PLN Tandatangani PPA Pembangkit EBT Sebesar 622 Mega Watt di Ajang EBT Conex

(Jakarta, 19 Agustus 2015). PT PLN (Persero) di ajang Energi Baru dan Terbarukan Conference Expo (EBT Conex) di Jakarta Convention Center pada hari ini, Rabu (19/8) menyepakati komitmen pembelian tenaga listrik dari pembangkit jenis Energi Baru dan Terbarukan/EBT dengan sejumlah Independent Power Producer/IPP. Kapasitas total yang disepakati mencapai sebesar 622 Mega Watt (MW). Hal ini menunjukkan kesungguhan PT PLN (Persero) dalam mendukung kebijakan pemerintah dalam pengembangan energi baru dan terbarukan.

  1. Berikut ini adalah pembangkit EBT yang disepakati pembelian tenaga listriknya,
    Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru kapasitas 510 MW di Sumatera Utara yang dikembangkan oleh PT North Sumatera Hydro Energy,
  2.  PLTA Hasang kapasitas 3 X 13 MW di Sumatera Utara yang dikembangkan oleh PT Binsar Natorang Energy,
  3. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap kapasitas 70 MW di Sulawesi Selatan yang dikembangkan oleh PT UPC,
  4. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Gorontalo kapasitas 2 MWp yang dikembangkan oleh PT Brantas Adya Surya Energi,
  5. PLTS Sumba Timur kapasitas 1 Mega Watt peak (MWp) di Nusa Tenggara Timur yang dikembangkan oleh PT Buana Energi Surya.

Total biaya investasi untuk kelima proyek tersebut diatas akan mencapai sebesar US$ 1,71 Miliyar.
Dengan adanya kesepakatan pada hari ini, maka komitmen tambahan pasokan listrik melalui pembangkit EBT yang sudah tertuang dalam PPA adalah sebesar 5.014 MW. Dengan demikian diharapkan target penambahan pembangkit EBT tahun 2019 sebesar 4.116 MW akan dapat dilampaui.

Indonesia mulai kembangkan pembangkit listrik energi laut skala Komersil

Pada kesempatan ini, Direksi PT PLN (Persero) dan pengembang independen untuk energi terbarukan dan kelautan dari Inggris, PT. SBS International limited melakukan penandatanganan memory of understanding (MoU) untuk Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut kapasitas 12 MW di Nusa Tenggara Barat (selat Alas dan selat Lombok) dan di selat Badung, Bali yang merupakan pengembangan pembangkit listrik energi laut skala komersial pertama di Indonesia.

Pembangkit dari arus laut tersebut rencananya akan dikembangkan dan dimulai dengan total kapasitas 12 MW. Selanjutnya inisiatif ini akan dikembangkan hingga 140 MW berdasarkan potensi yang ada dengan biaya US$350 juta. Teknologi pembangkit listrik tenaga arus laut yang sangat andal dan terbarukan ini tidak hanya membantu mengurangi biaya bahan bakar fosil untuk Indonesia, namun juga akan meningkatkan keamanan energi Indonesia. Kolaborasi antara PLN dan SBS akan mengakselerasi Indonesia ke masa depan dan akan menghemat waktu dan biaya untuk riset dan pengembangan pembangkit listrik arus laut secara komersial.

 

Kontak:

Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan PT PLN (Persero)
Syah Darwin Siregar – syah.darwin@pln.co.id

Sekretaris Perusahaan PT PLN (Persero)
Adi Supriono – adi.supriono@pln.co.id