Pembangunan Tower Transmisi Sumsel-Lampung Terhambat Karena Pembebasan Lahan

Jakarta, 4 maret 2016 – PT PLN (Persero) hingga saat ini terus berupaya untuk mengatasi defisit listrik yang terjadi di Provinsi Lampung. Sejak tahun 2007 PLN telah berupaya untuk membangun sistem interkoneksi kelistrikan antara Sumatera Selatan dengan Provinsi Lampung. Namun hingga kontrak pembangunan di perbaharui yakni pada 2012, PLN masih mengalami kesulitan untuk melakukan penyelesaian pembangunan tower transmisi. Hal ini disebabkan karena belum adanya kerelaan pemilik lahan untuk membebaskan lahannya demi pembangunan tower transmisi penghubung aliran listrik dari Sumsel ke Lampung sepanjang 58,9 kilometer sirkit (kms).

Seperti diketahui sejatinya PLN berencana untuk menghubungkan sistem kelistrikan antara Sumsel dengan Lampung melalui jaringan Transmisi 150 kilo Volt ( kV) Seputih Banyak – Menggala yang dibangun di Provinsi Lampung. Sesuai perhitungan awal, pembangunan sistem interkoneksi Sumsel-Lampung itu memerlukan 179 tower yang harus terhubung dari Menggala ke Seputih Banyak. Sampai saat ini PLN baru berhasil mendirikan 90 tower, dan pengerjaan pembangunan tower ini terpaksa berhenti untuk sementara karena PLN belum berhasil membebaskan tanah yang dimiliki oleh beberapa perusahaan perkebunan

Sebelumnya PLN telah melakukan upaya negosiasi dan rapat koordinasi dengan semua pihak terkait untuk pembebasan lahan tersebut, namun hingga kini pemilik perusahaan perkebunan tersebut masih belum bersedia untuk membebaskan lahannya. Sedianya lahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut akan dilewati sebanyak 87 tower tranmisi. Bahkan survey bersama telah dilakukan antara PLN, perusahaan dan Instansi terkait untuk menentukan titik tower dengan perkiraan jalur berada di batas lahan perusahaan tersebut . Namun sampai saat ini masih belum menemukan titik terang untuk masalah tersebut.

“ Terus terang penyelesaian transmisi ini sangat tergantung dengan pembebasan lahan yang melintas di dua perusahaan tersebut, kami sudah setengah jalan dalam penyelesaian tower transmisi untuk system kelistrikan Sumsel-Lampung. Jika nantinya semua tower transmisi bisa berdiri dan tersambung, pemadaman di lampung akan minim bahkan tidak terjadi lagi” ungkap Manajer Senior Agung Murdifi di Kantor PLN Pusat.

Saat ini system kelistrikan di Sumsel mengalami surplus atau kelebihan pasokan, pasokan listrik yang tersedia untuk wilayah Sumsel mencapai 1150 MW sementara beban puncak Sumsel hanya 714 MW artinya ada kelebihan daya sebesar 436 MW, nah kelebihan pasokan inilah yang kami harap bisa segera tersalurkan jika system interkoneksi Sumsel-Lampung bisa selesai. Hal ini untuk menutup defisit daya yang terjadi di Lampung yang mencapai 130 MW .

“Penyelesaian tower transmisi ini sangat urgen, untuk memenuhi pasokan listrik di Lampung agar tidak lagi mengalami defisit, kami sangat berharap adanya bantuan pihak terkait melalui perpres no 4 tahun 2016 tentang Percepakan Infrastruktur Kelistrikan (PIK) untuk dapat menyelesaikan masalah pembebasan lahan ini. Kami juga berharap adanya kerjasama dari pihak perusahaan untuk merelakan lahan mereka, hal ini demi terangnya Provinsi Lampung. Tutup Agung Murdifi.

Kontak :
Agung Murdifi
Manajer Senior Public Relations
Tlp. 021 7251234
Facs. 021 7227059
Email. agung.murdifi@pln.co.id