Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar Bersama PLN Gelar Seminar

(Jakarta, 27 Nopember 2013) Sebagai upaya berbagi pengalaman dan penerapan teknologi dalam pembangunan dan pengelolaan bendungan di Indonesia, Komite Nasional lndonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB) bekerja sama dengan PT PLN (Persero) menyelenggarakan pertemuan para profesional dan praktisi yang bergerak di bidang pengembangan dan pengelolaan sumber daya air terutama bendungan besar, melalui Seminar Nasional Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan 2013.

Seminar sehari yang mengusung tema “Dams in Global Environmental Challenges” ini berlangsung pada Rabu, 27 Nopember 2013 bertempat di Kantor Pusat PLN, Jakarta. Seminar ini diikuti oleh 500 orang peserta yang berasal dari kalangan profesional dan praktisi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, perguruan tinggi, dan pemerhati bendungan besar.

Menurut Ketua Umum KNI-BB, M. Basuki Hadimuljono, hasil dari seminar ini diharapkan dapat diperoleh gambaran sejauh mana resiko kegagalan bendungan dapat diprediksi dan prediksi tersebut sudah dapat diterapkan sehingga keamanan bendungan tetap terjaga sampai umur layan waduk terpenuhi.

“Selain itu diperoleh juga langkah-langkah yang mesti dipersiapkan untuk memperpanjang umur bendungan, inovasi dalam sistem pengamatan dan pemantauan bendungan, pendekatan teknis dalam pengelolaan bendungan, serta bagaimana mekanisme penghapusan fungsi bendungan dapat dilakukan”, ujar Basuki.

Usaha mengoptimalisasikan sumber daya air melalui bendungan besar merupakan bagian dari upaya membantu membangun ketenagalistrikan yang bersumber dari energi baru dan terbarukan, alternatif selain BBM. Sehingga segala usaha pengembangan sumber daya air dilakukan dengan pendekatan yang terintegrasi agar optimalisasi potensi tenaga air ini dapat dicapai. Untuk itu diusulkan agar master plan hydropower diintegrasikan dengan pola dan rencana wilayah sungai.

PLN mencatat, dari potensi tenaga air di Indonesia sebesar lebih kurang 75.000 MW, sudah 4.000 MW (6% dari potensi) yang telah dimanfaafkan dan dalam waktu dekat akan dibangun pembangkit listrik tenaga air baik oleh pemerintah maupun pengembang di beberapa lokasi, diantaranya :

  • Sumatera : bendungan PLTA Peusangan 1 dan 2 (86 MW), bendungan PLTA Asahan 3 (174 MW), bendungan PLTA Wampu (45 MW), bendungan PLTA Batang Toru (517 MW), bendungan PLTA Merangin (350 MW), dan bendungan PLTA Semangka (56 MW);
  • Jawa Barat : 2 (dua ) unit bendungan atas dan bawah untuk PLTA sistim pompa Upper Cisokan dengan kapasitas 1.024 MW (Hydro Electric Power Plant Pump Storage 4 x 256 MW), bendungan serba guna & PLTA Jatigede (110 MW) dan bendungan Rajamandala(47 MW);
  • Sulawesi : bendungan PLTA Poso (195 MW), bendungan PLTA Malea (90 MW), dan bendungan PLTA Bonto Batu (110 MW);
  • Papua: bendungan PLTA Baliem (50 MW) dan bendungan PLTA Yawei/Urumuka (300 MW)
  • serta berbagai bendungan dan bendung untuk keperluan tenaga air dengan total kapasitas daya terpasang direncanakan mencapai berkisar 7.000 MW hingga tahun 2021.

 

Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB) atau Indonesian National Committee on Large Dams (INACOLD) merupakan organisasi profesi nirlaba yang bergerak dalam bidang bendungan besar dan berinduk kepada organisasi internasional yaitu International Commission on Large Dams (ICOLD), yang berkantor pusat di Paris. Apresiasi dari induk organisasi ICOLD ini terhadap pembangunan dan pengelolaan bendungan di Indonesia terlihat dari kunjungan Sekjen ICOLD yang menyampaikan Keynote Speech dalam seminar ini sekaligus memeriksa kesiapan KNI-BB yang terpilih melaksanakan Annual Meeting ke 82 ICOLD di Bali pada tanggal 1 – 6 Juni 2014.

Kontak:

Sutiyo Sistwanto
Sekretaris I Panitia Seminar
Tlp. 0811145074

 

Bambang Dwiyanto
Manajer Senior Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7261122
Email. bambang.dwiyanto@pln.co.id