PLN Selamatkan Sumber Daya Air Lewat Sekolah Sungai Ciliwung

Sebagai Ibukota Negara Indonesia, DKI Jakarta merupakan cerminan wajah Indonesia. Kurangnya pemahaman masyarakat untuk hidup bersih dan teratur, memberi dampak pula pada kualitas sumber daya air, di mana masih adanya masyarakat yang kurang peduli dengan keberadaan sungai yang mengepung wilayah DKI Jakarta. Masyarakat masih membuang sampah, limbah rumah tangga dan industri ke sungai. Hal tersebut menyebabkan kualitas sumber daya air menjadi buruk dan bisa pula menimbulkan banjir yang kerap terjadi di wilayah yang berdekatan dengan daerah aliran sungai khususnya sungai Ciliwung. Kehadiran Sekolah Sungai di bantaran Sungai Ciliwung dan berbagai kegiatannya rupanya berhasil mengedukasi masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam menjaga kualitas sumber daya air.

Program Sekolah Sungai Ciliwung ini dijalankan PLN bersama dengan Komunitas Masyarakat Peduli Ciliwung atau yang dikenal dengan sebutan Mat Peci. Awalnya PLN memberikan edukasi untuk masyarakat sekitar kawasan. Seiring dengan berjalannya waktu, pengunjung dari luarpun mulai berkunjung dan banyak juga komunitas lain yang tertarik melakukan studi banding. Pinggiran Kali Ciliwung yang dulunya terlihat kumuh disulap, dengan tetap melestarikan tanaman dan kearifan lokalnya menjadi tempat di mana semua usia bisa menikmatinya, apalagi dengan adanya Bank Sampah yang membuat sampah menjadi bernilai jual. Dengan tersedianya banyak fasilitas disini membuat masyarakat merasa malu untuk membuang sampah, limbah rumah tangga, bahkan limbah industri ke sungai.

“Dulu sebelum ada program Sekolah Sungai disini, Sungai Ciliwung sangat kotor, masyarakat di sini jadi tidak malu untuk membuang sampah ke sungai. Beda dengan sekarang karena kondisi sungai yang telah bersih masyarakat menjadi malu untuk mengotori sungai, apalagi sudah kita berikan edukasi,” tutur Usman Firdaus, ketua komunitas Mat Peci.

Tak hanya program Sekolah Sungai Ciliwung, Mat Peci juga menyediakan sarana edukasi dengan konsep eduwisata dengan fasilitas yang cukup memadai, seperti jogging track dengan pemandangan hijau tanaman hasil pembibitan dan penanaman pohon, saung dengan konsep kearifan lokal Betawi, taman bacaan, tempat ibadah, sarana air bersih dan MCK Umum, serta yang paling digemari oleh pengunjung yakni Wisata Susur Sungai. Selain itu, pengunjung juga dapat belajar membuat pupuk kompos, urban farming menggunakan sistem hidroponik, menyuling air hujan menjadi air minum, kerajinan daur ulang, dan masih banyak lagi.

“Kami berharap program Sekolah Sungai Ciliwung ini bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Kalau lingkungan bersih, rapi dan nyaman siapa saja pasti tertarik untuk datang. Selain membantu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar DAS Ciliwung, tentunya masyarakat menjadi lebih peduli terhadap lingkungan,” ujar M. Ikhsan Asaad, General Manager PLN UID Jakarta Raya, saat peresmian Sungai Ciliwung di Jalan Arus, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarta, Jakarta Selatan.

Sekarang, sampah yang biasanya mengalir di aliran sungai sudah hampir tak terlihat lagi. Masyarakat sekitar mulai peduli terhadap lingkungan mereka setelah adanya edukasi sehingga masyarakat berkomitmen untuk tidak membuang sampah di sungai lagi. Hal ini tentunya mengembalikan fungsi Sungai Ciliwung sebagai sumber daya air, karena kini ekosistem sungai mulai kembali lagi seiring kebersihan yang meningkat dan masyarakat dapat memanfaatkan air sungai untuk keperluan rumah tangga kembali, sebab kualitas air Sungai Ciliwung menjadi lebih baik daripada sebelumnya.