demikian pengoperasian PLTU Tanjung Jati B Unit 4 secara signifikan akan menambah pasokan listrik ke sistem interkoneksi Jawa Bali sehingga meningkatkan keandalan sistem, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan listrik khususnya di Jawa Bali yang meningkat pesat. Saat ini beban puncak rata-rata di sistem kelistrikan Jawa Bali mencapai sekitar 19.700 MW. Sementara itu, sampai akhir tahun 2011 daya mampu di sistem Jawa Bali menjadi 23.000 MW.  Selain itu,  pengoperasian PLTU Tanjung Jati B Unit 4  yang kebutuhan konsumsi batubaranya mencapai  2  juta ton per tahun itu, diperkirakan akan mampu mengurangi pemakaian BBM hingga 650 ribu kilo liter per tahunnya. Hal tersebut akan memberikan penghematan sebesar Rp 8,6  triliyun per tahunnya  jika dibanding dengan menggunakan bahan bakar minyak

PLTU Tanjung Jati B Unit 3 dan 4 juga didisain sebagai pembangkit listrik yang  ramah lingkungan yang menggunakan FGD flue gas disulfurization yang ditempatkan disisi gas buang. Dengan teknologi ini, asap hasil pembakaran batu bara yang menghasilkan gas sulfur yg berbahaya terhadap lingkungan ditangkap oleh lime stone atau batu kapur yang dicampur air laut pada FGD, sehingga asap yg terbuang lewat cerobong tinggal uap air saja yang ramah lingkungan.

 

 

Kontak :

Bambang Dwiyanto
Manajer Senior Komunikasi Korporat
Tlp : 021 7261122
Fax : 021 7227059
Email : bambang.dwiyanto@pln.co.id