PLN Tembus Fortune Global 500

(Jakarta, 9 Juli 2014) PLN sukses membuktikan kinerjanya dengan menjadi perusahaan Indonesia yang masuk dalam Fortune Global 500 tahun 2014. Sebagai pendatang baru, PLN masuk di urutan 477 perusahaan terbesar dunia (//fortune.com/global500/perusahaan-listrik-negara-477/). Pemeringkatan FORTUNE Global 500 adalah ajang tahunan yang dilakukan majalah Fortune sejak tahun 1955.

Masuk dalam jajaran bergengsi 500 perusahaan besar dunia yang mencerminkan bentuk pengakuan dunia terhadap PLN merupakan pencapaian besar PLN. Ini bukan hal mudah bagi PLN untuk bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain di seluruh dunia.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan “Ini sebuah penghargaan untuk para karyawan PLN dan seluruh pelanggan, khususnya perusahaan UKM dan perusahaan besar”. Nur juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah mengantarkan PLN masuk daftar Fortune Global 500.

Kriteria utama pemeringkatan Fortune Global 500 berdasarkan total pendapatan perusahaan per tahun fiskal yang berakhir pada atau sebelum 31 Maret 2014. Kemudian total pendapatan tersebut akan dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya.

PLN membukukan pendapatan usaha tahun 2013 sebesar Rp.257,4 triliun, naik 10,6% dari pendapatan usaha tahun 2012 sebesar Rp.232,7 triliun. Meningkatnya pendapatan usaha di tahun 2013 ini berasal dari perpaduan antara kenaikan volume penjualan tenaga listrik dan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang diberlakukan bertahap setiap triwulan mulai pemakaian Januari 2013.

Kenaikan volume penjualan merupakan akibat pertumbuhan ekonomi nasional yang berdampak pada penambahan 3,8 juta pelanggan baru. Penambahan jumlah pelanggan sebesar itu merupakah upaya yang luar biasa dari Perseroan dalam melayani kebutuhan listrik masyarakat dimana sampai dengan akhir tahun 2013 total pelanggan Perseroan telah mencapai 54 juta.

Selain meningkatkan revenue, PLN juga terus berupaya meningkatkan efisiensi dalam penyelenggarakan layanan kelistrikan. Upaya itu diantaranya melalui program bauran energi, dengan menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dalam mengoperasikan pembangkit. Pada tahun 2011 komposisi penggunaan BBM sebesar 24,8 %, pada tahun 2012 penggunaan BBM turun menjadi 15 % dan pada tahun 2013 turun lagi menjadi 12,4 %. Pada saat yang sama penggunaan batubara dan gas terus meningkat. Pada tahun 2011 komposisi penggunaan batubara sebesar 42,4 %, pada tahun 2012 sebesar 50,4 % dan pada tahun 2013 penggunaan batubara sebesar 51,4 %.Untuk komposisi penggunaan gas pada tahun 2011 sebesar 20,9 %, pada tahun 2012 sebesar 23,4 % dan pada tahun 2013 sebesar 24 %.

Mengelola pendapatan yang demikian besar tentu tidak mudah. Namun kini PLN telah memiliki sistem yang dinamakan Pengelolaan dan Pengendalian Arus Pendapatan Secara Terpusat (P2APST). Melalui sistem ini uang yang masuk ke PLN bisa termonitor dan terkontrol sejak pembayaran pelanggan sampai ke kas perusahaan di kantor pusat. Jadi tidak ada lagi pencatatan uang secara manual dan tidak ada lagi laporan penyetoran uang berjenjang dari loket hingga ke pusat.

Sistem ini langsung tersambung ke sistem pelaporan perusahaan. Dengan sistem ini proses keuangan di PLN sangat mudah dimonitor dan dikontrol, canggih dan modern. Bahkan bisa disandingkan dengan perusahaan kelas dunia lainnya. Dengan sistem ini, Unit PLN lebih fokus kepada pelayanan pelanggan dan tidak direpotkan dengan pengelolaan penerimaan uang. Dengan sistem ini pelanggan PLN juga sangat dimudahkan karena tidak lagi terikat pada satu tempat pembayaran namun bisa melakukan pembayaran dimanapun di jaringan bank yang bekerja sama dengan dengan PLN dan mitra bank.

Ke depan, PLN berkomitmen untuk terus menjaga agar tetap berada di posisi 500 besar perusahaan dunia melalui upaya perbaikan di berbagai sisi operasional dengan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

Kontak:
Bambang Dwiyanto
Manajer Senior Komunikasi Korporat
Tlp. 021 7261122
Email. bambang.dwiyanto@pln.co.id