LAPORAN KEUANGAN PLN SEMESTER 1 TAHUN 2012

(Jakarta, 3/9) PT PLN (Persero) telah mengeluarkan laporan keuangan semester 1 tahun 2012 yang telah direview oleh KAP Osman Bing Satrio dan Rekan anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited. Berdasarkan laporan laba rugi konsolidasi, pendapatan usaha perseroan pada semester 1 2012 tercatat sebesar Rp. 111,3 triliun, naik 11% dari pendapatan usaha semester 1 2011 yang sebesar Rp. 98,5 triliun. Meningkatnya pendapatan usaha ini, terutama berasal dari kenaikan penjualan tenaga listrik (penambahan jumlah pelanggan dan penambahan volume penjualan).

Sementara itu, beban usaha sepanjang semester 1 2012 tercatat sebesar Rp 94,9 triliun, meningkat 8% dibandingkan semester 1 2011 yang mencatatkan angka Rp. 86,7 triliun. Meningkatnya beban usaha ini karena peningkatan konsumsi bahan bakar dan pelumas dan pembelian tenaga listrik untuk memenuhi peningkatan permintaan listrik dari masyarakat. Meningkatnya beban usaha juga karena adanya peningkatan penyusutan akibat meningkatnya jumlah aset perseroan.

Laba Usaha Perusahaan naik sebesar Rp 4,7 Trilyun atau 28% dari Rp 11,7 Triliun menjadi Rp 16,4 Triliun namun Laba Bersih perseroan mengalami penurunan sebesar Rp.10,3 trilyun menjadi Rp 31 miliar pada semester 1 tahun 2012 ini. Penurunan drastis ini terutama disebabkan adanya penurunan laba selisih kurs sebesar Rp 12,3 trilyun dari laba selisih kurs Rp. 5,6 trilyun menjadi rugi selisih kurs Rp. 6,7 trilyun sebagai akibat dari translasi liabilitas perusahaan dalam mata uang asing, dimana semester ini terjadi pelemahan rupiah yang signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu dimana terjadi penguatan rupiah. Penurunan laba selisih kurs sebesar Rp 12,3 trilyun terdiri dari :
• Utang sewa pembiayaan dikarenakan penerapan ISAK 8 sebesar 39,05%
• Utang sewa pembiayaan Tanjung Jati B sebesar 8,67%
• Utang valas (dari penerusan pinjaman/SLA (IBRD, JBIC, ADB, dll.), obligasi internasional, dan utang bank) sebesar 46,03%
• Aset dan liabilitas moneter lainnya sebesar 6,25%

Penurunan laba bersih juga disebabkan oleh penurunan pendapatan diluar usaha sebesar Rp 1,115 trilyun, namun disisi lain terdapat penurunan beban pajak sebesar Rp 1,739 trilyun yang disebabkan penurunan pajak tangguhan akibat penerapan ISAK 8 atas masuknya IPP baru diantaranya PT Paiton Energy (PLTU Paiton III) dan PT Humbahas Bumi Energi (PLTMH Hutaraja, Sumut). Penurunan laba bersih diatas terutama disebabkan transaksi non-cash sehingga tidak berpengaruh terhadap EBITDA perusahaan yang mengalami kenaikan sebesar 32% menjadi Rp. 27,6 Trilyun pada semester I 2012 dari Rp 20,9 Tilyun pada periode yang sama tahun lalu.

Dari laporan posisi keuangan, tercatat jumlah aset tidak lancar mengalami kenaikan dari Rp 409,5 triliun pada 31 Desember 2011 menjadi Rp 443,8 triliun pada 30 Juni 2012. Hal ini terutama karena pada semester 1 tahun 2012 mulai beroperasi beberapa PLTU yang merupakan bagian dari proyek percepatan tahap 1 seperti PLTU Teluk Naga Unit 2 dan 3 serta PLTU Paiton dan juga masuknya beberapa IPP baru seperti Paiton III. Sementara aset lancar naik dari Rp 58,2 triliun pada 31 Desember 2011 menjadi Rp 67,1 triliun pada 30 Juni 2012. Sehingga total jumlah aset perseroan pada 30 Juni 2012 sebesar Rp 510,9 triliun atau naik 8% dari Rp 467,7 triliun pada 31 Desember 2011.

Perlu kami informasikan bahwa mulai 1 Januari 2012, Perusahaan juga telah menerapkan ISAK 8 mengenai Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa dan PSAK 30 mengenai Sewa secara retrospektif terhadap transaksi PPA (Power Purchase Agreement) dan ESC (Energy Sales Contract) dengan IPP yang mengakibatkan sebagian besar kontrak tersebut diperlakukan sebagai sewa pembiayaan sehingga Perusahaan mencatat Aset Sewaan dan liabilitas sewa pembiayaan. Laporan Keuangan Semester I 2011 juga telah disajikan kembali (restated) untuk mencerminan penerapan standar akuntansi tersebut.

——— 000 ————

Contact Person :
Bambang Dwiyanto
Manajer Senior Komunikasi Korporat
HP : 08112294211. E-mail : bambang.dwiyanto@pln.co.id