PLN Bangun Pembangkit Listrik Biomassa di Papua

(Jakarta, 6 September 2013) Untuk mendukung pengembangan industri sagu di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Propinsi Papua Barat, PLN melalui anak perusahaannya, PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT PLN Enjiniring), berencana akan mendirikan pembangkit listrik biomassa untuk memenuhi penyediaan tenaga listrik dan energi panas (heat) bagi pabrik pengolahan sagu milik Perum Perhutani, di Distrik Kais, Sorong Selatan, Papua Barat. Hal ini tercermin dalam memorandum of understanding (mou) yang diteken Direktur Utama PLN, Nur Pamudji bersama Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto, Jum’at (6/9) di PLN Pusat-Jakarta.

Menurut Dirut PLN Nur Pamudji, rencana pembangunan industri di Papua sudah lama dibicarakan di Kementerian BUMN. PLN bertugas untuk membangun beberapa pembangkit listrik di Papua dan Papua Barat. Bahkan, PLN mendapat tugas membangun PLTA di jantungnya Papua. “Secara teknis, proyek pembangunan di Papua bisa dibilang gampang, namun yang jauh lebih sulit adalah penanganan masalah sosial di Papua. Jika masalah sosial sudah teratasi, saya yakin pembangunan proyek ini berjalan lancar,” ujar Nur.

“Untuk itu, dalam melistriki pabrik sagu ini, PLN memperkenalkan teknologi baru yaitu pembangkit listrik biomassa. Terlebih, pembangunan pembangkit listrik ini berukuran kecil hanya 1-2 megawatt, sehingga bahan bakar untuk pembangkit ini bisa dari serat pohon sagu, kayu, atau bisa dari batubara dan gasifikasi batubara. Selain untuk pabrik sagu, listrik yang dihasilkan akan dialirkan juga untuk masyarakat sekitar, ” ucap Nur.

Nur juga mengatakan, “biasanya untuk proyek renewable yang skala kecil seperti ini kita serahkan ke pihak lain dan PLN konsentrasi pada proyek-proyek besar. Hal ini dengan maksud supaya ekonomi daerah lebih berkembang dengan adanya multiplier effect. Namun karena ini di Papua, mengingat faktor lokasi dimana tingkat kesulitan tinggi maka proyek ini dikerjakan oleh PLN melalui anak perusahaan” kata Nur

Sementara Dirut Perum Perhutani, Bambang Sukmananto mengatakan, untuk membangun sebuah proyek di Papua ternyata tidak mudah, masalah sosialnya luar biasa. Namun, saya bersyukur, permasalahan Papua sudah diatasi dengan pembinaan semua suku. Menurutnya, kerjasama ini merupakan pelopor pembangunan industri hasil pertanian di Indonesia. “Perhutani mendukung program percepatan pembangunan ekonomi di wilayah timur Indonesia khususnya Papua Barat. Pembangunan pabrik pengolahan sagu memerlukan infrastruktur pendukung seperti kebutuhan pasokan listrik yang memadai,” ucap Bambang.

Rencananya, Perum Perhutani akan membangun pabrik sagu yang mampu memproduksi 100 ton per hari pada areal 17 ribu hektare. Sebetulnya, areal untuk kebutuhan pabrik sagu sendiri yang efektif hanya 10 ribu hektare, sisa lahan lainnya bisa digunakan untuk bahan baku biomassa. Di Papua sendiri, masyarakat setempat harus rela membeli sagu hingga Rp 18 ribu per kilogram atau lebih mahal dibanding harga diluar propinsi Papua yang hanya Rp 9 ribu per kilogram.

“Selain bahan baku miliknya, Perhutani juga akan menggandeng masyarakat lokal agar pasokan bahan baku pembuatan sagu terjamin keberlangsungannya. Dengan Perhutani membangun industri pabrik sagu, sama artinya dengan menyelamatkan produksi beras nasional. Karena selama belum ada industri pabrik sagu di Papua, maka masyarakatnya mulai beralih mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, mengingat harga sagu yang cukup mahal,” ujarnya.

Untuk membangun pembangkit listrik biomassa ini, PLN menugaskan anakr perusahaannya, PLN Enjiniring untuk merancang, membangun, memiliki, mengoperasikan dan memelihara pembangkit tenaga listrik dan energi panas (heat) untuk kebutuhan pabrik pengolahan sagu. Sementara dalam kerjasama yang tidak bersifat mengikat secara hukum (non binding) dan bersifat non exclusive, Perum Perhutani akan membeli energi listrik dan energi panas yang diproduksi pembangkit listrik milik PLN. Perum Perhutani juga akan menyediakan lahan/tahan untuk pembangunan pembankit serta menyediakan bahan bakar biomassa untuk kebutuhan pembangkit secara berkesinambungan dalam jumlah dan mutu yang memadai.

Kontak:
Bambang Dwiyanto
Manajer Senior Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7261122
Fac. 021 7227059
Email.bambang.dwiyanto@pln.co.id